TEMON DAN LAHEI MENGHILANG!
Temon dan Lahei, adalah penjelajah yang terampil dan independen dari kelompok Sekolah Hutan di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng, menghilang!
Salah satu tim Komunikasi kami di wilayah kerja Program Konservasi Mawas, Kalimantan Tengah kembali mengunjungi Stasiun Penelitian Orangutan Tuanan. Diperkirakan terdapat kurang dari 2.550 individu orangutan liar yang hidup di dalam kawasan ini. Di areal yang berdekatan, kami juga memiliki program penanaman pohon khusus yang diperuntukkan sebagai jasa pengembalian lingkungan di kawasan tersebut. Tim kami secara rutin melakukan pemantauan terhadap program penanaman tersebut untuk memastikan bahwa program tersebut berjalan dengan baik.
Baca juga: CAIRAN EMAS BERHARGA DI TUANAN
Sore itu, tim kami pulang menggunakan perahu motor setelah selesai memantau program penanaman yang telah berjalan. Di saat yang bersamaan, tim kami menjumpai salah satu orangutan liar yang melintas di depan mereka. Awalnya, tim kami belum menyadari keberadaan orangutan tersebut. Tim kami baru menyadari ketika pohon-pohon di depan mereka bergerak saat mereka melintas. Ternyata salah satu individu orangutan liar sedang asyik memakan kulit pohon karet.
Baca juga: BAGAIMANA ORANGUTAN “BERBICARA”?
Tim kami mencoba mendekat untuk mengambil gambar dari orangutan tersebut. Namun, tidak berapa lama orangutan liar yang diketahui berjenis kelamin jantan itu menyadari keberadaan tim kami. Merasa terganggu dengan keberadaan tim kami, orangutan liar tersebut lantas menggoyang-goyangkan dahan pohon, sambil sesekali mengeluarkan suara kiss squeak. Orangutan Jantan tersebut lalu berpindah dan pergi meninggalkan tim kami dan rombongan untuk masuk lebih jauh ke dalam rerimbunan kanopi. Tidak ingin mengganggu orangutan liar tersebut, tim kami memutuskan untuk tidak lagi mengikutinya.
Baca juga: YAYASAN BOS LUNCURKAN MISI PENYELAMATAN ORANGUTAN
Areal ini sebelumnya pernah difungsikan sebagai pusat translokasi orangutan liar saat kebakaran hutan yang terjadi di Sungai Mangkutup pada tahun 2015 lalu. Saat itu, tim gabungan yang terdiri dari BKSDA Kalimantan Tengah dan Yayasan BOS berhasil menyelamatkan 39 individu orangutan liar. Orangutan liar tersebut akhirnya dilepasliarkan kembali ke lokasi yang lebih aman. Pertemuan singkat tim kami tersebut menandakan keberadaan populasi orangutan liar yang perlu kita jaga dengan baik.