Apakah kamu member?

BATIKAP MEMBANGUN

Selamat datang di Camp Totat Jalu. Inilah rumah Laskar Kahiu.

“Kahiu” dalam bahasa Dayak bermakna “orangutan”. “Laskar Kahiu” atau “Laskar Orangutan” adalah sebutan bagi Tim Post Release Monitoring (PRM) yang bertugas memantau orangutan Kalimantan Tengah dari Yayasan BOS Nyaru Menteng yang dilepasliarkan di Hutan Lindung Bukit Batikap.

Sudah lebih dari dua tahun, camp yang berdiri tepat di jantung Pulau Borneo ini, masih berupa camp semi permanen yang dibangun dengan sangat sederhana dari terpal dan kayu.
 

Pembangunan Fisik

Selama camp Totat Jalu masih berupa flying camp, Tim Monitoring terus melakukan perawatan dan perbaikan agar camp yang sederhana ini tetap aman dan nyaman untuk ditinggali.

Hujan dan meluapnya air sungai Posu sering kali datang membanjiri camp dan menghambat kegiatan monitoring Tim. Sementara, Yayasan BOS telah melepasliarkan lebih dari 130 orangutan di Hutan Lindung Bukit Batikap, yang dengan demikian menuntut performa Tim yang maksimal. Oleh karena itu pembangunan Camp Totat Jalu yang lebih permanen pun dipikirkan guna menjamin keselamatan teknisi dan keamanan peralatan monitoring sehingga menunjang tugas Tim Monitoring.

Bulan September lalu, Tim Batikap mengabarkan bahwa pembangunan camp telah mencapai 80 persen. Namun pembangunan camp belum sepenuhnya selesai karena kurangnya beberapa material, seperti atap seng. Mengirimkan material ke Camp Totat Jalu bukan perkara mudah, mengingat lokasinya yang sulit dijangkau dan hanya dapat dicapai dengan perahu kecil. Pembangunan pun berjalan tersendat, namun diharapkan dapat segera selesai di tahun ini.


Batikap Membangun (Kredit foto: Monica)

Batikap Membangun (Kredit foto: Monica)

Batikap Membangun (Kredit foto: Monica)

Batikap Membangun (Kredit foto: Monica)

Membangun Semangat

Tak hanya pembangunan fisik, pembangunan sumber daya manusia pun terus dilakukan untuk membentuk tim monitoring terbaik yang terampil, solid, dan berdedikasi tinggi.

Keterampilan menggunakan kompas, GPS, handy talky, kamera, video kamera dan pengoperasian radio transmitter diberikan kepada para teknisi PRM yang baru. Keterampilan dasar ini juga didukung dengan keterampilan penting lainnya seperti mengenali jenis pohon, yang menunjang kegiatan monitoring dan survei fenologi. Keterampilan lain seperti P3K juga diberikan  untuk menunjang keselamatan teknisi PRM selama bertugas melakukan monitoring orangutan.

Pembangunan camp permanen dan berbagai macam pelatihan yang dilaksanakan bertujuan untuk memastikan tim yang ada di sana dapat terus melaksanakan kegiatan monitoring dan mengumpulkan data yang bermanfaat untuk orangutan kita yang telah dilepasliarkan dan tentu saja mempersiapkan diri mereka untuk pelepasliaran yang akan datang di tahun depan.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup