Apakah kamu member?

SURA

Seorang Bayi yang Terluka
Ekspresinya menunjukkan kesedihan dan keputusasaan. Kerap kali matanya mengembara ke tiga jarinya, yang hanya tersisa setengahnya. Ia masih lemah dan hampir tidak memiliki kekuatan atau kemauan untuk bergerak. Dia adalah Sura, bayi orangutan laki-laki yang sangat menggemaskan.

Setelah menyelamatkan ratusan orangutan, tim Nyaru Menteng pun menemui kesulitan dalam menemukan nama yang cocok untuknya. Orang Indonesia percaya bahwa nama yang tepat dapat menginspirasi kebesaran dari pemilik nama ini sebelumnya. Oleh karenanya di Yayasan BOS, ada peraturan dimana setiap Pusat Rehabilitasi harus menemukan nama yang belum pernah digunakan sebelumnya untuk orangutan lainnya (termasuk yang sudah meninggal). Sehingga kami akhirnya beralih meminta bantuan ke teman-teman setia kami dan pendukung di Twitter. Sejak 22-25 Oktober, kami meminta mereka untuk membantu #nametheorangutan.

Nama yang Berani untuk Orangutan yang Berani
Banyak orang antusias dan mengambil bagian dalam kontes #nametheorangutan. Dan banyak dari nama-nama yang diberikan begitu inspiratif. Tetapi akhirnya kami mempersempit menjadi hanya 10 besar nama, kemudian tim Nyaru Menteng akan memilih nama yang terbaik untuk menjadi nama orangutan baru kami. Nama yang dipilih akhirnya Sura, diberikan oleh Ade Putri Paramadita, yang juga dikenal di twitter sebagai @missHOTRODqueen.

Nama Sura berasal dari repertoar gamelan Bali kuno (musik ansambel tradisional Indonesia). Menggambarkan kerajaan yang berkuasa memerintah masyarakat Bali pada abad 20 sebelum masehi, Sura memiliki arti kata “keberanian”. Nama ini sangat tepat diberikan untuk orangutan yang berani dan kita semua berharap Sura akan tumbuh menjadi orangutan yang besar dan pemberani, meskipun ia telah disiksa secara fisik dan psikis di masa lalunya.

Awal Baru Kehidupan Sura
Pada hari Kamis, 17 Oktober 2013, salah seorang staf Centre of Orangutan Protection menghubungi Pusat Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah-Nyaru Menteng (Nyaru Menteng) dan mengabarkan bahwa ada bayi orangutan jantan yang dipelihara warga dan hendak diserahkan. Dijelaskan pula bahwa bayi orangutan tersebut dalam kondisi terluka. Tim Nyaru Menteng pun memutuskan segera mengambil langkah cepat untuk melakukan penyelamatan terhadap anak orangutan itu dan berkoordinasi dengan BKSDA Kalimantan Tengah. Namun karena kendala teknis, akhirnya rekan dari COP mengantar langsung bayi orangutan tersebut ke Nyaru Menteng. drh. Agus Fachroni dan drh. Merryl yang bertugas malam pada saat itu menerima dan mencatat data tentang asal-usul bayi orangutan tersebut.

Berdasarkan cerita dari rekan COP, anak orangutan itu diserahkan oleh seorang penduduk bernama Pak Ada dari Desa Tumbang Koling, Kabupaten Kotawaringin Timur. Pak Ada menemukan bayi orangutan tersebut saat menebang kayu untuk membuat balok dan papan di areal konsesi PT. Nabatindo Karya Utama (PT.NKU- BGA Group). Area ini sedang dibuka untuk lahan baru perkebunan kelapa sawit di wilayah Desa Tumbang Koling. Pak Ada pun merawatnya selama tiga hari lalu diserahkan ke rekan COP.


Sura, bayi orangutan laki-laki yang sangat menggemaskan

Kondisi luka terbuka dan tampak seperti bekas tebasan parang atau pisau.

Kondisi luka terbuka dan tampak seperti bekas tebasan parang atau pisau

Kerap kali ia melihat ke tiga jarinya, yang hanya tersisa setengahnya.

Perawatan dan Cinta di Nyaru Menteng
Tim medis Nyaru Menteng segera melakukan pemeriksaan kesehatan awal pada Sura. Berdasarkan kondisi gigi dipastikan bahwa Sura berusia 4 bulan. Tim medis pun menemukan fakta yang menyakitkan dan memilukan: tiga jari tangan kirinya telah dipotong. Kondisi luka terbuka dan tampak seperti bekas tebasan parang atau pisau. Ketiga jari tersebut masih membengkak namun sudah tidak mengeluarkan darah. Sura kemudian ditempatkan di grup karantina bayi dan mendapatkan pengasuhan intensif selama 24 jam dari tiga orang babysitter.

Keesokan harinya, ia terlihat masih terlalu lemah untuk bergerak. Sura tidak menunjukkan perilaku liar sama sekali. Dia masih terlalu kecil dan sangat lemah. Ia hanya selalu ingin memeluk erat babysitter-nya. Ia kerap terlihat sedang menatap jari tangannya yang terpotong, seolah bertanya bagaimana ini bisa terjadi. Hutan yang merupakan rumahnya telah hancur dan ia dipisahkan dari kasih ibunya dengan sangat kejam dan brutal. Sisa ruas jarinya lah yang akan selalu mengingatkannya tentang hal ini selamanya.

Kami berharap Sura mulai mendapatkan kekuatan. Banyaknya cinta dan perawatan dari para babysitter mungkin tidak dapat menggantikan ibunya yang hilang, tapi kami akan memberinya begitu banyak cinta dan perawatan yang terbaik yang kami bisa berikan. Suatu hari nanti, kita akan melihat Sura menjadi orangutan jantan dewasa yang siap menjelajahi hutan Kalimantan, tangguh dan berani, sama seperti nama yang diberikan kepadanya.
 
Kami akan memberinya begitu banyak cinta dan perawatan yang terbaik

Tak lupa kami ucapkan selamat dan terimakasih kepada Ade Putri Paramadita yang sudah memberikan nama yang indah ini!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup