Apakah kamu member?

MIKO DAN PICKLE

Setiap pelepasliaran orangutan direncanakan dengan matang, mulai dari perencanaan penyediaan makanan bagi tim hingga mencari lokasi yang tepat untuk pelepasliaran orangutan. Kami memilih titik-titik ini berdasarkan hasil pengamatan akan kebutuhan jelajah mereka dan kepribadian individu masing-masing orangutan yang akan dilepasliarkan.

Dalam pelepasliaran terbaru kami dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Suci, Mony, Pickle, dan Miko diberangkatkan bersama ke hutan pelepasliaran dalam sebuah perjalanan yang penuh tantangan (baca lebih jauh di sini, tautan ke cerita peleapsliaran). Namun akhirnya, kurang dari 24 jam setelah bertolak dari Nyaru Menteng, keempat orangutan ini tiba di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, yang terletak jauh di dalam DAS Hiran.

Berkat kesamaan perangai dari dua jantan, yaitu Miko dan Pickle, yang sama-sama tenang, tim memutuskan untuk melepas kedua orangutan ini di titik yang berdekatan sekitar satu jam di sebelah utara pondok pengamatan Lewun Kahiyo.

Suci mendapat giliran pertama dilepas dari kandang transpornya, dan setelah sesaat mengamati kami, ia segera memanjat pohon terdekat dan tak menengok kembali. Pickle mendapat giliran berikutnya namun dengan proses yang tak semulus Suci. Mungkin masih resah akibat perjalanan panjangnya, jantan berusia 14 tahun ini memutuskan untuk bertahan di tanah tak jauh dari kami dan mengawasi, alih-alih naik ke atas pohon. Tim kami bekerja cepat untuk melepas Mony, yang segera bergabung dengan Suci di tajuk hutan untuk mencari makan, dan terakhir, Miko.

Kandang Miko dibuka oleh Denny Kurniawan, Manajer Program Nyaru Menteng. Sama halnya dengan Pickle, Miko tidak nyaman berada di dekat manusia. Ia menunjukkan hal ini dengan menggulingkan kandangnya sebelum akhirnya melihat Pickle. Kedua jantan ini sebenarnya sudah kenal dan berteman sejak lama, namun kondisi keduanya yang sedang resah dan Pickle cenderung lebih dominan ketimbang Miko. Kami sempat meragukan keputusan menempatkan mereka berdua tidak berjauhan, dan khawatir mereka bisa berkelahi. Tentu ini bukan awal yang baik.


Miko

Pickle

Kami menampatkan diri untuk memisahkan mereka, namun lantas kami sadar bahwa mungkin cara terbaik dalam situasi ini adalah mengurangi stress dan menjauh dari mereka berdua. Tim pelepasliaran perlahan-lahan meninggalkan lokasi, menyisakan hanya tim PRM dan dokter hewan. Separuh tim PRM mengikuti Suci dan Mony menjelajah ke dalam hutan berdua, mencari makan, dan akhirnya membangun sarang di tajuk pohon.

Separuh tim PRM yang tersisa bertahan di lokasi, mengawasi Miko dan Pickle. Begitu tim pelepasliaran tak lagi terlihat, Pickle mendadak berubah tenang sembari mengawasi tim yang tersisa serta Miko dari atas ngarai kecil di tepi sungai. Sementara Miko masih saja tertarik berdekatan dengan manusia, terutama drh. Arga. Arga telah bekerja di Nyaru Menteng selama 8 tahun dan ia ada saat Miko menjalani seluruh proses rehabilitasinya, tentu Miko mengingat sosok Arga. Ia tampak selalu ingin berada di dekat Arga, memberi kami hanya satu pilihan, yaitu meminta Arga untuk menjauh dan menanti di perahu.

Tanpa keberadaan Arga, Miko akhirnya mulai lebih teliti mengamati sekelilingnya, dan ia mulai makan daun bambu. Saat itulah Pickle perlahan mendekat. Kami menahan napas.

Keduanya mulai saling menarik tangan, tetapi Pickle yang tampak tidak menunjukkan dominasi berlebih disambut Miko dengan ajakan bermain. Beberapa detik kemudian, Pickle menyambut ajakan Miko dan kedua jantan itu mulai bergulat di tepi sungai tempat mereka dilepaskan. Kejadian ini pertama kali dalam sejarah pengamatan PRM di Hiran.

Sekitar dua puluh menit kemudian, mendadak hujan deras turun, membasahi tim kami dan orangutan, membuat kami semua duduk diam dan berteduh menati hujan reda. Akhirnya langit kembali terbuka dan Miko kembali menikmati daun bamboo sementara Pickle bermain-main di hamparan pasir.

Saat ia lelah, Miko mengambil patahan-patahan ranting untuk disusun menjadi sarang di tanah. Dari situ, ia duduk mengamati kami yang mengumpulkan data pengematan atasnya, sampai akhirnya malam datang.

Hari pertama di hutan dapat memberikan pengalaman yang kurang mengenakkan. Apakah kami ingin melihat Miko menghabiskan waktu mencari makan dan bersarang di atas pohon? Tentu saja. Namun, stres akibat perjalanan yang lama dan memunculkan rasa mudah marah tentu dapat kami maklumi. Kami bahagia melihat ikatan antara Pickle dan Miko tumbuh semakin kuat di hari pertama merkea dilepasliarkan dan merasa optimis keduanya akan menjadi orangutan liar yang hebat!

Semoga sukses, Miko, dan selamat datang!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup