Apakah kamu member?

TIGA RESCUE, TIGA KESEMPATAN UNTUK BEBAS

Beberapa bulan yang lalu Yayasan BOS menerima tiga individu bayi orangutan yatim piatu, dua di antaranya jantan dan satu betina pada bulan yang sama. Setelah melewati masa karantina selama tiga bulan setelah kedatangan, ketiga individu orangutan ini bergabung di sekolah hutan dengan teman-temannya yang lain. Segi bergabung dengan grup kecil, sedangkan Rabia dan Sepanser bergabung dalam grup besar. 

Rabia, Si Aktif yang Pemberani 
Individu pertama bernama Rabia berusia dua setengah tahun yang merupakan serahan warga Batapah, Kabupaten Kapuas. Sebelum diserahkan, orangutan jantan ini sempat dipelihara selama dua tahun dan ditempatkan dalam kandang kecil. Karena perlakuan tersebut, ia sedikit kesulitan saat berjalan dan menggerakan tubuhnya. Hanya beberapa langkah berjalan dia langsung terjatuh. Saat dipelihara, Rabia diberi makan nasi, susu kental manis coklat, dan makanan manusia lainnya yang tidak sesuai dengan makanan orangutan. Pada awal kedatangannya, Rabia nampak sangat ramah dan sudah sangat terbiasa dengan manusia. Berdasarkan tempat tinggal yang sebelumnya, kondisi Rabia termasuk sangat sehat. Rambutnya terlihat bersih dan lebat. 

Pada awalnya Rabia sedikit kesulitan dalam bersosialisasi dengan yang lain. Namun, kini Rabia adalah orangutan yang sangat ramah dengan yang lain. Ia mampu memanjat pohon dan menjelajah dengan sangat aktif. Sesekali ia mencoba dedaunan muda sebagai makanan tambahannya. Rabia tumbuh menjadi orangutan yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Terkadang, ia menjadi usil dengan mencuri buah pisang, buah kesukaannya dari ibu asuh. Saat ini Rabia sudah mampu memanjat pohon dengan baik, ia mencoba menjelajah area sekitar walaupun belum terlalu jauh.


RABIA

SEGI

SEPANSER

Segi, Si Kecil yang Mandiri
Individu kedua bernama Segi, orangutan betina berusia satu setengah tahun yang diserahkan oleh warga Kabupaten Barito Utara pada BKSDA Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Kondisinya saat tiba di Nyaru Menteng cukup sehat dengan berat 2,3 kg. Hanya terdapat luka lecet kecil di kepala, punggung, dan tangan kiri. Segi ditemukan tanpa induk oleh warga yang sedang dalam perjalanan menuju kebunnya dekat Desa Lemo II. Sebelum sampai di Nyaru Menteng, ia dititipkan selama beberapa bulan di Yayasan Kalaweit.

Selama di sekolah hutan, Segi mengasah kemampuannya memanjat pohon dan menjelajah sepanjang waktu. Ia adalah orangutan betina muda yang sangat mandiri, meski sesekali tetap bersikap manja dengan ibu asuh. Terkadang, Segi lebih senang menyendiri. Meski begitu, sesekali ia terlihat bermain dengan orangutan lainnya, seperti Kinan, Avo, dan Kalanaman. Dalam grup kecil, Segi merupakan yang terpandai di kelasnya. Hal ini terlihat dari kemampuan menjelajah dan memanjatnya yang ahli.

Sepanser, Si Gempal
Individu ketiga bernama Sepanser, orangutan berusia dua tahun yang ditemukan di hutan belakang rumah salah satu warga Pujon. Orangutan jantan ini sempat dipelihara selama dua bulan dan diberi makan berupa susu kental manis, bubur bayi instan, dan pisang. Saat pertama kali datang, ia memiliki berat badan 6,8 kg dengan tubuh yang gempal dan berambut panjang. 

Di saat teman-teman di kelasnya minum susu kedelai, Sepanser diberikan susu formula dikarenakan ia tidak terbiasa dengan susu kedelai. Meski begitu, ibu asuh tetap berusaha membuat Sepanser terbiasa meminum susu kedelai. Orangutan jantan ini sedang belajar untuk lebih mandiri dan mulai menjelajah area sekitar di Sekolah Hutan. Sesekali, ia bermain bersama Alex dan Jeni. Sepanser bukanlah orangutan yang dominan sehingga buah yang ada di tangannya sering kali direbut oleh yang lain. Ibu asuh tidak melakukan banyak agar sepanser belajar mempertahankan dirinya di masa depan untuk hidup di alam liar. 

Kami percaya ketiga individu orangutan ini akan mampu melewati setiap proses rehabilitasi di Nyaru Menteng dengan baik hingga akhirnya mereka bisa menghadapi tantangan bertahan hidup di habitat alaminya di hutan dan mengambil pelajaran berharga selama di Nyaru Menteng. Tugas kita adalah memastikan serta menjaga populasi dan habitat mereka agar ke depannya keberadaan mereka di hutan bukan sekadar cerita tetapi mereka benar-benar ada dan hidup dengan baik di alam liar.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup