Apakah kamu member?

PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-9, D-1 DARI KALIMANTAN TIMUR!

Kegiatan pelepasliaran orangutan bukanlah hal yang mudah. Begitu banyak kriteria -baik secara nasional maupun internasional – yang harus kami ikuti. Salah satu dari kriteria tersebut adalah, memastikan bahwa orangutan harus dilepasliarkan di tempat asalnya, sesuai dengan sub-spesiesnya. Artinya, orangutan dari Kalimantan Timur harus dilepasliarkan di Kalimantan Timur. Orangutan dari Kalimantan Tengah, harus dilepasliarakan di Kalimantan Tengah. Begitu juga dengan orangutan dari Kalimantan Barat, mereka juga harus dilepasliarkan di Kalimantan Barat.

Saswoko, Farudz, Inou, Niken dan Friska adalah lima orangutan yang diselamatkan dan diserahkan ke program rehabilitasi orangutan kami di Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Mereka tumbuh dan direhabilitasi di Kalimantan Timur. Ketika tiba waktunya untuk dilepasliarkan, tes DNA menunjukkan bahwa mereka bukan berasal dari Kalimantan Timur (Pongo pygmaeus morio), melainkan berasal dari Kalimantan Tengah (Pongo pygmaeus wurmbii).

Hari ini, sehubungan dengan dilaksanakannya kegiatan pelepasliaran orangutan Nyaru Menteng yang kesembilan di Kalimantan Tengah, kami juga memindahkan lima orangutan ini dari Kalimantan Timur ke Kalimantan Tengah. Perpindahan orangutan lintas provinsi ini dapat dihindari jika tes DNA dilakukan ketika menyelamatkan mereka dan sebelum menentukan kemana orangutan ini akan direhabilitasi, tentu saja otoritas ini berada di tangan BKSDA. Bagaimanapun, dikarenakan minimnya dana dan penuhnya pusat rehabilitasi ketika mereka diselamatkan, Saswoko, Farudz, Inou, Niken dan Friska langsung dikirim ke Samboja Lestari. Menjadi salah satu dari sedikitnya pusat rehabilitasi sejak tahun 1990-an, Yayasan BOS di Samboja Lestari menerima orangutan yang diselamatkan dari berbagai pulau seperti Jawa, Sumatra bahkan orangutan yang diselamatkan dari luar negeri. Kami sangat berharap kondisi ini akan berubah dalam waktu dekat, karena kegiatan pemindahan lintas provinsi ini sangatlah memakan biaya, waktu dan juga energi.
 

Proses Pembiusan Orangutan

Kegiatan ini dimulai di Kalimantan Timur. Pada pukul 11.00, Tim Medis bersiap dan bergerak menuju kandang karantina untuk memulai proses pembiusan pada Saswoko, Farudz, Inou, Niken dan Friska. Saswoko adalah orangutan pertama yang dibius dengan sumpit khusus oleh drh. Putra. Sambil menunggu Saswoko tertidur, Niken mendapat giliran untuk dibius.

Berikutnya adalah Farudz. Orangutan jantan besar ini mulai curiga dengan apa yang terjadi di sekelilingnya. Dia bergerak mengelilingi kandang, membuatnya sulit untuk dibius. drh. Putra dan salah satu teknisi mencoba untuk membiusnya dengan sumpit, tetapi tetap gagal dalam beberapa kali percobaan. Akhirnya mereka berhasil membius Farudz sekaligus Frizka yang juga terus bergerak mengelilingi kandang. Friska bahkan sempat bersembunyi di sebuah tong, di bagian atas kandangnya. Tetapi akhirnya Friska juga berhasil dibius dan tak lama kemudian tertidur.

Yang terakhir, Inou. Pada saat itu, orangutan yang lain telah tertidur dan dipindahkan ke dalam kandang transport. Inou adalah orangutan terakhir yang dipindahkan ke dalam kandang transport. Setelah memastikan semua kandang transportnya telah terkunci dengan aman, mereka kemudian diangkut ke dalam truk. Pukul 13.00, tim berangkat menuju Bandara Sepinggan di Balikpapan, membawa lima orangutan – Saswoko, Farudz, Inou, Niken dan Friska.
 

Farewell to Our Five Furry Friends

Tim tiba di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur pada pukul 14.05. Pesawat Hevilift Twin Otter sudah siap di Bandara. Setelah menyelesaikan beberapa urusan administasi, proses unloading dan loading pun dimulai. Tim menurunkan kandang transport dari truk untuk kemudian dimasukkan ke dalam pesawat satu per satu, dimulai dari Niken.

Friska, Inou dan Farudz mendapat giliran selanjutnya. Kemudian, si jantan yang paling besar, Saswoko, juga dimasukkan ke dalam pesawat. drh. Agnes dan teknisi Firman, juga naik ke pesawat untuk menemani kelima orangutan ini dalam perjalanannya ke daerah asal mereka, Kalimantan Tengah.

Mesin pesawat mulai menyala dan kemudian lepas landas dari Bandara Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur, menuju Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Kami melambaikan tangan tanda perpisahan kepada kelima orangutan, teman kami tersebut. Sejak saat ini, mereka akan diasuh dengan penuh kasih sayang oleh Tim di Nyaru Menteng, mulai beradaptasi dan akan segera diproses untuk pelepasliaran di Kalimantan Tengah. Selamat jalan Saswoko, Farudz, Inou, Niken dan Friska!
 

Selamat Kembali ke Kalimantan Tengah!

Pukul 16:42 pesawat Twin Otter yang membawa lima orangutan dari Samboja Lestari, mendarat dengan selamat di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Tim Nyaru Menteng telah menantikan kedatangan Farudz dan teman-temannya sejak Tim Samboja Lestari mengabarkan bahwa kelima orangutan ini telah terbang dari Balikpapan. Sesaat setelah pesawat mendarat, kami pun segera mengeluarkan kandang transportasi dari pesawat.


Pelepasliaran Orangutan Ke-9, D-1 Dari Kalimantan Timur! (Kredit foto: Rini Sucahyo)

Pelepasliaran Orangutan Ke-9, D-1 Dari Kalimantan Timur! (Kredit foto: Rini Sucahyo)

Pelepasliaran Orangutan Ke-9, D-1 Dari Kalimantan Timur! (Kredit foto: Rini Sucahyo)

Pelepasliaran Orangutan Ke-9, D-1 Dari Kalimantan Timur! (Kredit foto: Paulina L. Ela)

Pelepasliaran Orangutan Ke-9, D-1 Dari Kalimantan Timur! (Kredit foto: Paulina L. Ela)

Pelepasliaran Orangutan Ke-9, D-1 Dari Kalimantan Timur! (Kredit foto: Rini Sucahyo)

Kandang Saswoko-lah yang pertama kali dikeluarkan, menyusul keempat kandang teman-temannya, Farudz, Inou, Friska dan Niken. Selain kegiatan bongkar-muat, drh. Agnes yang mewakili Samboja Lestari juga melakukan serah-terima orangutan dari Samboja Lestari ke Nyaru Menteng, kepada Deny Kurniawan selaku Program Manajer Nyaru Menteng.

Kelima orangutan tersebut kemudian dibawa ke Kandang Karantina Midway II sebelum nantinya dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran, Pulau Palas 2, setelah pembatas untuk mengisolasi Pulau Palas 2 sudah dibangun. Di pulau pra-pelepasliaran inilah mereka akan mendapatkan kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan hutan Kalimantan Tengah yang topografinya sangat berbeda dengan hutan di Kalimantan Timur.

Di Kandang Karantina Midway II juga, Cici, Donna, Karen, Roma dan Marwoto, yang dipindahkan dari Samboja Lestari ke Nyaru Menteng pada bulan November 2013, kini tinggal. Mereka pun nantinya akan dipindahkan ke Pulau Palas 2 bersama kelima kawannya yang baru datang sore tadi.

Setibanya di Kandang Karantina Midway II, Farudz menjadi yang pertama dipindahkan ke kandang, disusul oleh keempat kawannya Friska, Inou, Saswoko, dan Niken. Akhirnya mereka telah tiba di kampung halaman mereka di Kalimantan Tengah, setelah sekian lama tinggal di Kalimantan Timur. Kini tinggal menantikan pulau yang akan menjadi tempat mereka belajar dan menjelajah segera siap. Selamat kembali ke Kalimantan Tengah, Farudz, Saswoko, Inou, Friska dan Niken!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup