Apakah kamu member?

TEMON & LAHEI MENGGEBRAK ATURAN HUTAN

Masih ingat dengan kisah Temon dan Lahei yang sempat menghilang dari sekolah hutan? Duo kecil ini kembali dengan kisah yang menakjubkan baru-baru ini. Berbeda dengan murid-murid sekolah hutan yang lain, mereka berdua justru lebih cepat menyelesaikan pembelajaran mereka di sekolah hutan dan berada di tahapan pra-pelepasliaran lebih cepat dari kebanyakan orangutan lainnya.

Si Kecil yang Terlalu Cepat Dewasa

Rata-rata, orangutan baru masuk tahap pra-pelepasliaran yang menjadi langkah akhir sebelum dilepasliarkan pada usia delapan hingga sepuluh tahun. Di usia itu, mereka dinilai sudah menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di habitat aslinya. Beberapa di antaranya terkadang membutuhkan waktu yang lebih lama dari rata-rata tersebut. 

Baca juga: TEMON DAN LAHEI MENGHILANG!

Namun, berbeda dengan Temon dan Lahei yang nampaknya tidak mau menunggu selama itu. Di usia mereka yang baru menginjak umur lima dan enam tahun, keduanya berhasil membuat tim ibu asuh dan animal welfare kami tercengang. Mereka membuktikan bahwa kesiapan dan kemandirian bukan soal usia, tetapi insting, keberanian, dan kecerdasan alami yang mereka miliki untuk hidup mandiri di hutan.

Temon dan Lahei adalah Rekan yang Setia

Temon, yang diselamatkan pada pertengahan 2022, langsung menunjukkan bahwa dirinya terlahir untuk hutan. Jari-jarinya yang mungil mencengkeram dahan dengan percaya diri, hidungnya peka terhadap aroma buah matang, dan telinganya selalu awas menangkap suara yang ada di sekitarnya. Bahkan saat masih di masa karantina, ia sudah bisa membangun sarang yang nyaman dan kokoh. Meski mandiri, ia tetap sesekali mencari pelukan hangat dari ibu asuhnya, sebelum kembali memanjat tinggi dan menghilang di rimbunan kanopi.

Baca juga: TEMON, PERJALANAN SEMBUH DARI TRAUMA

Beberapa bulan setelah kedatangan Temon, hadir pula Lahei dengan berat hanya 4,45 kg. Sejak awal, ia langsung akrab dengan Temon dan keduanya nyaris tak pernah terpisah. Di Kelompok Nursery, mereka tumbuh bersama, bermain bersama dan belajar bersama. Keduanya asyik melompat-lompat dari satu pohon ke pohon lainnya seperti dua percikan api kecil yang seakan tak pernah padam.


Sempat Hilang Selama Sepuluh Hari

Petualangan mereka yang tidak terpisahkan itu sempat membawa kejutan besar. Suatu hari, Temon dan Lahei menghilang. Selama sepuluh hari penuh, para ibu asuh dan teknisi kami mencarinya dengan hati berdebar. Semua khawatir akan keselamatan mereka. Mereka masih sangat muda, baru mengenal hutan, dan belum terbiasa menghadapi ancaman alam liar. Namun, ternyata anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Ketika akhirnya ditemukan, keduanya tampak sehat, tenang, dan sama sekali tidak terlihat kesulitan meskipun sedikit lusuh dan was-was. Selama sepuluh hari terakhir, keduanya telah mencicipi pelukan hutan terlebih dahulu.

Babak Baru di Pulau Kaja

Peristiwa menghilangnya kedua anak orangutan inilah yang akhirnya menjadi titik balik tahapan rehabilitasi mereka. Temon dan Lahei bukan hanya dianggap lebih cepat matang, tapi tim kami di lapangan juga akhirnya menulis ulang arti kata “siap”. Pada bulan Juli 2025 kemarin, keduanya resmi dipindahkan dari kompleks sekolah hutan ke tahap pra-pelepasliaran di Pulau Kaja. 

Baca juga: PERJALANAN MAMA JOSIE SEBAGAI IBU DI PULAU PRA-PELEPASLIARAN

Lahei dibawa tanpa bius, sementara Temon sempat dianestesi sebentar untuk pemasangan implan kontrasepsi tiga tahun. Begitu dilepaskan, keduanya langsung memanjat tinggi, menyatu dengan kanopi. Mereka bahkan sempat terlihat berbagi buah dengan Fanny, penghuni pulau lain, sebelum menghilang lagi di rimbunan pohon.

Menjelang akhir Juli, Temon dan Lahei mulai berpisah secara alami dan menempati area berbeda di pulau. Namun, keduanya sama-sama beradaptasi dengan baik. Mereka membangun sarang sendiri, mencari makan, dan menjelajahi lingkungan baru mereka dengan penuh rasa ingin tahu.

Lebih dari Sekadar Keterampilan

Insting tajam, ikatan yang kuat, serta keberanian yang luar biasa telah mereka tunjukkan. Saat melangkah lebih jauh ke tahap pra-pelepasliaran, Temon dan Lahei membawa lebih dari sekadar keterampilan bertahan hidup. Keduanya merepresentasikan kebebasan dan insting alami orangutan. Mereka mengingatkan kita semua bahwa kesiapan tidak diukur dari usia, melainkan dari kemampuan alami dan kemauan yang besar untuk hidup bebas.

Berkat dukungan Anda, orangutan muda seperti Temon dan Lahei kini memiliki kesempatan emas untuk merebut kembali masa depan liar mereka. Setiap langkah yang mereka ambil di hutan adalah bukti nyata dari kepedulian Anda.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup