Pusat Rehabilitasi Orangutan dan Rehabilitasi Lahan Yayasan BOS di Samboja Lestari, Kalimantan Timur, kini memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan cara yang lebih ramah lingkungan dengan adanya fasilitas pembangkit listrik tenaga surya baru. Fasilitas ini dibangun dengan bantuan penggalangan dana oleh sebagian organisasi mitra internasional kami.
Setelah bertahun-tahun mengandalkan pengadaan listrik yang dihasilkan dari generator berbahan bakar fosil, BOS Foundation akhirnya kini mampu menyediakan listrik dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dua dari enam organisasi mitra internasional Yayasan BOS, yaitu BOS Swiss dan BOS Australia, berkenan mendanai pembangunan sebuah pembangkit listrik tenaga surya yang mampu menghasilkan sampai 272 kVa. Pasokan listrik sebesar ini dianggap memadai untuk memenuhi kebutuhan listrik sejumlah fasilitas penting, seperti klinik, kompleks orangutan, dan Samboja Lodge di malam hari.
Philippe Strub, Deputy Ambassador Switzerland untuk RI mengatakan, “Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi yang besar, dan secara geografis sesuai untuk pemanfaatan energi terbarukan. Swiss memiliki komitmen untuk mengembangkan proyek 'Pengembangan Keterampilan Energi Terbarukan (RESD)' melalui desain, perencanaan, pemasangan, pengoperasian, dan pemeliharaan pembangkit listrik energi terbarukan yang kompeten, dengan staf berkualifikasi yang relevan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Negara kami menantikan beroperasinya IKN Nusantara yang direncanakan untuk menjadi kota yang ramah lingkungan. Proyek pembangkit listrik tenaga surya di Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF ini kami nilai ideal untuk beralih dari penggunaan bahan bakar fosil menuju pemanfaatan energi bersih di masa depan.”
Fasilitas pembangkit listrik tenaga surya yang kami namakan Tony Gilding Solar Plaza ini mulai dibangun sejak 5 Februari 2021. Sebelumnya, kebutuhan listrik di Samboja Lestari dipenuhi melalui penggunaan generator yang ditenagai bahan bakar minyak. Selain hal ini mengakibatkan besarnya konsumsi bahan bakar setiap bulan, Yayasan BOS juga merasa perlu menempuh cara yang lebih ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listriknya.
Moritz Wyss, Perwakilan BOS Switzerland mengaku bangga melihat partisipasi aktif organisasinya berhasil membantu Yayasan BOS beroperasi secara lebih hijau. “Kami selalu mendukung setiap inisiatif untuk meningkatkan upaya pelestarian orangutan dan habitatnya dalam cara yang lebih ramah lingkungan. Saya yakin pengadaan listrik dengan sumber energi berkelanjutan seperti ini membantu pelaksanaan operasional sehari-hari di pusat rehabilitasi yang besar ini, dan pekerjaan rekan-rekan di Samboja Lestari semakin efektif dan efisien.”
Dr. Ir. Jamartin Sihite, MSC., Ketua Pengurus BOS Foundation menyambut baik tersedianya listrik bertenaga surya ini dengan mengatakan, “Karena kondisi yang terbatas, kami selama ini masih menggunakan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik. Cara ini tentu menghasilkan emisi, namun kini kami punya pilihan yang lebih baik. Selama ini kami harus menyediakan dana sebesar Rp30-60 juta sebulan untuk membeli bahan bakar untuk genset. Keberadaan solar plaza ini tentu bisa membantu menekan anggaran untuk kami maksimalkan di aspek lain dalam kegiatan operasional kami. Saya harapkan tim di Samboja Lestari mampu memanfaatkan keberadaan pembangkit listrik ini dan meningkatkan kinerja mereka dalam melestarikan orangutan dan habitatnya.”