Apakah kamu member?

YAYASAN BOS MELEPASLIARKAN 500 ORANGUTAN DALAM 10 TAHUN!

Yayasan BOS telah berhasil melepasliarkan 500 orangutan dalam satu dekade sejak pelepasliaran Februari 2012.

Perjalanan pelepasliaran dimulai saat hari sudah gelap. Telah menjadi prosedur operasional standar (Standard Operating Procedure-SOP) kami saat tim yang akan berangkat pelepasliaran terlebih dahulu melakukan swab-test untuk memastikan tidak ada anggota rombongan yang tengah terjangkit COVID-19. Setelah mendengar pengarahan dari manajer program dan koordinator pelepasliaran, tim kami melajukan mobil berisikan rombongan dan tentunya tiga orangutan kandidat pelepasliaran ke-40 menuju lokasi.

Baca juga: PERJALANAN BERLIKU DALAM PELEPASLIARAN ORANGUTAN

Pemberhentian pertama kami adalah Resort Hiran yang terletak di Desa Tumbang Hiran, Kecamatan Marikit. Karena tim baru sampai saat larut malam, kami memutuskan untuk bermalam sambil menunggu pagi. Keesokan harinya, kami melanjutkan perjalanan menuju titik pelepasliaran menggunakan lima perahu bermotor. Ketinggian air yang sedang memudahkan tim kami melalui perjalanan dengan lancar. Perjalanan ditemani oleh sinar matahari pagi yang masih belum terlalu terik. Meski satu dari lima rombongan kami sempat tertahan karena mengalami kebocoran pada lambung perahu, masalah kecil tersebut bisa teratasi dengan mudah berkat kerja sama tim yang cekatan.

Matahari semakin beranjak ke arah barat saat kami sampai di titik pelepasliaran. Tiga orangutan dipilih sebagai individu yang akan dilepasliarkan dalam pelepasliaran ke-40 ini. Mereka adalah Gonzales, Lima, dan Ben. Ketiga orangutan tersebut dinilai telah memiliki beberapa keterampilan untuk bertahan hidup di alam liar dengan baik.

Baca juga: KANDIDAT PELEPASLIARAN NYARU MENTENG KE-40


Orangutan dipindahkan ke dalam kandang angkut setelah pembiusan (Kredit foto: Indrayana)

Kandang angkut dipindahkan dari mobil menuju perahu (Kredit foto: Fitriyanti Bunga)

Pemasangan pelampung kandang angkut (Kredit foto: Fitriyanti Bunga)

Menuju titik pelepasliaran (Kredit foto: Fitriyanti Bunga)

Pemindahan kandang Kredit foto: Fitriyanti Bunga)

Pembukaan kandang (Kredit foto: Indrayana)

Ben (Kredit foto: Indrayana)

Lima (Kredit foto: Indrayana)

Gonzales (Kredit foto: Indrayana)

Kandidat pelepasliaran pertama adalah Gonzales yang dilepaskan sebelum titik pelepasliaran dua temannya yang lain, Lima dan Ben. Hal ini dimaksudkan dengan pertimbangan menambah luas sebaran orangutan ke depannya. Sesaat setelah kandang dibuka, Gonzales langsung berjalan naik ke atas dan mengelilingi daerah rumah barunya. Menurut salah satu teknisi kami, Gonzales adalah tipe orangutan pejalan dengan daya jelajah yang cukup luas. Ia juga memakan beberapa rayap (lsoptera) dan umbut rotan (calameae) sebelum akhirnya membuat sarang di ketinggian 15 Meter dari permukaan tanah. 

Orangutan selanjutnya yang dilepaskan adalah Lima, orangutan jantan berusia 13 tahun. Sesaat setelah kandangnya dibuka, dengan cekatan Lima langsung naik ke atas pohon. Lima cukup aktif berpindah-pindah dan mencoba banyak tumbuhan dengan memakannya, seperti daun meranti (shorea) dan getah pohon anggrek (orchidaceae). Tidak berapa lama setelah memakan getah tanaman anggrek, Lima terdengar mengeluarkan seruan panjang. Lima juga terlihat memakan rayap. Puas dengan acara makan-makan, Lima akhirnya memutuskan membuat sarang di atas pohon meranti dengan ketinggian 15 Meter dari atas tanah.

Orangutan terakhir sekaligus orangutan ke-500 yang kami lepasliarkan adalah Ben, orangutan jantan berusia 12 tahun yang lahir di klinik Pusat Rehabilitasi Orangutan Yayasan BOS di Nyaru Menteng pada 2010 silam. Setelah kandang dibuka, Ben nampak tertarik dengan rumah barunya dan mencoba menganalisis lingkungan baru tersebut. Ben juga berusaha mendekati dan mengejar Lima, menunjukkan bahwa orangutan yang dilepasliarkan dalam kelompok, biasanya memilih untuk bersosialisasi dengan individu lain untuk memperkuat kepercayaan diri mereka tinggal di daerah baru. Setelah lelah mengejar Lima, Ben akhirnya memutuskan untuk berdiam di atas pohon meranti dan memakan pucuk daun pohon tersebut. Dari pohon sebelumnya, ia berpindah ke pohon kapuk randu (ceiba pentandra) untuk memakan kulit pohon tersebut. Ia juga terlihat memakan rayap. Ben terlihat aktif berpindah-pindah tempat dan akhirnya menetap di pohon rasamala (altingia excelsa) untuk membuat sarangnya di ketinggian 15–20 Meter dari atas tanah. 

Lima, Gonzales, dan Ben terpantau sangat aktif setelah dilepasliarkan berkat pengalaman mereka selama mendiami pulau pra-pelepasliaran. Meski bukan individu yang agresif, ketiganya pernah berhasil menyeberang dari pulau dan menemukan jalan sampai kamp teknisi kami. Ketiga orangutan ini adalah individu yang cukup gigih dan mandiri untuk memperoleh makanan mereka sendiri dan hidup bebas di hutan.

Baca juga: TEMPAT “MAGANG” ORANGUTAN SEBELUM DILEPASLIARKAN

Setelah menyaksikan betapa cepatnya ketiga orangutan tersebut menyesuaikan diri dengan rumah baru mereka, tim kembali ke Kamp Monitoring Hiran. Kami berharap dengan penambahan individu baru ini, mereka dapat membangun generasi baru orangutan dan berkembang di hutan.

Selamat datang di rumah barumu, Ben, Lima, dan Gonzales! 

 




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup