Apakah kamu member?

KABUT ASAP MENYELIMUTI SEKOLAH HUTAN

Selama beberapa hari terakhir ini, warga Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mengeluhkan kabut asap yang menyelimuti kota dan sekitarnya. Kabut asap yang semakin hari kian pekat ini terjadi akibat pembakaran hutan dan lahan gambut di tengah kemarau panjang yang melanda Kalimantan Tengah. Tentu saja kabut asap ini berdampak negatif terhadap aktivitas harian dan menimbulkan masalah kesehatan, termasuk bagi para orangutan kami di Nyaru Menteng.
 

Dampak bagi Aktivitas Sekolah Hutan

Pembakaran hutan hampir terjadi setiap tahun di Kalimantan Tengah dan berdampak signifikan terhadap orangutan dan kegiatan kami secara keseluruhan. Pada tahun 2008, Yayasan BOS terpaksa mengurangi kegiatan rehabilitasi orangutan karena kabut asap yang begitu pekat menutupi seluruh fasilitas kami di Nyaru Menteng. Jarak pandang bahkan hanya satu meter saja, sehingga para orangutan yang biasanya mulai berangkat ke Sekolah Hutan pada pukul 7 pagi, baru bisa berangkat ke sekolah pukul 10.

Tahun ini, kabut asap semakin memburuk sejak minggu pertama September. Para bayi orangutan yang dirawat di Nursery Group menjadi yang paling merasakan dampaknya. Kabut begitu pekat sehingga mereka harus tinggal di dalam ruangan, yang tentu saja membuat para anak orangutan yang aktif ini merasa tidak nyaman karena mereka memang seharusnya bermain di Sekolah Hutan.
 

Kondisi Kesehatan Orangutan

Kabut asap jelas mengganggu kesehatan baik bagi manusia maupun orangutan. Ketika kabut asap melanda, partikel-partikel debu dan karbon sisa proses pembakaran akan masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan reaksi alergi yang berlebihan munculnya infeksi seperti bronchitis dan pneumonia akibat sistem pertahanan tubuh yang menurun.

Bayi orangutan kembali menjadi yang paling merasakan akibat dari situasi ini karena mereka masih sangat muda dan mereka belum mempunyai sistem kekebalan tubuh yang sempurna untuk melawan kondisi lingkungan yang ekstrem ini. Hingga akhir bulan Agustus, tercatat ada 6 dari 13 anak orangutan di Grup Bayi yang dirawat secara intensif oleh Tim Medis akibat ISPA dan infeksi mata. Karena situasinya terus memburuk di bulan ini, kami khawatir jumlah kasus gangguan kesehatan pada orangutan akan meningkat.

Tidak banyak yang bisa kami lakukan. Tindakan pencegahan yang mungkin bisa dilakukan Tim Medis adalah memberikan suplementasi vitamin untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.


Kabut Asap Menyelimuti Sekolah Hutan (Kredit foto: Indrayana)

Kabut Asap Menyelimuti Sekolah Hutan (Kredit foto: Indrayana)

Kabut Asap Menyelimuti Sekolah Hutan (Kredit foto: Indrayana)

Kabut Asap Menyelimuti Sekolah Hutan (Kredit foto: Indrayana)

Menyelamatkan Habitat Orangutan

Kabut asap yang kembali melanda Kalimantan Tengah tentunya menjadi keprihatinan besar bagi kita. Sejak awal Juli 2014 kebakaran hutan sudah terjadi di Kalimantan Tengah dan diikuti munculnya kabut asap tipis. Hujan lebat yang sempat turun di minggu terakhir bulan Juli memberi secercah harapan bahwa kabut asap akan menghilang. Namun harapan itu sirna karena di bulan Agustus kebakaran hutan justru semakin meluas. Lahan masyarakat dan hutan yang umumnya tanah gambut di sekitar Nyaru Menteng juga terbakar hebat dan menimbulkan asap tebal yang menyesakkan.

Pemerintah Daerah dibantu tim darat pemadam kebakaran hutan dan lahan mungkin telah berupaya keras untuk mengatasi kabut asap di setiap daerah yang mengalami kebakaran hutan, namun tanpa kesadaran setiap orang untuk menghentikan praktik pembakaran hutan, kondisi yang memprihatinkan ini akan terus terjadi dan berdampak negatif bagi setiap sendi kehidupan di derah tersebut.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup