PEMULIHAN DAN ADAPTASI KOPRAL DI KOMPLEKS SOSIALISASI
Sejak dipindahkan ke Kandang Sosialisasi pada akhir tahun lalu, kini pergerakan Kopral semakin aktif.
Banyak di antara kita yang mungkin masih ingat kisah menyedihkan mengenai satu orangutan betina yang kami rehabilitasi bernama Pony, yang diselamatkan dari sebuah rumah lokalisasi 14 tahun lalu. Kami masih sering menerima pertanyaan mengenai Pony, yang saat ini masih berada dalam rehabilitasi di BOS Foundation Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.
Pony tiba di Nyaru Menteng pada 13 Februari 2003, dengan kondisi yang menyedihkan. Rambutnya dicukur habis dan tubuhnya dipenuhi luka gigitan nyamuk. Ia langsung mendapatkan perawatan intensif dari tim medis kami yang berdedikasi, dan seiring berjalannya waktu, Pony mulai bersosialisasi dengan orangutan-orangutan lain. Kami tempatkan Pony di Sekolah Hutan untuk mendapatkan bimbingan dan perhatian dari para babysitter kami.
Pony Dua Kali Dipindahkan Dari Pulau Pra-Pelepasliaran
Setelah dua tahun di Sekolah Hutan, keterampilan Pony terus meningkat, dan kami anggap layak untuk naik tingkat ke tahap akhir rehabilitasi di pulau pra-pelepasliaran. Namun ternyata saat di pulau Bangamat, tim teknisi kami mengamati ia banyak menghabiskan waktu sendirian di tanah, malas mencari pakan alami, dan selalu menunggu teknisi kami mendistribusikan buah di feeding platform. Saat itu, kemampuan bersosialisasi dan berkompetisinya rendah. Daya jelajahnya pun sangat terbatas, kendati ia pernah sekali tampak menyeberangi sungai yang memisahkan pulau-pulau pra-pelepasliaran saat musim kering.
Di bulan Juli 2010, Pony dikembalikan ke kompleks sosialisasi Nyaru Menteng setelah kami nilai ia gagal bertahan di pulau. Di kompleks sosialisasi, perkembangan Pony sangat diperhatikan dan ia seringkali dibawa ke Sekolah Hutan untuk belajar lagi keterampilan hidup. Lambat laun, keterampilan Pony berkembang lebih baik dari sebelumnya, dan ini menumbuhkan harapanbahwa ia bisa dikembalikan ke pulau pra-pelepasliaran. Pada 29 Juni 2013, Pony kembali dipindahkan ke Pulau Kaja, saat itu berat badannya tercatat 60kg.
Di Pulau Kaja, Pony mulai menunjukkan perilaku layaknya orangutan liar, lebih cekatan, pandai mencari pakan alami, banyak beraktivitas di atas pohon, menjelajah jauh ke sudut-sudut pulau, membangun sarang yang kuat, dan bisa bersosialisasi dengan orangutan lain! Ia tampaknya belajar dari orangutan lain saat bersosialisasi dengan mereka, sangat berbeda dengan pengalamannya di Pulau Bangamat.
Sayangnya, kondisi ini hanya berlangsung sekitar tiga bulan. Bulan September 2013, teknisi kami melihat Pony tampak lemah dan lesu. Dari pemeriksaan tim medis, kami menemukan sejumlah luka di tubuhnya, rambutnya sangat kering, dan ciri-ciri malnutrisi kronis. Berat badannya turun 16 kilogram.
Sejak saat itu, kondisi kesehatan Pony terus menurun, dan berbagai penyakit hinggap di tubuhnya. Pony bahkan pernah mengalami kaku otot jari kaki dan tangan, sampai harus menerima fisioterapi rutin dari tim medis kami.
Perawatan intensif bagi Pony berlangsung selama sekitar sebulan, ditambah setahun lagi di bawah pengawasan tim medis, dan kondisinya membaik. Pada bulan Agustus 2014, ia kembali ditempatkan di kompleks sosialisasi Nyaru Menteng sampai sekarang. Orangutan betina nan cantik itu kini berusia 21 tahun dan dalam keadaan sehat. Di kompleks sosialisasi, Pony selalu nafsu makan yang baik dan kesukaan akan enrichment yang diberikan tim kami.
Kami berharap kelak Pony kelak bisa hidup damai di pulau pra-pelepasliaran bersama sejumlah orangutan lain yang karena kondisinya, tidak bisa dilepasliarkan, namun kami cukup memahami pengelaman buruknya saat dipelihara manusia telah menghambat kemampuannya untuk berkembang, dan Pony mungkin akan selalu membutuhkan uluran tangan kita.