Apakah kamu member?

ASWAR DAN MUSLIMAH PINDAH KE KEHJE SEWEN

Pada 21 Mei 2013 lalu, Tim kolaborasi Yayasan BOS dan Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI) berhasil melakukan rescue and release operation di kawasan perkebunan kelapa sawit PT Yudha Wahana Abadi (YWA). Selama operasi yang juga didukung oleh Tim dari PT YWA ini, tim kami berhasil menyelamatkan satu orangutan jantan yang diberi nama Marjo dan telah dilepasliarkan di Hutan Kehje Sewen, hutan yang dikelola oleh PT RHOI sebagai lokasi pelepasliaran orangutan Kalimantan Timur.

Pada tanggal 4 hingga 14 Desember 2013 lalu, Yayasan BOS dan RHOI bekerjasama dengan PT YWA kembali melaksanakan rescue and release operation di kawasan perkebunan yang sama, yang terletak di Berau, Kalimantan Timur. Tim yang mendukung operasi kali ini terdiri dari Eko Prastyo (Rescue and Release Project Leader), drh. Agus Irwanto (tenaga medis sekaligus Program Manajer Samboja Lestari), Jubir dan Arif Rahman (teknisi dari Samboja Lestari), Imam (driver), Tatang (Koordinator Comdev RHOI), serta Aswar (Divisi Healthy and Safety Envirnonment PT YWA).
 

Penyisiran Hutan
Tim mulai melakukan penyisiran untuk menemukan keberadaan orangutan pada tanggal 5 Desember di blok-blok perkebunan, yang sebelumnya telah disurvey.

Di Blok G, Tim menemukan sarang-sarang orangutan yang masih terbilang baru, namun Tim tidak menemukan orangutan di sana. Meskipun demikian Tim menjumpai orangutan di beberapa blok, antara lain Blok K, M, E dan C. Pada 6 Desember, Tim menemukan dua orangutan betina di Blok K. Hari berikutnya, Tim menemukan satu individu orangutan, tetapi tidak dapat mengidentifikasikan apakah itu orangutan jantan atau betina. Di hari yang sama, satu individu orangutan jantan terdengar mengeluarkan suara long-call di Blok E, dan pada hari kelima, tanggal 9 Desember, dijumpai satu orangutan betina di Blok C. Namun sayang sekali Tim tidak berhasil me-rescue mereka.
 

Menyelamatkan Muslimah
Setelah melakukan penyisiran selama 5 hari, akhirnya pada hari kelima, tanggal 10 Desember pada pukul 3 sore, Tim menjumpai satu individu orangutan betina di blok K.

Orangutan betina ini berada di sebuah pohon di lebung (lembah kecil di antara bukit-bukit). Lokasi ini dipenuhi semak-semak dan hanya tinggal dua pohon saja yang tersisa.

Merasa terganggu akan kehadiran manusia, orangutan betina ini melakukan kissqueak dan melempar ranting-ranting pohon ke arah Tim. Dia juga terlihat sangat panik ketika melihat senapan bius di tangan drh. Agus, meskipun benda itu tidak diarahkan kepadanya. Karena tidak dapat lari ke tempat lain akibat sangat sedikitnya pohon di tempat itu, Jubir yang membawa sumpit dengan mudah membius orangutan betina ini dan Tim siap menangkapnya dengan jaring pengaman secara sempurna.

Dokter hewan Agus Irwanto langsung melakukan pemeriksaan kesehatan awal. Usianya masih sangat muda, sekitar 11 hingga 12 tahun dan berat badannya diperkirakan 30 kilogram. Dokter hewan Agus juga melakukan pengambilan sampel darah dan pemasangan chip identifikasi.

Kondisi orangutan betina ini sehat, hanya saja dia sangat kurus. Yang lebih menyedihkan, ditemukan 3 peluru senapan angin bersarang pada tubuhnya. Dua butir ditemukan di sekitar selangkangannya, sementara satu butir ditemukan di pahanya. Tampaknya orangutan betina ini pernah memiliki pengalaman buruk dengan senjata, sehingga tak mengherankan bila dia sangat ketakutan ketika melihat senjata bius.

Dokter hewan Agus memutuskan untuk langsung melakukan operasi pengangkatan peluru agar tidak menimbulkan kemungkinan infeksi di kemudian hari dan agar orangutan betina ini dalam kondisi sangat sehat ketika dilepasliarkan ke hutan Kehje Sewen.

Oleh Tim, orangutan betina muda ini diberi nama Muslimah, diambil dari nama seorang bayi perempuan, anak salah seorang karyawan PT YWA yang tinggal di barak karyawan dekat lokasi orangutan betina ini ditemukan.
 

Bertemu si Jantan Besar Aswar
Dua jam kemudian, menjelang petang, Tim kembali mendapatkan satu individu orangutan di lokasi yang sama. Orangutan ini merupakan orangutan jantan dewasa ber-cheekpads besar. Menurut drh. Agus, berdasarkan susunan giginya, usia orangutan ini sekitar 28 hingga 30 tahun sementara berat badannya sekitar 90 kg.

Sebelumnya, orangutan jantan besar dengan bulu yang lebat dan panjang ini tampak beraktivitas di pohon. Tampaknya dia baru selesai makan umbut sawit, karena di sekitar situ ditemukan bekas cabutan umbut sawit yang masih segar. Ketika orangutan ini turun ke lebung, Tim pun mengejarnya. Karena sudah terlanjur turun ke tanah, orangutan jantan ini tidak bisa menghindar dari kepungan Tim dan dalam rasa takut dia mengayunkan tangannya ke arah Tim. Dengan tenang Tim membius orangutan jantan besar ini dengan dua tembakan senapan bius.

Tim menamakan orangutan jantan tampan ini Aswar, diambil dari nama seorang staff Healthy and Safety Environment dari PT YWA. Dokter hewan Agus memeriksa kondisinya, mengambil sampel darahnya dan menanam chip untuk identifikasi. Kondisi Aswar cukup sehat dan siap dipulangkan kembali ke hutan.
 

Siap Pindah ke Rumah Baru
Tim Rescue and Release meninggalkan PT YWA menuju Hutan Kehje Sewen pada 13 Desember, pukul 6 pagi waktu setempat. Selama perjalanan menuju Hutan Kehje Sewen, drh. Agus memeriksa secara konstan kondisi Muslimah dan Aswar.

Dari badannya yang kurus, Muslimah sudah kelihatan mengalami kurang makan. Ketika Tim memberinya buah-buahan, dia menghabiskan seluruhnya dengan lahap dan tampak sangat kelaparan. Sementara Aswar, hanya memilih nanas dan rambutan saja.


Aswar dan Muslimah Pindah ke Kehje Sewen (Kredit foto: BOSF-RHOI 2013)

Aswar dan Muslimah Pindah ke Kehje Sewen (Kredit foto: BOSF-RHOI 2013)

Aswar dan Muslimah Pindah ke Kehje Sewen (Kredit foto: BOSF-RHOI 2013)

Aswar dan Muslimah Pindah ke Kehje Sewen (Kredit foto: BOSF-RHOI 2013)

Aswar dan Muslimah Pindah ke Kehje Sewen (Kredit foto: BOSF-RHOI 2013)

Aswar dan Muslimah Pindah ke Kehje Sewen (Kredit foto: BOSF-RHOI 2013)

Rencananya mereka akan dilepasliarkan di kawasan hutan Kehje Sewen, dengan menyeberangi Sungai Telen terlebih dahulu. Demi mengantar Muslimah dan Aswar ke hutan yang layak dan aman, Tim mengangkut ketinting (perahu tradisional Dayak) dari Kecamatan Muara Wahau, untuk menyeberangkan mereka melalui Sungai Telen.

Sesampainya di titik pelepasliaran, Tyo, Rescue and Release Project Leader, membuka kandang Muslimah pada pukul 13.15 siang. Begitu kandangnya dibuka, Muslimah langsung naik ke atas pohon. Sementara kandang Aswar, dibuka oleh drh. Agus pada pukul 14.00. Setelah terbebas dari kandangnya, Aswar berjalan di tanah beberapa saat sebelum akhirnya naik ke atas pohon.

Kebetulan, saat ini Hutan Kehje Sewen sedang musim buah. Di lokasi pelepasliaran mereka banyak ditemukan manggis hutan (Garcinea) dan rambutan hutan sehingga mereka tidak akan kekurangan pakan.

Akhirnya Muslimah dan Aswar mendapatkan tempat yang layak dan aman bagi rumah mereka. Mau tidak mau, mereka harus diselamatkan dan ditranslokasikan ke hutan lain karena hutan tempat tinggal mereka sudah tidak layak dan tidak aman lagi. Namun operasi rescue and release ini haruslah menjadi pilihan terakhir dari upaya penyelamatan orangutan. Yang paling utama dan penting adalah, perusahaan harus menyisakan atau menyediakan area yang layak dan aman di wilayah konsesi mereka untuk melindungi orangutan dan biodiversitas penting lainnya. Inilah bentuk tanggungjawab sektor swasta atau perusahaan yang kini tengah didorong oleh Yayasan BOS.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup