Apakah kamu member?

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-8 NYARU MENTENG

JANE and JIRO
Jane disita dari seorang warga di Kota Palangka Raya oleh BKSDA dan masuk Nyaru Menteng pada 9 November 1999 saat usianya masih 4 tahun dengan berat badan 13,5 kg. Jane yang sangat pemalu dan tergantung pada babysitter-nya ini kemudian mengikuti Sekolah Hutan untuk membekalinya keterampilan bertahan hidup di alam liar.

Pada 14 Juni 2002, Jane lulus dari Sekolah Hutan dan tinggal di Pulau Kaja. Ia menjadi sangat mandiri dan gemar menjelajah. Selama di Nyaru Menteng, Jane telah melahirkan dua anak yang keduanya berjenis kelamin jantan. Jojang lahir di Pulau Kaja pada 1 Juni 2007, sementara Jiro lahir di area karantina pra-pelepasliaran pada 17 Juni 2013.

Awalnya Jane dan putranya Jojang menjadi salah satu kandidat pelepasliaran orangutan bulan Februari 2013. Karena ternyata Jane diketahui sedang mengandung, akhirnya Jane dan Jojang terpaksa menunda kepulangan mereka ke hutan hingga adik Jojang lahir.

Jiro lahir dalam kondisi sehat dan kini di usianya yang menginjak 7 bulan dengan berat badan 2,5 kilogram, sementara ibunya Jane kini berusia 19 tahun dengan berat badan 40,5 kilogram. Jiro akan pulang ke Hutan Lindung Bukit Batikap bersama ibu dan kakaknya.
 

JOJANG
Jojang, putra pertama Jane, lahir di Pulau Kaja pada 1 Juni 2007. Sejak kecil Jojang diasuh dengan penuh kasih sayang oleh induknya dan mendapatkan pengajaran langsung tentang cara bertahan hidup di alam liar.

Jojang yang memiliki rambut tebal ini berperilaku layaknya orangutan liar. Ia tidak menyukai kehadiran manusia dan akan melakukan kiss-squeak jika merasa terusik. Jojang sudah terampil membuat sarang meskipun masih beraktivitas dekat dengan induknya.

Kini di usia 7 tahun, Jojang yang memiliki berat badan 16 kilogram ini siap pulang ke hutan bersama ibu dan adiknya untuk menjadi orangutan liar muda yang mandiri di Hutan Lindung Bukit Batikap.
 

KITTY and KATE
Orangutan betina bernama Kitty disita oleh BKSDA dari seorang warga di Kota Palangka Raya pada tanggal 12 Agustus 2000. Ia masih berusia 4 tahun dengan berat badan 12 kg saat pertama kali tiba di Nyaru Menteng.

Saat menghuni Pulau Palas, Kitty merupakan orangutan yang lembut dan mudah bergaul dengan orangutan lain. Kitty juga mandiri dan senang menjelajah. Pada 6 Agustus 2011 betina berkulit wajah hitam ini melahirkan anaknya yang berjenis kelamin betina. Bayi betina itu diberi nama Kate dan kini telah berusia 3 tahun dengan berat badan 5 kilogram.

Setelah 14 tahun tinggal di Nyaru Menteng, Kitty kini berusia 18 tahun dengan berat badan 40 kilogram. Induk orangutan yang berambut pendek berwarna cokelat tua ini sebentar lagi akan tinggal di Hutan Lindung Bukit Batikap bersama buah hatinya.
 

ZENA and WILLIAM
Zena masih berusia 5 tahun dengan berat badan 24 kilogram saat disita oleh BKSDA dari seorang warga di Jakarta pada tanggal 28 September 2002. Zena memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap manusia karena telah dipelihara cukup lama. Untuk itulah Zena perlu belajar di Sekolah Hutan bersama orangutan lain sebayanya untuk mengembalikan kemampuan dan perilaku alaminya.

Zena sangat tertutup dan lebih senang menyendiri. Meskipun demikian, orangutan betina ini merupakan penjelajah yang handal dan terampil memanjat. Saat tinggal di Pulau Hampapak, Zena senang duduk sendiri di pohon yang cukup tinggi. Ia juga pandai memilih pakan alaminya, baik buah-buahan hutan maupun dedaunan.

Zena melahirkan anak pertamanya yang diberi nama William pada 3 Februari 2010 di Pulau Hampapak. Zena sangat menyayangi putranya dan mampu mendidiknya sebagai orangutan liar dengan kemampuan yang dia dapatkan setelah 12 tahun tinggal di Nyaru Menteng.

Kini induk orangutan yang berambut panjang berwarna cokelat tua ini berusia 17 tahun dengan berat badan 43 kilogram, sementara si jantan kecil William masih berusia 4 tahun dengan berat badan 8 kilogram. Tak lama lagi, William dan induknya akan pulang ke rumah sejati mereka, Hutan Lindung Bukit Batikap.
 

DITA and HALT
ita adalah orangutan betina yang disita oleh BKSDA dari seorang warga di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 8 November 2002. Saat tiba di Nyaru Menteng, usianya masih 4 tahun dengan berat badan 17 kilogram. Dita mengawali proses rehabilitasinya di Nyaru Menteng dengan belajar di Sekolah Hutan.

Lulus dari Sekolah Hutan, Dita menempati salah satu pulau pra-pelepasliaran, yaitu Pulau Hampapak. Di pulau itu ia sangat aktif, gemar menjelajah, dan mudah bergaul dengan orangutan lainnya.

Pada 23 Januari 2012, di Pulau Hampapak, Dita yang bermata sipit ini melahirkan anak pertamanya. Anak pertama Dita yang berjenis kelamin betina ini diberi nama Halt. Halt yang kini masih berusia 2 tahun dengan berat badan 7 kilogram masih erat dalam gendongan induknya.

Kini Dita berusia 16 tahun dengan berat badan 45 kilogram. Sebentar lagi Dita dan putri kecilnya Halt akan segera menempati rumah sejati mereka di Hutan Lindung Bukit Batikap.
 

JUDY and SON
Judy tiba di Nyaru Menteng saat usianya 6 tahun setelah disita oleh BKSDA dari seorang warga di Kabupaten Kapuas pada 7 Mei 2002.

Saat tinggal di Pulau Hampapak, orangutan betina berambut pendek dan berkulit wajah hitam ini sangat gemar menjelajah. Meskipun pendiam, Judy senang bersahabat dengan orangutan lain.

Pada tanggal 2 Oktober 2012, Judy melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin jantan, yang diberi nama Son. Judy sangat menyayangi Son. Dia juga menguasai keterampilan bertahan hidup di alam liar, yang kelak dapat diajarkannya kepada Son.

Kini Judy berusia 18 tahun dengan berat badan 58 kilogram, sementara putranya Son baru berusia 2 tahun dengan berat badan 4 kilogram. Judy akan segera pulang ke hutan dan membesarkan Son layaknya orangutan liar di rumah sejatinya.
 

JUPITER and JULFA
Jupiter masih berusia 1 tahun dengan berat badan 4,4 kilogram, ketika disita dari seorang warga di Kota Sampit oleh BKSDA. Orangutan betina malang ini tiba di Nyaru Menteng pada tanggal 13 Maret 2001 dalam kondisi tanpa induk.

Jupiter menempati Pulau Palas sejak 11 Desember 2006. Di pulau pra-pelepasliaran itu, Jupiter merupakan orangutan yang aktif, penjelajah yang handal dan memiliki kewaspadaan tinggi. Orangutan betina bermata sipit ini termasuk orangutan yang pendiam dan jarang bergaul dengan orangutan lainnya. Meskipun pendiam, Jupiter termasuk salah satu bintang film dokumenter “Orangutan Island” bersama dengan Hamlet, Mercury, Manisha, dan Reno.

Pada 29 April 2013, Jupiter melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin betina, yang diberi nama bernama Julfa. Jupiter kini berusia 14 tahun dengan berat badan 42 kilogram, sementara Julfa berusia 9 bulan dengan berat badan 4 kilogram. Dengan pengalaman yang dimilikinya setelah 13 tahun tinggal di Nyaru Menteng, Jupiter akan mendidik putrinya Julfa menjadi orangutan liar sejati di rumah baru mereka, Hutan Lindung Bukit Batikap.
 

JOYS
Joys disita oleh BKSDA dari seorang warga Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada tanggal 10 November 2003. Saat tiba di Nyaru Menteng, usianya 8 tahun dengan berat badan 33 kilogram. Terdapat bekas luka di lehernya akibat jeratan rantai besi selama dipelihara oleh pemiliknya.

Joys cukup lama tinggal di Pulau Hampapak dan belajar banyak tentang cara bertahan hidup di hutan di pulau pra-pelepasliaran itu. Orangutan betina berambut panjang berwarna cokelat tua ini merupakan orangutan yang bersahabat terhadap orangutan lain.

Joys kini berusia 19 tahun dengan berat badan 53 kilogram. Sepuluh tahun sudah dia tinggal di Nyaru Menteng dan lulus dari Sekolah Hutan dengan hasil yang baik. Kini tiba waktunya untuk Joys hidup sebagai orangutan liar sejati di habitat alaminya, di Hutan Lindung Bukit Batikap.
 

HAMLET
Hamlet disita oleh BKSDA Kalimantan Tengah dari seorang warga Kota Palangka Raya. Ia diserahkan ke Nyaru Menteng untuk menjalani rehabilitasi pada tanggal 3 November 2000 saat usianya masih 3 tahun dengan berat  badan 9 kilogram.

Di Nyaru Menteng, Hamlet melalui semua tahapan proses rehabiltas dari Sekolah Hutan hingga pada tahun 2006 ia ditempatkan di Pulau Palas bersama orangutan lainnya.

Saat menghuni Pulau Palas, bersama Komo dan Daisy, Hamlet membintangi film dokumenter  berjudul “Orangutan Island”.

Setelah 14 tahun lamanya tinggal di Nyaru Menteng, Hamlet telah banyak belajar tentang cara bertahan hidup di alam liar. Kini usianya sudah 17 tahun dengan berat 47 kilogram. Tak lama lagi, orangutan jantan tampan yang aktif dan gemar menjelajah pulau ini akan segera menjelajah rumah sejatinya, rimba Bukit Batikap.
 

MERCURY
Orangutan betina ini disita oleh BKSDA dari seorang warga Desa Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, yang menjadikannya hewan peliharaan pada tanggal 5 Agustus 2002. Saat itu Mercury masih berusia 1,5 tahun dengan berat badan 4,4 kg. Ia mengalami dehidrasi, demam, dan diare akut.

Mercury mendapatkan perawatan intensif dari Tim Medis dan setelah 2 bulan melewati masa-masa sulit melawat sakit, Mercury dinyatakan sembuh dan dapat bergabung di Sekolah Hutan.

Orangutan betina berambut pendek dengan mata bulat ini lulus dari Sekolah Hutan pada tahun 2007 dan menempati Pulau Palas untuk mengikuti tahap pra-pelepasliaran. Di Pulau Palas, Mercury sangat aktif menjelajah, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, waspada, dan kompetitif untuk mendapatkan makanan. Dia juga termasuk orangutan yang mudah bergaul. Sahabat dekatnya di Pulau Palas adalah Troll  dan Jupiter. Di film dokumenter “Orangutan Island”, Mercury dikenal sebagai salah satu anggota “The Bandit Boys”.

Kini di usianya yang ke-13 tahun dengan berat badan 48 kilogram, Mercury siap pulang ke rumah barunya di Hutan Lindung Bukit Batikap untuk hidup lebih mandiri.
 

RENO
Disita oleh BKSDA dari seorang warga kota Palangka Raya pada 13 April 2002, saat itu usia Reno masih 2,5 tahun dengan berat badan 7 kilogram. Anak orangutan jantan ini tiba di Nyaru Menteng dalam kondisi yatim piatu. Selepas masa karantina, Reno mengikuti Sekolah Hutan untuk mendapatkan kembali kemampuan dan perilaku alaminya.

Reno lulus dari Sekolah Hutan pada tahun 2007 dan kemudian mengikuti tahap pra- pelepasliaran di Pulau Palas. Di Pulau Palas Reno sangat aktif menjelajah dan disegani oleh orangutan jantan lainnya. Ia juga cukup banyak memikat orangutan betina di pulau, salah satunya adalah Manisha. Reno juga merupakan salah satu bintang film dokumenter “Orangutan Island”.

Kini Reno berusia 14 tahun dengan berat badan 54 kilogram. Reno kecil telah tumbuh menjadi orangutan jantan dewasa dengan cheekpads yang mulai muncul dan perilaku yang dominan. Tak lama lagi Reno akan pulang ke rumah sejatinya, Hutan Lindung Bukit Batikap, untuk menjelajah dan berkumpul kembali bersama Manisha.
 

MANISHA
Disita dari warga Kota Palangka Raya, Manisha tiba di Nyaru Menteng pada 12 Agustus 2000. Saat itu orangutan betina ini masih berusia 4 tahun dengan berat badan 14,5 kg. Ia tiba dalam kondisi tanpa induk dan sangat lemah.

Manisha mulai menghuni Pulau Palas pada tahun 2007. Ia gemar menjelajah pulau dan sangat terampil dalam mencari pakan alami. Makanan favoritnya adalah kulit kayu dan rayap. Saat musim kering di pulau, Manisha sangat senang bermain lumpur. Di Pulau Palas, bersama Reno, orangutan jantan yang menarik hatinya, Manisha membintangi film documenter berjudul “Orangutan Island”.

Kini si cantik Manisha berusia 17 tahun dengan berat badan 52 kg. Orangutan betina dengan kulit wajah hitam dan tatapan mata yang tajam ini tak lama lagi akan membuktikan kemandiriannya di hutan yang sesungguhnya, Hutan Lindung Bukit Batikap.


Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-8 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2014)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-8 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2014)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-8 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2014)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-8 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2014)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-8 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2014)

NOOR
Noor adalah individu orangutan pertama yang masuk ke Nyaru Menteng sejak  didirikan tahun 1999. Orangutan betina ini tiba di Nyaru Menteng pada tanggal 23 Agustus 1999, setelah disita oleh BKSDA dari seorang warga Kota Palangka Raya. Saat itu usianya masih sekitar 2 tahun dengan berat badan 6 kg.

Setelah melewati masa karantina dan Nursery Group, dua tahun kemudian Noor kecil yang aktif belajar di Sekolah Hutan. Lulus dari Sekolah Hutan, pada tahun 2003, Noor menempati pulau pra-pelepasliaran, Pulau Palas. Di pulau, Noor yang memiliki kulit wajah berwarna hitam dan bermata bulat ini suka bergaul dengan orangutan lainnya. Teman dekatnya di pulau adalah Miss Owen dan Praya.

Noor terampil memanjat, mencari buah-buahan hutan dan rayap. Ia juga tidak takut dengan air, seperti pada umumnya orangutan. Noor sering terlihat berendam di Sungai Rungan hingga sebatas leher dan mengambil buah-buahan yang hanyut terbawa arus.

Kini Noor berusia 17 tahun dengan berat badan 68 kilogram. Ia tidak lagi suka bila didekati manusia dan akan melakukan kiss-squeak untuk menunjukkan ketidaksukaannya. Kemandirian dan perilaku liarnya inilah yang mengantarkannya pulang ke rumah sejatinya, Hutan Lindung Bukit Batikap.
 

SARITA
Sarita masuk ke Nyaru Menteng pada tanggal 31 Mei 2001, setelah disita oleh BKSDA dari seorang warga kota Jakarta. Saat itu orangutan betina berambut panjang ini masih berusia 6 tahun dengan berat badan 13,5 kilogram.

Setelah lulus dari Sekolah Hutan, Sarita menghuni Pulau Palas dan menjadi penjelajah yang handal di pulau itu. Meskipun bertubuh kecil, Sarita terkenal gesit dan memiliki kewaspadaan yang tinggi.

Sarita yang memiliki ciri fisik berupa tonjolan kecil di dahinya ini kini berusia 19 tahun dengan berat badan 36 kilogram. Selama 13 tahun tinggal di Nyaru Menteng, Sarita telah mempelajari banyak keterampilan bertahan hidup di hutan. Kini tinggal menghitung hari untuk membuktikan kemampuan dan kemandiriannya sebagai orangutan liar sejati di Hutan Lindung Bukit Batikap.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup