TEMON & LAHEI MENGGEBRAK ATURAN HUTAN
Masih ingat dengan kisah Temon dan Lahei yang sempat menghilang dari sekolah hutan?
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, dan Yayasan Borneo Orangutan Survival (Yayasan BOS) akan segera melakukan pelepasliaran orangutan ke-45 dari Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Berikut adalah kandidat orangutan yang akan dilepasliarkan:
Radmala adalah orangutan betina yang diselamatkan di Desa Pujon, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Ia tiba di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng pada tanggal 23 Desember 2016 saat usianya masih 2 tahun dengan berat badan 4,9 kilogram, tanpa induk.
Sejak pertama dievakuasi, Radmala masih menunjukkan perilaku liarnya. Biasanya, ia akan menunjukkan gestur terganggu pada kehadiran manusia. Kemudian Ia menjalani proses pembelajaran terakhir pada tahapan pra-pelepasliaran di Pulau Bangamat pada 10 September 2021. Selama menjalani proses rehabilitasi, Radmala dikenal sebagai orangutan yang pandai bergaul dan telah terampil mencari pakan alami.
Radmala kini berusia 11 tahun. Ia telah berhasil lulus dari masa rehabilitasi selama 9 tahun. Kini ia siap untuk menjelajahi rumah barunya di TNBBBR sebagai orangutan liar sejati.
Jumbo adalah orangutan jantan yang diselamatkan dari Desa Hanau, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Ia dibawa ke Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng pada 16 Februari 2013 saat usianya masih 6 bulan dengan berat badan 4,2 kilogram.
Selepas masa karantina, Jumbo terlebih dahulu mengikuti sekolah hutan dan berhasil lulus dengan baik. Jumbo kemudian melanjutkan pembelajarannya ke tahap pra-pelepasliaran di Pulau Kaja pada 7 April 2021. Jumbo dikenal sebagai orangutan yang mudah bergaul di pulau itu dan cenderung cuek dengan kehadiran manusia.
Setelah 11 tahun menjalani rehabilitasi, Jumbo yang kini berusia 12 tahun telah menguasai semua kemampuan dan keterampilan untuk menyintas di rumah barunya di TNBBBR.
Pirang adalah orangutan jantan yang diselamatkan di Desa Kereng Pangi, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Ia dibawa ke Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng pada tanggal 11 Desember 2008 saat usianya masih 1 tahun dengan berat badan 7 kg.
Selepas menjalani karantina, Pirang melewati sekolah hutan dan melewati semua tahapan dengan baik. Pada 30 Maret 2019, ia melanjutkan tahap akhir rehabilitasi di Pulau Palas dan dipindahkan ke Pulau Kaja di tahun berikutnya. Pirang adalah orangutan yang gemar menjelajah dan terampil mencari pakan alami.
Pirang kini berusia 18 tahun, setelah menjalani proses rehabilitasi selama 16 tahun. Kini, ia siap untuk berpetualang bersama teman-temannya di hutan rimba TNBBBR.
Rongda adalah orangutan betina hasil repatriasi dari negara Thailand bersama 47 orangutan lainnya. Ia tiba di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng pada tanggal 22 November 2006 saat masih berusia 5 tahun dengan berat badan 23 kg.
Melewati masa rehabilitasi yang panjang, Rongda mendapatkan kesempatan untuk menempati pulau pra-pelepasliaran di Pulau Bangamat pada 10 Januari 2020. Di Pulau itu, ia mampu beradaptasi dengan baik, dan perlahan ketergantungannya terhadap manusia sudah jauh berkurang. Ia juga sangat gemar menjelajah dan pandai membela diri saat diperlukan.
Rongda kini berusia 25 tahun, setelah menjalani proses rehabilitasi selama 19 tahun. Tak lama lagi, ia akan menjelajah bebas sebagai orangutan liar sejati di tempat tinggal barunya di TNBBBR.
Hanau adalah orangutan betina yang diselamatkan di Kabupaten Seruyan. Ia tiba di Program Rehabilitasi Nyaru Menteng pada tanggal 22 Desember 2008 setelah sebelumnya sempat dipelihara secara ilegal. Saat kami selamatkan ia berusia 1 tahun dengan berat badan 2 kg.
Hanau berhasil melewati masa karantina dan bergabung di sekolah hutan. Ia kemudian melanjutkan tahap pra-pelepasliaran di Pulau Kaja pada 5 Desember 2019. Selama di Pulau Hanau sempat beberapa kali melakukan percobaan menyebrangi pulau itu saat musim kemarau. Ia memang dikenal gemar menjelajah dan telah terampil mencari pakan alami.
Saat ini Hanau berusia 18 tahun. Setelah menjalani proses rehabilitasi selama 16 tahun berjalan, ia akan berpetualang bersama teman-temannya di TNBBR sebagai orangutan liar sejati.