Apakah kamu member?

TARGET TERCAPAI: BOS FOUNDATION MELEPASLIARKAN 251 ORANGUTAN

Pelepasliaran orangutan merupakan proses yang rumit dan ini merupakan fokus untama BOS Foundation (BOSF) untuk menyelamatkan kera besar coklat yang sangat terancam punah ini agar dapat bertahan lestari di habitat alaminya. Di usianya yang menginjak 25 tahun, BOS Foundation sukses memenuhi targetnya untuk melepasliarkan 250 orangutan dalam kurun waktu 5 tahun.

Pada 13 Desember, enam orangutan yang terdiri dari dua jantan dan empat betina, dua di antaranya pasangan ibu-anak, menempuh perjalanan darat dari Samboja Lestari menuju ke Muara Wahau, Ibukota Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur. Rombongan berhenti setiap 2 jam untuk memeriksa kondisi orangutan.

Rombongan tiba di Muara Wahau keesokan harinya. Dari Muara Wahau, perjalanan dilanjutkan selama sekitar 5 jam sampai akhirnya sampai ke titik yang berjarak sekitar 200 meter dari Sungai Telen dan merupakan titik terakhir yang bisa dicapai kendaraan. Dari situ, kandang transport diangkat ke tepi sungai dan dibawa menyeberang sungai dengan perahu ces. Di seberang sungai, kandang transport keenam orangutan kandidat pelepasliaran ini dipindahkan ke atas kendaraan berpenggerak 4 roda sampai ke titik pelepasliaran di Hutan Kehje Sewen.

Kondisi cuaca yang berawan, kami pun harus mengejar waktu agar orangutan dapat dilepasliarkan sebelum hujan turun. Sekitar pukul setengah tiga petang, kami pun akhirnya berhasil melepasliarkan keenam orangutan.

Bungaran, putra pertama Signe, lahir pada tanggal 5 April 2015 di Samboja Lestari. Sejak di pusat rehabilitasi sampai setelah mereka dilepasliarkan di Hutan Kehje Sewen, Signe dengan penuh kasih sayang dan sabar mengenalkan Bungaran akan kehidupan liar. Keduanya dilepasliarkan bersama, dengan Bungaran sebagai orangutan ke-250 yang dilepasliarkan oleh BOS Foundation.

Signe dan Bungaran kini telah menjalani kehidupan bahagia di Hutan Kehje Sewen. Dari pantauan tim kami tampak bahwa ikatan emosional antara ibu dan anak ini sangat kuat. Signe dengan sabar dan penuh kasih sayang mendampingi Bungaran hidup di alam liar, mengajari mengenali pakan alami, memanjat pohon, dan membangun sarang. Kami berharap agar pasangan Ibu-anak ini terus sehat di Hutan Kehje Sewen.

Dengan pelepasliaran keenam orangutan ini, sejak tahun 2012, BOS Foundation telah melepasliarkan 251 orangutan, dengan 55 orangutan dilepasliarkan di hutan Kehje Sewen.

Status konservasi orangutan Kalimantan saat ini sangat membahayakan. Hal ini yang mendorong BOSF untuk bekerja sama dengan BKSDA Kalimantan Timur dan semua pihak untuk menggiatkan pelepasliaran orangutan dari pusat rehabilitasi.


Target Tercapai: BOS Foundation Melepasliarkan 251 Orangutan (Kredit foto: Sony)

Target Tercapai: BOS Foundation Melepasliarkan 251 Orangutan (Kredit foto: Sally Tirtadihardja)

Target Tercapai: BOS Foundation Melepasliarkan 251 Orangutan (Kredit foto: Arvid Nicolas)

Target Tercapai: BOS Foundation Melepasliarkan 251 Orangutan (Kredit foto: Dika)

Target Tercapai: BOS Foundation Melepasliarkan 251 Orangutan (Kredit foto: Suwardy)

Target Tercapai: BOS Foundation Melepasliarkan 251 Orangutan (Kredit foto: Rika)

Target Tercapai: BOS Foundation Melepasliarkan 251 Orangutan (Kredit foto: Suwardy)

Di sisi lain, sampai saat ini BOSF juga masih terus menerima dan menyelamatkan orangutan yang tersingkir dari habitatnya, umumnya mereka adalah bayi dan balita yang kehilangan induknya. Di Samboja Lestari dan Nyaru Menteng, kami masih “mendidik” sekitar 700 orangutan dan kini belum dilepasliarkan. Kami pun akan terus berupaya melanjutkan mencari habitat yang layak untuk menjamin keberlanjutan proses pelepasliaran.

Dukungan dan komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah, dukungan masyarakat dan semua lembaga baik bisnis maupun nirlaba tetap dibutuhkan. Dalam proses pelepasliaran kali ini, kami mendapatkan dukungan dari teman-teman penggiat seni dan hiburan. Seperti model sekaligus Direktur Garda Satwa Indonesia, Davina Veronica; aktris, model, dan pembawa acara, Dominique Diyose bersama suaminya, Ivan Handoyo, seorang pembuat film; dan grup musik rap tanah air, Fade 2 Black. Dari mereka kami berharap, agar virus kepedulian dan kesadaran untuk menyelamatkan orangutan dan habitatnya dapat tertular kepada masyarakat luas, khususnya di Indonesia.

Pelepasliaran kali ini terlaksana berkat kerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, serta masyarakat Kutai Timur dan Kutai Kartanegara. Yayasan BOS juga berterima kasih atas dukungan moral dan material dari BOS Swiss, donor perorangan, para mitra lainnya, dan organisasi konservasi di seluruh dunia yang peduli atas usaha pelestarian orangutan di Indonesia.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup