Dalam semangat memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS), bersama para mitra, kembali melepasliarkan lima individu orangutan ke habitat alaminya. Kegiatan ini berlangsung di wilayah Resort Tumbang Hiran, Seksi Pengelolaan Wilayah II Kasongan, TNBBBR.
Kelima orangutan tersebut, terdiri dari tiga betina dan dua jantan yang telah menjalani proses rehabilitasi panjang di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng. Mereka kini dinyatakan siap untuk kembali hidup bebas di alam liar. Momen pelepasliaran ini diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya konservasi yang berkelanjutan, sekaligus momentum refleksi atas pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Setiap individu orangutan yang dilepasliarkan membawa kisah perjalanan yang unik. Salah satunya adalah Jumbo, orangutan jantan berusia 12 tahun, yang diselamatkan dari Desa Hanau saat masih bayi berusia 6 bulan. Setelah menjalani 11 tahun rehabilitasi, Jumbo kini dikenal sebagai individu yang mandiri dan mudah bergaul di pulau pra-pelepasliaran. Ada pula Rongda, betina tangguh berusia 25 tahun hasil repatriasi dari Thailand, yang telah menempuh 19 tahun proses rehabilitasi dan kini siap untuk hidup di habitat alaminya. Sementara itu, Hanau, betina berusia 18 tahun yang dulunya dipelihara secara ilegal, menunjukkan perilaku eksploratif dan kemampuan mencari pakan alami yang baik saat berada di pulau pra-pelepasliaran. Mereka kini memulai perjalanan menuju kebebasan, membawa harapan baru bagi kelestarian hutan tropis Indonesia.
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, H. AGUSTIAR SABRAN, S.Kom., menyatakan, “Pelepasliaran orangutan ini bukan hanya tentang mengembalikan satwa ke habitat aslinya, tetapi juga mencerminkan komitmen kita dalam menjaga warisan alam Kalimantan Tengah. Di tengah peringatan Hari Kebangkitan Nasional dan menjelang HUT ke-68 Provinsi Kalimantan Tengah pada 23 Mei 2025, kita diingatkan bahwa kebangkitan sejati bangsa juga mencakup kebangkitan kesadaran untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan alam. Sejalan dengan tema HUT Kalteng tahun ini, ‘Kalimantan Tengah Masa Depan Indonesia,’ kita ingin menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan dan perlindungan satwa liar adalah bagian dari visi besar pembangunan berkelanjutan. Kami mendukung penuh upaya konservasi seperti ini dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam kita.”
KEPALA  BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM (BKSDA) KALIMANTAN TENGAH, ANDI MUHAMMAD KADHAFI, S.HUT., M.SI., menyampaikan, “Setiap pelepasliaran orangutan mencerminkan komitmen nyata kami dalam memulihkan kembali keseimbangan alam. Ini bukan sekadar program konservasi rutin, tetapi merupakan bentuk tanggung jawab moral, ekologis, dan konstitusional kita dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Pelepasliaran ini adalah bagian penting dari pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan, di mana pelestarian satwa liar dan pemulihan habitatnya harus terus diperkuat, sejalan dengan kesejahteraan masyarakat dan keberlangsungan fungsi ekosistem.