HARI BUMI 2025: KEKUATAN KITA, PLANET KITA
Setiap tanggal 22 April, kita memperingati Hari Bumi sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata dalam menjaga lingkungan.
Selama hampir dua bulan, tim kami tanpa lelah berjuang untuk memadamkan api di dua pusat rehabilitasi BOS Foundation, baik itu di Samboja Lestari, Kalimantan Timur dan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah. Kedua pusat rehabilitasi ini berada di sekitar pemukiman manusia, dan kebakaran yang disebabkan oleh manusia menyebar ke Pusat Rehabilitasi kami.
Kami sekarang menghadapi tantangan serius lain dengan kebakaran yang terjadi di Program Konservasi Mawas di Kalimantan Tengah. Luasan areal yang terbakar sudah mencapai 15.442 ha di Blok A (12.009 ha) dan blok E (3.433 ha).
Program Konservasi Mawas adalah program BOS Foundation yang melindungi 309.861 hektar hutan yang dihuni oleh sekitar 3.000 orangutan liar beserta keanekaragaman hayati endemik lainnya. Ini adalah salah satu hutan yang tersisa untuk Orangutan Kalimantan liar di Indonesia.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan ini. Tantangan yang dihadapi juga sangat luar biasa pada kondisi dan situasi seperti saat ini, karena minimnya sarana dan prasarana serta akses ke lokasi kebakaran yang sangat susah. Disayangkan lambannya dukungan dari pihak terkait berdampak pada luasnya lokasi kebakaran.
Akhirnya melalui koordinasi dengan Posko Penanggulangan Kebakaran di tingkat provinsi, tim kami di lapangan mendapat bantuan untuk memadamkan api yang menyebar baik di Kabupaten Kapuas dan di Kabupaten Barito Selatan.
Sebagai bagian dari Program Konservasi Mawas, Stasiun Riset Tuanan dibangun oleh BOS Foundation berfokus untuk melakukan penelitian pada perilaku orangutan liar serta dampak dari degradasi habitat terhadap orangutan pada khususnya dan terhadap keanekaragaman hayati pada umumnya.
Kebakaran hutan pun terjadi di wilayah sekitar Stasiun Riset Tuanan, yang jaraknya sekitar 500 meter dari Tuanan.
Selain berjibaku mencegah dan menanggulangi kebakaran, Tim Mawas juga harus menghadapi banyaknya pembalakan liar yang besar kemungkinan juga menjadi sumber terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Kejadian ini sudah terjadi berulang kali dan sudah dilaporkan kepada pihak-pihak terkait, tetapi hingga saat ini belum ada tanggapan.
Tim kami di lapangan bekerja bahu-membahu untuk memastikan keselamatan dan keamanan orangutan serta habitatnya bersama para mitra kami, Universitas Nasional Jakarta, Zurich University, dan Rutgers. Melihat kondisi cuaca dengan kemarau yang berkepanjangan, jelas bahwa kami akan terus berjuang melawan api sampai hujan tiba.
Terima kasih atas bantuan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Kapuas, Tim Pemadam Kebakaran Manggala Agni Kapuas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Tengah, serta masyarakat Desa Tumbang Mangkutub dan masyarakat Desa Tuanan.