HARI BUMI 2025: KEKUATAN KITA, PLANET KITA
Setiap tanggal 22 April, kita memperingati Hari Bumi sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata dalam menjaga lingkungan.
Senin pertama setiap bulan Oktober biasa didedikasikan untuk memperingati World Habitat Day atau Hari Habitat Sedunia, yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 5. Peringatan ini adalah untuk untuk merefleksikan keadaan kota-kota besar dan kecil dan sejauh mana kita membangun tempat tinggal, dan apa dampaknya bagi alam. Hari ini selayaknya mengingatkan kita akan kekuasaan dan tanggunga jawab manusia dalam menentukan masa depan kehidupan di Bumi.
Kita harus memandang lebih dari sekadar pemukiman bagi manusia, mengingat Bumi adalah habitat besar bagi seluruh makhluk hidup, ada jutaan jenis makhluk yang hidup di berbagai habitat yang tak terhitung jumlahnya di seantero planet. Mengingat seluruh kehidupan di bumi ini saling terhubung, maka kita perlu menyadari bahwa ekosistem kita di kota menentukan kualitas ekosistem lingkungan di sekitar, bahkan yang letaknya jauh sekalipun.
Bagaimana sebaiknya kita mengelola hidup dan habitat kita, agar dapat memberi dampak positif bagi kehidupan lain? Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, limbah. Limbah perkotaan memenuhi dan menjadi polusi bagi habitat di sekitar, dan mengganggu ekosistem. Pengelolaan limbah yang terencana dan ramah lingkungan perlu dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat baik bagi satwa maupun manusia.
Bank Dunia mencatat bahwa setiap tahunnya, sekitar 2 triliun ton limbah produk rumah tangga dibuang, dengan perkiraan setiap orang menghasilkan 0,74 kg limbah setiap harinya. Di sejumlah kota maju, terdapat pabrik-pabrik pengolah sampah untuk dipergunakan kembali. Namun limbah rumah tangga yang belum atau sulit didaur ulang menimbulkan dampak yang merusak lingkungan kita.
Hal penting berikutnya adalah penggunaan energi. Sumber energi yang kita pergunakan sehari-hari membutuhkan sumber daya alam, dengan sekitar 80% konsumsi energi dunia saat ini menggunakan bahan bakar fosil, batu bara, dan gas. Ketiganya tidak bisa kita perbarui dan akan habis pada akhirnya. Pengurangan dan penghematan penggunaan listrik dan kendaraan, selain pemanfaatan sumber energi berkelanjutan, akan sangat mengurangi kerusakan alam yang timbul.
Hal penting ketiga adalah penggunaan produk ramah lingkungan, seperti misalnya sedotan logam atau tas belanja dari kain, yang kini semakin umum ditemukan. Dengan menggunakan produk-produk seperti ini, kita berpartisipasi mengurangi limbah, polusi, dan eksploitasi sumber daya alam, yang pada akhirnya melindungi kualitas habitat kita juga.
Mari kita bersama dukung upaya-upaya pelestarian alam global dengan mengambil keputusan dan tindakan yang ramah lingkungan dan mengurangi konsumsi berlebihan!
Selamat Hari Habitat Sedunia!