KEHIDUPAN BARU DI HUTAN BATIKAP
Tim PRM kami di Hutan Lindung Bukit Batikap kembali mengamati salah satu orangutan yang sering mengunjungi Pondok Monitoring Totat Jalu, yaitu Inung dan anaknya.
Setelah terjadi kebakaran lahan yang memusnahkan sekitar 30 hektar hutan hasil penanaman kembali di Pusat Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari milik BOS Foundation awal bulan September yang lalu, kejadian yang sama kembali terulang di Samboja lestari pada tanggal 23 September 2015.
Kebakaran diperkirakan muncul pada tengah hari, dan menyebar dengan cepat karena angin yang kencang dan menghanguskan sekitar 100 hektar lahan di Samboja Lestari. Tim di Samboja Lestari berhasil memadamkan api sekitar pukul 1 dini hari. Namun api kembali muncul keesokan harinya sekitar pukul 10 pagi. Api menyebar dan menghanguskan lahan di sekitar kompleks kandang orangutan yang baru saja dibangun, tapi untungnya kompleks ini belum dihuni, dan karena hembusan angin, api bergerak ke arah helipad dan arboretum. Arboretum adalah lahan seluas 159 hektar tempat kami menanam lebih dari 750 spesies pohon langka demi kepentingan pelestarian dan riset. Kami kehilangan sebagian areal yang penting dari arboretum karena kebakaran ini.
Sejumlah 70 personil dari Detasemen Kavaleri Kodam VI Mulawarman dan Koramil Samboja yang bermarkas di dekat Samboja Lestari datang membantu. Namun api sulit dipadamkan karena sebagian areal sangat kering setelah berbulan-bulan kekeringan dan banyaknya tanaman pakis liar yang tumbuh di hampir seluruh wilayah Samboja Lestari. Persis seperti lahan gambut, sekali terbakar, pakis kering sangat mudah memicu api tersulut kembali. Kami amat sangat membutuhkan keberadaan pemadam kebakaran profesional dan peralatan yang memadai untuk memadamkan api di tahap ini.
Seruan permintaan tolong dari kami akhirnya mendapat jawaban dari tim pemadam kebakaran TOTAL. Mereka meluncurkan dua tim pemadam kebakaran dari 2 markas, yaitu Senipah dan Balikpapan. Kami beruntung karena setelah itu secara beruntun datang sejumlah tim untuk membantu, Pemadam Kebakaran Samboja yang berada di bawah koordinasi BPBD (Badan Penanganan Bencana Daerah) dan Manggala Agni Kabupaten Panajam Paser Utara, sebuah unit pemadam kebakaran khusus lahan hutan yang dibentuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pada tanggal 29 September 2015, api kembali membara di sekitar helipad dan dengan cepat bergerak ke arah kantor karena angin yang kencang. Beruntung tim dari Manggala Agni masih ada di lokasi, dan bersama-sama dengan tim pemadam kebakaran dari Yayasan BOS berjuang memadamkan api yang makin meluas. Bantuan pun segera berdatangan, seperti: Pertamina wilayah Sanga-sanga, pemadam kebakaran dari BPBD Kutai Kartanegara, Koramil, dan Denkav Kodam VI Mulawarman. Pada pukul 2 pagi, tim pemadam kebakaran dari Tenggarong pun bergabung dengan tim di Samboja Lestari. Tanpa dukungan dari semua pihak ini, kami akan kehilangan area hutan yang jauh lebih besar.
Perlengkapan berupa masker dan kaca mata yang kami beli menggunakan bantuan dari BOS Australia segera habis terpakai dalam waktu dua jam, mengingat banyaknya tenaga di lapangan, baik pria maupun wanita, yang harus berjibaku melawan asap. Kami tidak memiliki peralatan yang cukup untuk digunakan.
Beberapa titik api masih juga muncul di tanggal 1 Oktober 2015, namun tim kami selalu bersiaga dan melakukan patroli keliling lokasi, sejauh ini berhasil memadamkannya. Akhirnya, keesokan harinya, tanggal 2 Oktober 2015, kami telah berhasil mengamankan daerah-daerah lain dari kemungkinan kebakaran, dan api telah sepenuhnya dijinakkan. Namun begitu, kami tetap melakukan patroli secara berkala sejak pagi hari, untuk mengantisipasi munculnya titik api baru.
Selama peristiwa kebakaran terjadi, kami sama sekali belum mengevakuasi atau mengungsikan orangutan rehabilitan kami. Kami sangat beruntung karena kebakaran ini tidak mencapai area di mana para orangutan dirawat, dan kegiatan di Sekolah Hutan masih dilakukan seperti biasa.
Para peneliti memprediksi bahwa tahun ini kebakaran hutan yang terjadi akan lebih serius daripada kebakaran di tahun 1997. BOS Foundation sudah membuat perencanaan terkait hal ini dan dalam proses membeli semua peralatan yang sangat dibutuhkan. Kami sangat membutuhkan peralatan standar tambahan untuk melengkapi apa yang telah tersedia saat ini seperti garu, kapak, kepyok, masker, kacamata pelindung, sepatu bot, pakaian pelindung, tandon air dan selang. Pencegahan, deteksi dini, dan pemadaman titik api baru sangat penting dilakukan saat ini dan bantuan dari seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan melindungi tim kami beserta para orangutan rehabilitan di Samboja Lestari.
Kebakaran terjadi di semua program BOS Foundation, Samboja Lestari, Nyaru Menteng, dan Mawas, dan kami mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan bagi upaya pemadaman kebakaran dengan memberikan donasi untuk pembelian peralatan termasuk BOS Australia, BOS Swiss, BOS Jerman, Save the Orangutan, Orangutan Protection Foundation, OuTrop, The Great Projects, dan International Primate Protection League (IPPL). Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Koramil di Samboja, Detasemen Kavaleri Kodam VI Mulawarman, TOTAL E&P Indonesie, Manggala Agni Kabupaten Panajam Paser Utara, BPBD Kutai Kartanegara, Pemadam Kebakaran Kutai Kartanegara, dan PERTAMINA Sanga-Sanga. Setidaknya dalam waktu satu atau dua bulan tanpa hujan, kami siap untuk menghadapi kebakaran dan tetap waspada.