Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo atau Yayasan BOS beserta para organisasi mitra global akan menyelenggarakan «Hangout with Orangutans», rangkaian acara selama 16 jam berisi hiburan dan edukasi mengenai upaya penyelamatan orangutan dan habitatnya di hari Rabu, 19 Agustus 2020. Acara ini diharapkan semakin memperluas pemahaman publik mengenai pentingnya upaya konservasi satu-satunya kera besar Asia ini dan rumah mereka, hutan hujan tropis di Sumatra dan Kalimantan.
Di tengah situasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah yang terus berlangsung dan tantangan beradaptasi dengan keadaan baru atau new normal di seluruh Indonesia, Yayasan BOS berupaya merayakan Hari Orangutan Internasional yang jatuh di tanggal 19 Agustus setiap tahunnya. Tahun ini, Yayasan BOS bersama para mitra internasionalnya akan mengadakan rangkaian acara virtual selama 16 jam yang terdiri dari sejumlah diskusi daring, pemutaran film, serta pertunjukan seni yang bisa diakses oleh publik.
Tidak hanya akan memberikan hiburan, rangkaian acara bak maraton ini juga menghadirkan edukasi, bagi para pendukung upaya pelestarian alam dan terutama, pelestarian orangutan. Sejumlah tokoh bersedia bergabung meramaikan acara kami yang dimulai sejak pukul 12 siang besok. Sejumlah diskusi daring kami selenggarakan dalam bahasa Indonesia, sebagian lainnya dalam bahasa Inggris. Publik juga berkesempatan untuk menikmati pemutaran dua episode awal “Orangutan Jungle School”, sebuah serial dokumenter produksi Natural History of New Zealand (NHNZ), Blue Ant Media, dan Yayasan BOS. Film ini bercerita tentang kegiatan sehari-hari di Sekolah Hutan di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.
DR. IR. JAMARTIN SIHITE, MSC., CEO Yayasan BOS menyatakan, «Kami telah menyiapkan banyak acara yang bisa diikuti oleh siapapun. Bagi teman-teman semua yang berminat untuk lebih memahami dan membantu orangutan, ini adalah kesempatan yang tepat untuk secara virtual melihat lebih dekat proses rehabilitasi orangutan kami, khususnya kegiatan di Sekolah Hutan.
Tidak hanya bercerita mengenai seluk-beluk orangutan, kami juga ingin berbagi kisah mengenai apa saja kesulitan yang kami hadapi di tengah badai pandemi ini. Upaya pelestarian satwa liar, termasuk orangutan, bukanlah operasi yang kecil. Butuh kerja sama luas, biaya yang besar, dan kerja keras untuk bisa meraih hasil yang diinginkan. Kami berharap dengan adanya rangkaian acara maraton daring ini, kami bisa memperluas jejaring pendukung upaya pelestarian satu-satunya kera besar Asia ini.»
DAVINA VERONICA HARIADI, Campaigner Awareness Yayasan BOS menambahkan, «Saya senang sekali bisa terlibat dalam peringatan Hari Orangutan Internasional ini. Karena saya juga bekerja dalam upaya penyelamatan satwa peliharaan yang ditelantarkan, saya tahu pasti bahwa kita perlu memerhatikan kesejahteraan satwa dengan lebih baik. Kenyataan bahwa orangutan berperan penting dalam menjaga kualitas ekosistem hutan menambah perlunya dukungan luas atas upaya pelestariannya. Saya berharap dari acara ini, masyarakat semakin memahami pentingnya alam dan lingkungan seisinya bagi kehidupan kita semua di dunia.»
Acara ini bisa terselenggara berkat kerjasama dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, para organisasi mitra global (BOS Australia, BOS Inggris, BOS Jerman, BOS Swiss, dan Save the Orangutan), pendukung dari dunia usaha seperti PT. Blue Bird Tbk., lembaga-lembaga konservasi lain, serta donor perseorangan yang mendukung kerja konservasi kami dan pelestarian alam di Indonesia.