Apakah kamu member?

YAYASAN BOS DI NYARU MENTENG MELEPASLIARKAN 17 ORANGUTAN


Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah

Pada 13 Oktober 2013 lalu, dengan dilepasliarkannya 9 orangutan dari Pusat Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur di Samboja Lestari, Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) genap melepasliarkan 100 individu orangutan ke habitat alami mereka. Kegiatan pelepasliaran ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pelepasliaran yang kembali dimulai di Kalimantan pada awal 2012, setelah selama 11 tahun tidak dapat melakukan kegiatan pelepasliaran karena sulitnya menemukan hutan yang layak dan aman sebagai lokasi pelepasliaran. Kini, untuk mencapai target yang tercantum pada Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017, Yayasan BOS di Nyaru Menteng kembali melepasliarkan 17 orangutan. Kegiatan kali ini menjadikan total orangutan yang telah dilepasliarkan di Kalimantan Tengah 99 orangutan, dan total keseluruhan di Yayasan BOS 117 orangutan.

Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, 29 November 2013. Pada 29 dan 30 November 2013, 17 orangutan rehabilitan berangkat dari Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng menuju titik-titik pelepasliaran yang telah ditentukan sebelumnya di Hutan Lindung Bukit Batikap. Mereka terdiri dari 13 orangutan betina, dan 4 orangutan jantan yang detailnya dapat dilihat dalam dokumen Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan yang terlampir.

Orangutan-orangutan ini akan diterbangkan dari Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya menuju Bandara Dirung di Puruk Cahu. Sampai di Puruk Cahu, para orangutan akan langsung diterbangkan dengan helikopter ke Hutan Lindung Bukit Batikap. Karena banyaknya jumlah orangutan yang akan dilepasliarkan, para orangutan akan dibagi ke dalam 4 kelompok penerbangan. Hari pertama akan menerbangkan 8 orangutan ke Bukit Batikap, sisanya 9 orangutan akan diterbangkan di hari kedua.

Kegiatan pelepasliaran orangutan ini masih merupakan upaya perwujudan target yang tercantum pada Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017 yang diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim di Bali, 2007, di mana dinyatakan bahwa seluruh orangutan yang ada di pusat rehabilitasi harus telah dilepasliarkan paling lambat pada tahun 2015. Selama 2012, Yayasan BOS telah melepasliarkan 44 orangutan ke Kalimantan Tengah, dan berencana untuk melepaskan 80-100 orangutan lagi di 2013 dan 2014 untuk memenuhi target tersebut. Di tahun 2013 ini, Yayasan BOS telah melepasliarkan 20 orangutan pada momen Hari Kasih Sayang dan 18 orangutan pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke-68.

Anton Nurcahyo, Manajer Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng mengatakan, “Saat ini upaya konservasi orangutan semakin digiatkan melihat keprihatinan yang terjadi akhir-akhir ini, yaitu pembunuhan orangutan dan pembukaan lahan baru untuk kepentingan industri. Sejak bulan Agustus, dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan, Nyaru Menteng telah menerima 8 anak orangutan yatim piatu. Bayi orangutan yang telah kehilangan induknya ini membutuhkan proses rehabilitasi sedikitnya selama 7 tahun, sementara itu Pemerintah memiliki target untuk melepasliarkan orangutan yang ada di pusat rehabilitasi paling lambat pada tahun 2015. Jika Pemerintah tidak tegas dalam menegakkan hukum untuk melindungi orangutan dan habitatnya, target yang tertuang dalam Rencana Aksi Konservasi Orangutan tidak akan bisa terwujud. Hal lain yang sangat mendesak agar pelepasliaran orangutan bisa berjalan dengan lancar  adalah kebutuhan akan lokasi pelepasliaran yang baru”.

Menurut Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Ir. Hariyadi, “Perusahaan yang dalam wilayah konsesinya terdapat orangutan dan bernilai konservasi tinggi seharusnya bekerjasama dan berkoordinasi dengan BKSDA untuk melakukan pengelolaan perkebunan yang berwawasan lingkungan dan konservasi. Perusahaan harus ikut serta dalam upaya konservasi orangutan dengan membentuk Satgas Penyelamatan Orangutan. Tujuannya untuk mencegah konflik antara manusia dengan satwa liar, dalam hal ini orangutan, di lingkungan perkebunan, sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Pedoman Penanggulangan Konflik Antara Manusia dan Satwa Liar. BKSDA akan menyambut positif setiap upaya kerjasama dalam masalah konservasi orangutan yang berada di lingkungan perusahaan agar satwa langka yang dilindungi Undang-Undang ini tetap lestari". Untuk  kedepannya BKSDA Kalteng  akan merangkul  perusahaan tersebut bekerjasama dalam pengelolaan hutan dan kebun yang berwawasan lingkungan dan konservasi melalui Memorandum of Understanding (MoU).

Dr. Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan, ” Dampak negatif dari sebuah bisnis seharusnya menjadi tanggung jawab pelaku bisnis itu sendiri. Sektor swasta, khususnya yang telah meraih keuntungan dari sumber daya alam dan telah menyebabkan orangutan tergusur dari rumahnya di hutan, harus lebih berperan aktif dalam menjalankan tanggung jawabnya. Perusahaan seharusnya menerapkan praktik pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan atau Best Management Practices untuk melindungi orangutan yang hidup di wilayah konsesi mereka. Selain itu mereka harus bertanggungjawab atas banyaknya anak orangutan yatim piatu yang masuk ke pusat-pusat rehabilitasi. Perusahaan-lah yang harus menanggung biaya proses rehabilitasi mereka hingga mereka bisa kembali ke hutan. Jangan membebankan biaya lingkungan kepada pihak lain.”

Keberhasilan konservasi orangutan sangat tergantung pada dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Yayasan BOS, dalam rangka melestarikan orangutan dan habitatnya, selalu bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia pada semua tingkat, antara lain Kementerian Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Murung Raya, dan BKSDA Kalimantan Tengah. Pada 31 Desember 2009 lalu Yayasan BOS dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyepakati kerjasama mengenai konservasi orangutan dan habitatnya di Kalimantan Tengah.

Selain didukung oleh Pemerintah, kegiatan pelepasliaran ini juga didukung oleh seluruh masyarakat Murung Raya, demikian juga donor perseorangan, organisasi-organisasi mitra, dan organisasi konservasi di seluruh dunia yang peduli atas usaha pelestarian orangutan di Indonesia. Yayasan BOS juga sangat berterima kasih atas dukungan moral, finansial, dan logistik dari sektor swasta seperti PT. Indo Muro Kencana. Kami menjangkau komunitas bisnis dan mengajak mereka mengikuti contoh dari organisasi-organisasi seperti ini, dan berusaha memenuhi tanggung jawab lingkungan mereka untuk memastikan tercapainya target konservasi di Indonesia.


Kontak:
Paulina L. Ela
Spesialis Komunikasi
Email: pauline@orangutan.or.id
Mobile: +62 813 4733 7003
 
Monterado Fridman (Agung)
Koordinator Komunikasi dan Edukasi Nyaru Menteng
Email: agungm@orangutan.or.id
Mobile: +62 812 509 4722

Editors Note :

Tentang Yayasan BOS
Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) adalah organisasi nirlaba Indonesia yang berdedikasi terhadap konservasi orangutan Borneo dan habitatnya, bekerjasama dengan masyarakat, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, serta organisasi-organisasi mitra di seluruh dunia.
Didirikan sejak tahun 1991, Yayasan BOS saat ini merawat lebih dari 800 orangutan dengan dukungan 420 karyawan yang berdedikasi tinggi, serta juga para ahli di bidang primata, keanekaragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, edukasi, dan kesehatan orangutan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.orangutan.or.id.



KAMI JUGA MENYARANKAN

[SIARAN PERS] NYARU MENTENG LEPASLIARKAN 8 ORANGUTAN!

Sebagai upaya untuk memenuhi target pelepasliaran yang tercantum dalam Rencana Aksi dan Strategi Konservasi Orangutan 2007-2012, Yayasan BOS di Nyaru Menteng kembali melepasliarkan 8 orangutan, menyusul 15 orangutan yang telah dilepasliarkan...

MEMPERINGATI WORLD POPULATION DAY, YAYASAN BOS MELEPASLIARKAN 13 ORANGUTAN DI KALIMANTAN TENGAH

Ini adalah pelepasliaran ke-10 di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) yang dilaksanakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, bekerja sama dengan Balai TNBBBR, USAID Lestari, dan Yayasan BOS, peraih World Branding Awa

MENJELANG AKHIR TAHUN, DELAPAN INDIVIDU ORANGUTAN HASIL REHABILITASI DILEPASLIARKAN DI TNBBR

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bersama Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) dalam kerja samanya dengan mitra Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) serta sejumlah pihak lainnya pada hari ini kembali melepa

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup