KOLABORASI KONSERVASI, TUJUH ORANGUTAN KEMBALI KE RIMBA BUKIT RAYA
PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH
Memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), dan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS), bersama mitra nasional dan internasional, kembali melepasliarkan tujuh individu orangutan ke habitat alaminya di Resort Tumbang Hiran, Seksi Pengelolaan Wilayah II Kasongan, TNBBBR.
Ketujuh individu ini terdiri dari empat jantan serta tiga betina adalah lulusan terbaru dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, yang telah melewati masa rehabilitasi panjang dan dinyatakan siap hidup mandiri di alam liar. Momentum pelepasliaran ini tidak hanya menegaskan komitmen terhadap upaya konservasi orangutan dan habitatnya, tetapi juga menjadi wujud nyata semangat Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional: menumbuhkan kasih, kepedulian, dan rasa tanggung jawab terhadap kekayaan hayati Indonesia.
Setiap individu orangutan yang dilepasliarkan membawa kisah perjalanan yang unik. Salah satunya adalah Kapuan, betina berusia 26 tahun hasil repatriasi dari Thailand, yang telah menjalani proses rehabilitasi selama 19 tahun di Nyaru Menteng. Kapuan dikenal sebagai sosok yang tangguh dan adaptif, serta menjadi simbol perjuangan panjang untuk mengembalikan orangutan ke rumah sejatinya di hutan Kalimantan. Ada pula Berunay, betina berusia 23 tahun yang telah menghabiskan lebih dari dua dekade dalam rehabilitasi. Ia dikenal sebagai pemanjat andal yang gemar menjelajah dan terampil mencari pakan alami di kanopi hutan. Sementara itu, Momot, jantan berusia 12 tahun, menunjukkan kemandirian dan kemampuan eksplorasi yang tinggi, serta berbagai keterampilan dalam memperoleh dan mengolah makanan alami. Bersama mereka, empat individu lainnya siap menapaki langkah baru menuju kebebasan, membawa harapan bagi kelestarian orangutan dan hutan tropis Indonesia.
KEPALA BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM (BKSDA) KALIMANTAN TENGAH, ANDI MUHAMMAD KADHAFI, S.HUT., M.SI., menyampaikan, "Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional mengingatkan kita bahwa cinta terhadap alam tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan melalui tindakan nyata. Setiap pelepasliaran orangutan adalah hasil kerja keras bersama untuk memulihkan keseimbangan ekosistem dan memastikan generasi mendatang dapat menikmati kekayaan hayati Indonesia.
Pelepasliaran kali ini merupakan yang ke-46 bersama Yayasan BOS di Kalimantan Tengah. Kami mengapresiasi kerja sama yang terus terjalin dalam upaya konservasi orangutan dan habitatnya. Dukungan berbagai pihak, salah satunya dari Yayasan BOS, menjadi bagian penting agar kegiatan seperti ini dapat berjalan dengan baik. Cinta terhadap satwa harus menjadi bagian dari budaya bangsa, dan melalui kolaborasi, kita dapat menjaga kelestarian alam secara berkelanjutan.”
KEPALA BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA (TNBBBR), PERSADA AGUSSETIA SITEPU, S.HUT., M.SI., menambahkan, “Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya adalah rumah besar bagi banyak kehidupan, termasuk orangutan. Kami memastikan rumah ini tetap lestari agar satwa liar dapat berkembang secara alami. Pelepasliaran tujuh individu orangutan hari ini menjadi bagian dari proses pemulihan ekosistem yang lebih besar, karena setiap individu yang kembali ke hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam.
Kolaborasi antar-lembaga dan masyarakat adalah kunci untuk memastikan rumah ini tetap aman bagi semua penghuninya, dan kami berharap kerjasama ini terus terjaga demi kelestarian hutan dan satwa liar di dalamnya.”
KETUA PENGURUS YAYASAN BOS, DR. IR. JAMARTIN SIHITE, MSC., juga menyampaikan, "Setiap pelepasliaran selalu membawa kisah haru dan harapan. Kapuan, orangutan hasil repatriasi dari Thailand, akhirnya kembali ke alam liar setelah menanti hampir 19 tahun di pusat rehabilitasi. Ia menjadi orangutan repatriasi ke-14 yang berhasil memperoleh kebebasannya kembali. Perjalanan ini bukan hal mudah, repatriasi membutuhkan waktu panjang, komitmen tinggi, kerja keras lintas negara, dan dukungan biaya yang besar. Tidak semua individu seberuntung Kapuan. Karena itu, keberhasilannya adalah simbol ketahanan, harapan, dan semangat hidup yang tak tergoyahkan. Kesuksesan ini hanya mungkin terwujud berkat kolaborasi semua pihak: pemerintah, mitra konservasi, dunia usaha, dan masyarakat luas.
Pelepasliaran Kapuan bertepatan dengan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional serta Hari Pahlawan, mengingatkan kita bahwa konservasi adalah bentuk kepahlawanan masa kini. Keberhasilan konservasi orangutan akan tercapai hanya jika kita bekerja bersama. Kapuan adalah bukti nyata bahwa setiap kehidupan pantas mendapatkan kesempatan kedua, dan bahwa cinta, dedikasi, serta kerja sama dapat memulihkan harmoni antara manusia dan alam.”
Yayasan BOS menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh mitra kami, termasuk BOS Australia, BOS Jerman, BOS Selandia Baru, BOS Swiss, BOS Inggris, BOS Amerika Serikat, BOS Prancis, BOS Jepang dan Save the Orangutan, serta para pendukung kami di seluruh dunia seperti Orangutan Outreach, yang telah berkontribusi besar dalam mendukung upaya konservasi orangutan di Indonesia. Kami juga berterima kasih atas kontribusi dari entitas bisnis seperti Aalborg Zoo, AZA Osafe, Keidanren Nature Conservation Fund (KNFC), serta para donor individu dari berbagai penjuru dunia, yang kemurahan hatinya memungkinkan upaya perlindungan orangutan dan pelestarian habitatnya terus berjalan.
Foto dan video dokumentasi kegiatan ini dapat diunduh melalui tautan berikut: [Google Drive – Release #46 Documentation]
*Dokumentasi berupa foto dan video terbaru dari kegiatan pelepasliaran akan tersedia satu hari setelah siaran pers ini dikirimkan, melalui tautan Google Drive pada folder “Latest Documentation”.
Editors Note :
TENTANG YAYASAN BOS
Didirikan pada 1991, Yayasan BOS adalah sebuah organisasi non-profit Indonesia yang didedikasikan untuk konservasi orangutan kalimantan dan habitatnya, bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, masyarakat setempat, dan organisasi mitra internasional.
Yayasan BOS selain melakukan berbagai kegiatan yang mencakup konservasi habitat, pengembangan masyarakat yang berkelanjutan, dan program pendidikan lingkungan, saat ini merawat lebih dari 350 orangutan di dua pusat rehabilitasi orangutan. Hal ini dapat terlaksana dengan dukungan dari 400 karyawan yang berdedikasi tinggi, serta juga para ahli di bidang primata, keanekaragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, komunikasi, edukasi, dan kesehatan orangutan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.orangutan.or.id.
TENTANG PELEPASLIARAN ORANGUTAN
Sejak 2012, Yayasan BOS telah mengembalikan sebanyak 549 individu orangutan ke habitat alami mereka yang tersebar di tiga lokasi pelepasliaran, yaitu Hutan Lindung Bukit Batikap dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Kalimantan Tengah, serta Hutan Kehje Sewen di Kalimantan Timur. Pelepasliaran yang akan dilaksanakan ini merupakan yang ke-46 di Kalimantan Tengah, dengan tujuh orangutan sebagai kandidat pelepasliaran.
Hingga saat ini, sebanyak 219 individu orangutan telah dilepasliarkan di Kalimantan Tengah, dan dengan pelepasliaran ke-46 ini, jumlah tersebut akan meningkat menjadi 226 individu. Secara keseluruhan, total orangutan yang dikembalikan ke alam liar oleh Yayasan BOS sejak 2012 akan mencapai 556 individu setelah pelepasliaran ini.
INFORMASI LANJUT:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan
Krisdianto, S.Hut., M.Sc., Ph.D.
Kepala Balai KSDA (BKSDA) Kalimantan Tengah
Andi Muhammad Kadhafi, S.Hut., M.Si. [082158564609]
Kepala Balai TNBBBR
Persada Agussetia Sitepu, S.Hut., M.Si. [082238667543]
Program Manager PROKT Nyaru Menteng Yayasan BOS
Denny Kurniawan [08115202123]
Komunikasi BOS Foundation
Nur Furqon Bahmid [087874728242]