Apakah kamu member?

#15YEARSCHALLENGE MARDIANTO

Kalian mungkin sekali pernah melihat #10YearsChallenge, saat teman atau kenalan mengunggah 2 foto mereka yang diambil dalam rentang 10 tahun. Tantangan ini menunjukkan seberapa banyak penampilan mereka berubah (atau belum). Terinspirasi dengan ini, kami membuat tantangan #15YearsChallenge bagi Mardianto, orangutan jantan yang kini telah hidup bebas di hutan. 

Mardianto diselamatkan oleh tim wildlife rescue BKSDA Kalimantan Tengah di tahun 2005. Ia menjalani rehabilitasi dan menyelesaikan tahap Sekolah Hutan di tahun 2012. Mardianto lantas ditempatkan di pulau pra-pelepasliaran Bangamat, tempat ia dikenali berkat dahi yang datar dan lebar, rambut pendek coklat kehitaman, dan kulit wajah hitam.

Setelah 10 tahun menjalani proses rehabilitasi, Mardianto dilepasliarkan pada tahun 2015 di Karangan Hara, Hutan Lindung Bukit Batikap, Kalimantan Tengah. Di sana, tim PRM kami cukup sering menemukan Mardiyanto, sehingga kami memiliki data yang cukup mengenai proses adaptasinya terhadap lingkungan baru.


Mardianto suka menjelajah hutan dan bertemu orangutan lain, terutama betina. Dalam beberapa kesempatan yang berbeda di tahun 2016, ia terlihat bersama Compost, Suta, Zakia, dan Manggo. Di tahun 2017 ia terlihat bersama Manisha, Lesta, Olivia, Zakia, dan Compost. Di tahun 2018 ia terlihat bersama Manisha, Mango, Gina, Compost, Nobri, dan Zakia. Mardianto suka menghabiskan waktu bersama satu betina dewasa, yang ia ikuti atau temani atau makan bersama di satu pohon. Mardianto tidak terlampau terganggu dengan kehadiran tim PRM.

Baca Juga: Orangutan Tertangkap Kamera di Batikap!

Tahun ini Mardianto menginjak usia 18 tahun dan sudah mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Bukan lagi orangutan jantan remaja, ia bertransformasi menjadi jantan dewasa yang gagah dengan wajah lebar berkat cheekpad yang tumbuh.

Saat diobservasi, tim pengamat melihat Mardianto sempat mencoba long call, namun tampaknya ia belum terbiasa dan masih terdengar agak canggung. Dia memang belum bisa memanggil dengan keras, namun ia pasti terus mencoba! 

Karena telah bertahun-tahun hidup di hutan, tentu sinyal transmitter Mardianto sudah tidak aktif lagi, karena baterainya diperkirakan telah mati sejak 2018 lalu. Namun di beberapa kesempatan, kami masih menemukan Mardianto saat ia mencari pakan di tepi sungai sambal mencari teman betina. 

Perubahan pada Mardianto benar-benar menarik, bukan? 




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup