HARI BUMI 2025: KEKUATAN KITA, PLANET KITA
Setiap tanggal 22 April, kita memperingati Hari Bumi sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata dalam menjaga lingkungan.
Pada akhir tahun 2024, tim Post-Release Monitoring (PRM) kami bertemu dengan wajah lama di Hutan Lindung Bukit Batikap. Setelah bertahun-tahun tidak terpantau sejak dilepasliarkan pada tahun 2015, orangutan betina Mentos akhirnya kembali teridentifikasi. Lebih istimewa lagi, ia kini tidak sendiri—Mentos terlihat bersama anaknya, yang kemudian diberi nama Melly!
Mentos adalah salah satu dari lima orangutan yang dilepasliarkan pada tahun 2015 bersama Maha, Jatihan, Compost, dan Dewi. Sejak saat itu, ia jarang terpantau oleh tim PRM, hingga akhirnya pada Desember 2024, sosoknya kembali ditemukan di sekitar Pondok Monitoring Totat Jalu. Awalnya, tim sempat kesulitan mengidentifikasi siapa orangutan ini. Namun, melalui pencocokan fitur wajah dengan data yang tersimpan, mereka akhirnya memastikan bahwa orangutan tersebut adalah Mentos—dan kini ia telah menjadi seorang ibu.
Baca juga: PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-10 NYARU MENTENG
Pada hari pertama observasi, Mentos dan Melly ditemukan di sekitar pondok monitoring pada pukul 12.10 WIB. Mereka tampak berjalan mengelilingi area, dengan Melly yang masih erat menempel pada induknya. Melly terlihat sehat, tidak agresif, dan menunjukkan ketertarikan besar terhadap lingkungannya.
Selama observasi, Melly tampak mulai belajar tentang makanan dari ibunya. Ia mencoba menggigit kulit dahan pohon, memperhatikan setiap gerakan Mentos, serta mulai mencicipi buah lahung (Durio sp.). Walaupun masih banyak menghabiskan waktu dalam dekapan ibunya, Melly juga sudah mampu meraih pohon sendiri dan menjelajah dalam jarak dekat dari Mentos.
Observasi kedua dimulai sejak pukul 05.00 pagi. Melly masih terlelap dalam sarang bersama Mentos. Pada pukul 05.55, keduanya mulai bergerak, meninggalkan sarang menuju pohon lahung (Durio sp.). Mentos tampak sibuk mengonsumsi sangkuang (Dracontomelon dao), sementara aktivitas pagi mereka lebih banyak dihabiskan dengan makan dan beristirahat di atas pohon.
Baca juga: PELEPASLIARAN YANG BERHASIL DAN MARET YANG SIBUK BAGI TARZAN
Salah satu hal menarik yang dicatat oleh tim adalah sikap tenang Mentos dan Melly selama pengamatan berlangsung. Mereka tidak menunjukkan agresi dan justru tampak beberapa kali memperhatikan para peneliti. Bahkan, Mentos sesekali mencoba mendekati tim PRM, seolah menyadari kehadiran mereka tetapi tetap menjaga jarak aman.
Ditemukannya kembali Mentos setelah hampir satu dekade sejak pelepasliarannya menjadi bukti bahwa orangutan mampu beradaptasi dengan baik di habitat alaminya. Kehadiran Melly sebagai generasi baru semakin memperkuat harapan terhadap populasi orangutan liar di Bukit Batikap.
Tim PRM akan terus memantau perkembangan Mentos dan Melly, memastikan bahwa mereka tetap sehat dan mampu bertahan di alam liar. Kisah ini menjadi pengingat bahwa upaya rehabilitasi dan pelepasliaran orangutan bukan hanya tentang menyelamatkan individu, tetapi juga membuka peluang bagi lahirnya generasi baru yang akan terus menjaga keseimbangan ekosistem hutan hujan tropis Kalimantan.