Apakah kamu member?

PERTEMUAN DUA INDUK DI BATIKAP (2)

Tim PRM di Huan Lindung Bukit Batikap, Kalimantan Tengah, memantau dua pasang induk dan anak-anaknya: Jambi-Jamartin, dan Sumeh- Gembira dan Sawung secara terpisah ketika secara tidak sengaja kedua kelompok justru saling bertemu. Interaksi antara keduanya cukup menarik dan merupakan hal yang jarang kami jumpai, seperti yang telah kami ceritakan sebelumnya.

Interaksi antara keduanya tidak berhenti sampai di situ.

Kehadiran Sumeh justru membuat Jambi lebih aktif, kami khawatir Sumeh menghabiskan sumber pakan yang tersedia di sekitar wilayah itu sebelum Jambi memulai mencarinya. Saya bersama Svenja dan Erin, seorang teknisi, melanjutkan pengamatan di kemudian hari. Kami menemukan sinyal Jambi masih berada di lokasi yang sama. Setibanya kami di tempat tersebut, kami terperanjat, karena ternyata tidak hanya Jambi dan Jamartin, namun Sumeh, Sawung dan Gembira juga masih berada di sana! Mereka bertiga bahkan bersantai di pohon yang sama, seakan konfrontasi sehari sebelumnya tidak pernah terjadi.

Kami sangat takjub melihat hal ini. Jambi tetap duduk tenang di sarangnya saat Jamartin keluar dan bergerak perlahan mendkati Sumeh dan mulai berinteraksi dengannya dan Sawung. Sumeh mencari makan, sementara Sawung memanjat naik dan mencari makan secara terpisah. Mereka makan buah mentah lokal yang kami sebut lunuk, buah yang mungkin bagi kita manusia terasa asam dan tidak enak, namun lezat bagi orangutan.

Tak lama sesudahnya, Jamartin mengikuti Sawung, dan mereka mulai bermain bersama! Momen yang langka dan sangat menarik berlanjut karena Jambi dan Sumeh sama-sama tidak menunjukkan penolakan. Sawung lantas ikut memetik lunuk. Tampak jelas bahwa kendati Sawung lebih muda daripada Jamartin, ia lebih pandai mencari pakan. Mungkin hal ini disebabkan Sumeh lebih banyak bergerak dan mengajarkan hal kepada Sawung ketimbang Jambi yang pemalas. Jamartin lantas mengikuti jejak yang lain dan makan buah yang sama.

Sesaat kemudian, Sawung tiba-tiba menangis. Kami tak begitu paham alasannya. Sumeh segera mendekati Sawung dan memeluknya. Jambi melakukan hal yang sama, memeluk Jamartin.

Namun yang terjadi berikutnya lebih menarik: Jambi mulai ikut mengambil lunuk dan memakannya! Kini mereka semua makan buah yang sama, di pohon yang sama, saling berbagi dengan damai. Gembira berada di dekat situ, dan terpengaruh dengan kedekatan Jambi. Jamartin lantas kembali berinteraksi dengan Sumeh dan Sawung, dan belakangan juga dengan Gembira. Hari itu, kami semua merasa sangat bahagia melihat perkembangan Jambi.


Pertemuan Dua Induk di Batikap (2) (Kredit foto: BOSF 2012)

Pertemuan Dua Induk di Batikap (2) (Kredit foto: Fikri)

Pertemuan Dua Induk di Batikap (2) (Kredit foto: Sumarno Ardianto)

Pertemuan Dua Induk di Batikap (2) (Kredit foto: Fikri)

Saya menemukan bahwa Jambi kemungkinan besar tidak menderita sakit apapun, alih-alih ia sekadar tidak memiliki keberanian mencari pakan baru, pakan orangutan yang tidak ia jumpai sebelumnya. Kemungkinan besar ia pernah mencicipi satu jenis buah yang rasanya tidak enak atau membuatnya sakit perut. Dengan keberadaan Sumeh dan anak-anaknya, Jambi jadi lebih berani mencoba. Atau mungkin saja Jamartin “memberitahu” Jambi bahwa buah ini lezat. Pengalaman yang sangat langka dan menarik! Kami percaya bahwa orangutan dapat berkomunikasi dengan cara yang tak dapat kita dengar dan pahami. Hal ini terbukti dari damai dan kehangatan yang kami rasakan saat itu. Kami bayangkan bahwa dengan caranya, Sumeh telah membantu Jambi bertahan hidup di hutan, sesuai kehendak alam.

Empat hari kemudian, saya bersama tim kembali mengamati Jambi dan Jamartin. Jambi kini telah berpindah ke pohon lain sejak terakhir kami jumpai. Ia bergerak dengan lebih aktif, berpindah pohon, bahkan mencari pakan sendiri. Jamartin juga tampak sehat, bermain dan mencari pakan. Kami tidak menemukan sinyal dari Sumeh maupun Gembira. Kami yakin mereka telah pergi jauh dari Jambi dan Jamartin, meninggalkan keyakinan untuk mencari pakan dan melanjutkan hidup.

Butuh keberanian bagi seorang manusia untuk masuk ke hutan dan hal sama berlaku bagi orangutan yang baru tiba di tempat baru, seperti hutan terpencil di Bukit Batikap. Selama ini mereka mengasah keterampilan sembari mendapatkan perlindungan di Nyaru Menteng sebelum dilepasliarkan, namun bagaimanapun juga alam menyediakan lingkungan yang jauh lebih beragam daripada yang dapat kami hadirkan. Perkembangan situasi yang bisa muncul di hutan sangat beragam dan tak bisa diduga. Orangutan bisa saja belajar banyak selama tinggal di pulau prapelepasliaran, namun situasi di Bukit Batikap berbeda dan jauh lebih menantang. Namun hal ini tidak lantas memupuskan harapan kami akan para orangutan ini. Lihat saja apa yang terjadi dengan Jambi dan Jamartin, saat mereka menerima bantuan tak terduga dari Sumeh, Sawung dan Gembira. Hal ini menunjukkan bahwa alam akan selalu menyediakan sumber pakan yang lebih dari cukup, selama kita berusaha keras. Tanpa intervensi manusia, orangutan ternyata dapat bertahan hidup dengan caranya sendiri, berbeda dengan yang kita sebelumnya bayangkan. Semoga mereka berhasil menjadi orangutan liar seperti yang kita harapkan.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup