HARI BUMI SEDUNIA 2024: PLANET VS PLASTIK
Setiap tahun pada tanggal 22 April, kita merayakan Hari Bumi Sedunia untuk menghormati planet yang menjadi rumah bagi kita semua.
Kala para anggota tim PRM setiap pagi berangkat berpatroli untuk melacak keberadaan orangutan di Hutan Kehje Sewen, tak ada yang bisa menebak dengan pasti orangutan mana yang akan mereka temukan hari itu. Pada tanggal 3 Oktober, persis setelah meninggalkan kamp, tim PRM di Kamp Lesik mendengar bunyi yang sangat mereka kenal, dahan patah dan gemerisik daun di kejauhan. Namun mengingat Kehje Sewen dipenuhi berbagai satwa yang hidup di pepohonan, mereka baru bisa memastikan bahwa itu adalah orangutan setelah melihat pucuk pohon berayun.
Tim PRM kami segera mengikuti pergerakan orangutan itu melalui pepohonan dan mendaki bukit kecil. Saat mendaki, mereka melihat Sayang, putri pertama Yayang sekaligus kakak si mungil Louise. Sebelumnya, mereka bertiga kerap terlihat mengembara, makan, bahkan tidur bersama di hutan. Namun kali ini Sayang bergerak sendirian. Ia tampaknya semakin matang dan mulai menjalani harinya sendirian sebagai betina dewasa, namun kami masih berharap ia berharap sesekali menghabiskan waktu bersama induk dan adiknya, sebuah perilaku normal orangutan betina dalam sebuah populasi liar.
Tim kami, dengan tetap menjaga jarak, melakukan pengumpulan data selama dua jam terhadapnya dan dari sinilah kami memahami seberapa jauh para orangutan berkembang di habitat aslinya. Sayang sangat mandiri dan secara konsisten menampilkan ketidaksenangannya melihat tim kami dengan menggoyang-goyangkan ranting dan mengeluarkan kiss squeak.
Perilaku ini merupakan tanda positif dan menunjukkan bahwa Sayang lebih menyukai bertemu dengan orangutan lain ketimbang manusia, satu hal yang sangat diharapkan oleh tim PRM kami bagi semua orangutan yang dilepasliarkan di hutan. Kami akan terus memantau perkembangan Sayang dan berharap ia terus menjadi sosok betina mandiri di hutan Kehje Sewen.