Apakah kamu member?

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN NYARU MENTENG 2013

ARUN
Arun baru berusia 3 tahun saat disita dari salah seorang warga Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan pada 21 Desember 2002. Tim penyelamat dari Yayasan BOS dan BKSDA Kalimantan Tengah kemudian membawa orangutan ini ke Nyaru Menteng untuk mendapatkan perawatan dan menjalani proses rehabilitasi. Selama rehabilitasi, tingkat sosial Arun terus meningkat sehingga membantunya dalam beradaptasi di hutan kelak.

Kini usia Arun 13 tahun dan berat badannya 55 kg. Orangutan jantan muda dan tampan dengan cheeckpad yang mulai tumbuh di pipinya ini, sudah siap untuk dilepasliarkan ke habitat aslinya. Perilakunya mengisyaratkan ia aktif dan akan menjadi jantan dominan.

LULU
Lulu dipulangkan kembali ke Kalimantan Tengah, setelah sebelumnya disita dari seorang warga yang memeliharanya di Jakarta. Ia tiba di Nyaru Menteng pada 12 Juni 2002 dalam kondisi sehat. Saat itu diperkirakan usianya 4 - 4,5 tahun dengan berat badan 17 kg.

Lulu kini 15 tahun, dengan berat 37 kg. Di Pulau Bangamat, salah satu pulau pra-pelepasliaran di Nyaru Menteng, Lulu gemar menjelajah dan cenderung penyendiri. Lulu pernah kabur dari pulau dan menyeberangi bagian sungai yang dangkal dengan sepotong kayu yang hanyut. Setelah delapan hari melakukan pencarian, akhirnya Lulu ditemukan.
 
UBAI
Pada 12 Juni 2002, Ubai juga disita dari seorang warga di Jakarta, yang diduga didapat dari perdagangan satwa ilegal, lalu diserahkan ke Nyaru Menteng. Saat itu Ubai masih berusia sekitar 4 - 4,5 tahun dengan berat  badan 17 kg.

Kini Ubai sudah 15 tahun, dengan berat 45,5 kg. Penampilannya seperti orangutan jantan karena ia memiliki jenggot yang panjang, kulit wajah hitam dan ekspresi yang kuat. Ubai sekilas terlihat pendiam, tapi di Pulau Kaja, pulau pra-pelepasliaran yang dihuninya. Ubai adalah orangutan betina yang dominan.
 
BONET
Bonet baru berusia 2,5 - 3 tahun ketika disita dari warga Pontianak, Kalimantan Barat. Ia kemudian diserahkan ke Nyaru Menteng pada 21 Mei 2002.

Bonet yang kini berusia 13 tahun dan berat 46,6 kg semakin gemar menjelajah. Orangutan berwajah tampan dengan mata agak sipit dan rambut coklat terang ini juga sudah mulai berusaha menarik perhatian orangutan betina di Pulau Kaja.
 
MAMA MOZZY AND MYZO
Lone Drøscher Nielsen menerima telepon dari kebun binatang di Pontianak, Kalimantan Barat bahwa sepasang induk dan bayi orangutan asal Kalimantan Tengah, Mama Mozzy dan Mozzy, membutuhkan perawatan intensif. Bersama BKSDA Kalimantan Barat, Lone membawa mereka ke Nyaru Menteng pada 26 Pebruari 2002. Namun malang nasib si kecil Mozzy, ia akhirnya mati dua bulan kemudian karena kelainan jantung.

Untunglah, pada 3 April 2010, Mama Mozzy kembali melahirkan anak di pulau pra-pelepasliaran, Pulau Kaja. Bayi orangutan betina ini diberi nama Myzo yang kini berusia 2 tahun.

Kini di usianya yang ke-22 dengan berat badan 33,7 kg, Mama Mozzy adalah orangutan yang aktif dan dominan dibanding orangutan betina lainnya. Di Pulau Kaja, orangutan betina yang memiliki tonjolan di dahi ini sering terlihat berjalan-jalan menyusuri hamparan pasir dipinggir sungai di kala musim kering. Mama Mozzy sangat menyayangi putrinya Myzo. Ia akan segera memeluk anaknya dengan erat jika merasa ada gangguan.

BULE
Disita dari warga Desa Petak Bahandang, Kabupaten Katingan, akhirnya pada 1 Desember 2002, orangutan jantan muda berusia 6 - 6,5 tahun ini tiba di Nyaru Menteng. Dia diberi nama “Bule” karena saat pertama kali tiba, rambutnya terang seperti orang asing.

Bule sekarang 17 tahun dengan berat badan 73 kg. Seiring bertambahnya usia, rambut Bule berubah menjadi coklat kehitaman, panjang, dan tebal, serta makin membuatnya tampak menawan. Bule adalah orangutan dominan dengan ekspresi ingin tahu yang membuatnya terlihat sangat aktif.
 
MAX
Pada 30 Mei 2001, orangutan jantan bernama Max yang saat itu usianya sekitar 3 – 3,5 tahun, dipulangkan dari Jakarta ke Kalimantan Tengah kemudian dibawa ke Nyaru Menteng untuk menjalani rehabilitasi di Sekolah Hutan untuk belajar dan mengasah kemampuannya untuk hidup di hutan.

Kini Max telah berusia 15 tahun dengan berat badan 55,6 kg. Wajah tampannya dibingkai rambut berwarna merah kecoklatan tipis disekitar keningnya, jenggot, dan cheekpad-nya mulai tumbuh. Ia adalah remaja yang aktif dan tak lagi senang didekati oleh manusia.
 
UBAN
Pada 17 Desember 1999 satu individu orangutan jantan disita di Palangka Raya oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan dibawa ke Nyaru Menteng. Ketika itu orangutan yang diberi nama Uban ini diperkirakan berusia 3 - 3,5 tahun dengan berat badan 10,5 kg. Meskipun Uban sempat dipelihara manusia, selama berada di pusat rehabilitasi dan menghuni Pulau Kaja, ia masih menunjukkan perilaku liarnya.

Kini di usia 16 tahun, Uban telah menjadi orangutan jantan dewasa bertubuh besar dengan bobot 83 kg. Ia adalah orangutan yang dominan, aktif, dan lebih suka menyendiri. Dengan cheeckpad-nya, Uban tampak gagah dan tampan.
 
TEHANG
Tehang adalah orangutan betina yang disita dari masyarakat Desa Tehang, Kabupaten Katingan pada 9 Mei 2003. Saat tiba di Nyaru Menteng, ia masih berusia 4 - 4,5 tahun. Orangutan muda ini kemudian mendapatkan perawatan serta menjalani rehabilitasi agar dapat belajar di Sekolah Hutan, guna mengasah kembali kemampuannya untuk dapat bertahan hidup di hutan.
Sembilan tahun yang menyenangkan telah berlalu sejak kedatangannya di Nyaru Menteng. Kini Tehang telah berusia 14 tahun dengan berat badan 49,6 kg. Ia pendiam dan cantik dengan wajah oval, kulit hitam dan rambut tebal coklat kemerahan.
Sejak berada di Pulau Kaja, Tehang telah menunjukkan kemandiriannya. Sesekali ia memang terlihat kalah bersaing dari orangutan yang lebih tua, namun ia merupakan penjelajah handal. Sudah waktunya bagi betina muda ini untuk mendapatkan kebebasannya di rumah sejatinya.


BULE

ARUN

LULU

UBAI

BONET

MAMA MOZZY

MYZO

MAX

UBAN

TEHANG

MATILDA

ASTRIA

MITA

MONGKI

LONA

NIELSEN

MONMON

MATILDA AND GEORGINA
Matilda disita dari kota Palangka Raya pada 19 September 2000. Ketika pertama kali datang ke Nyaru Menteng, diperkirakan usianya 3,5 - 4 tahun dengan berat badan 12 kg. Saat itu orangutan betina ini masih menunjukkan kedekatan dan ketergantungannya terhadap manusia, oleh karena itu Matilda harus menjalani proses Sekolah Hutan bersama orangutan lain seusianya agar menjadi orangutan yang mandiri.

Selepas mengasah kemampuannya di Sekolah Hutan, Matilda dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran. Pada 22 Maret 2007, Matilda melahirkan putri pertama yang diberi nama Astria. 5 tahun kemudian, pada 19 Januari 2012, putri kedua Matilda lahir dan diberi nama Georgina.

Matilda yang berambut merah kecoklatan ini merupakan betina yang aktif dan gemar menjelajah serta memiliki tingkat sosial tinggi. Tak heran banyak orangutan jantan terpikat padanya. Bayinya yang mungil, Georgina, tentunya masih selalu erat dalam gendongannya.
 
ASTRIA
Astria merupakan anak pertama induk orangutan bernama Matilda yang lahir di Pulau Bangamat pada 22 Maret 2007. Astria yang bertubuh mungil ini adalah orangutan yang gesit, dan berbekal pengalaman untuk bertahan hidup yang didapatnya langsung dari ibunya, Matilda. Ia tak ragu untuk menjelajahi hutan sendiri. Tak heran jika Astria ini terihat seperti orangutan liar pada umumnya.

Kini di usia 5 tahun dengan berat badan 16,7 kg, Astria adalah betina anggun berambut merah kecoklatan yang aktif dan tidak suka didekati oleh manusia. Meskipun ia masih muda, pengalaman yang diperolehnya, seperti keterampilan membuat sarang, membuatnya siap untuk menyongsong rimba yang sesungguhnya.
 
MITA
Saat Mita disita dari warga kota Palangka Raya pada 9 November 1999, ia baru berusia sekitar 3,5 - 4 tahun dan berat badannya 12 kg. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan dan menjalani proses karantina, Mita ditempatkan di Sekolah Hutan bersama orangutan seusianya.

Kini di usia 17 tahun dengan berat badan 28,9 kg Mita tumbuh menjadi orangutan betina yang anggun, aktif, suka menjelajah, dan memiliki perilaku yang bersahabat. Tak lama lagi ia akan pulang untuk menelusuri rimba Hutan Lindung Bukit Batikap.
 
MONGKI
Mongki tiba di Nyaru Menteng pada 29 Maret 2002, ia juga disita oleh BKSDA Kalteng dari  warga di Palangka Raya. Ketika itu ia masih berusia sekitar 4 - 4,5 tahun dengan berat 17,5 kg. Setelah mendapatkan perawatan, Mongki-pun bergabung dengan orangutan seusianya di Sekolah Hutan.

Setelah lulus dari Sekolah Hutan, Mongki dipindahkan ke Pulau Palas. Orangutan yang bertubuh gempal ini cenderung berperilaku aktif dan dominan. Kini di usia 16 tahun dengan berat  39.8 kg bantalan pipi mulai tumbuh membingkai wajahnya yang tampan.
 
LONA AND NIELSEN
Orangutan betina hasil penyitaan dari Jakarta ini diserahkan ke Nyaru Menteng pada tanggal 31 Mei 2001. Saat itu usianya  6 - 6,5 tahun dengan berat 18 kg. Si cantik dengan rambut lebat berwarna coklat gelap ini kemudian diberi nama Lona, oleh ibu Lone Drøscher Nielsen, pendiri Program Nyaru Menteng.

Setelah mendapatkan perawatan dan melalui masa karantina, Lona ditempatkan di Pulau Kaja pada tahun 2004 untuk menjalani tahapan pra-pelepasliaran. Lona termasuk orangutan yang mudah bersosialisasi dan suka menjelajah.
Pada 4 November 2005, setelah setahun di Pulau Kaja, Lona melahirkan putrinya Nielsen. Lona sangat menyayangi dan melindungi putrinya.

Lona kini berusia 18 tahun dengan berat badan 35 kg dan siap dilepasliarkan di rumah sejatinya, Hutan Lindung Bukit Batikap. Nielsen sekarang berusia 7 tahun dengan berat 18,1 kg. Nielsen sangat aktif dan tidak suka didekati manusia. Rambutnya panjang dan berwarna coklat terang. Beranjak remaja, Nielsen pun siap bergabung dengan ibunda dan teman-temannya di Hutan Lindung Bukit Batikap.
 
MONMON
Monmon disita dari seorang warga di Jakarta, ketika diserahkan ke Nyaru Menteng pada tanggal 5 Juni 2004, Monmon masih berusia 4,5 – 5 tahun dengan berat badan 19 kg.

Setelah beberapa waktu menjalani masa karantina dan mengenyam pendidikan di Sekolah Hutan, Monmon ditempatkan di Pulau Bangamat, kemudian dipindahkan ke Pulau Kaja. Kemampuannya untuk bertahan hidup di alam liar terus berkembang sehingga ia akhirnya ditempatkan di kandang karantina guna dipersiapkan sebagai kandidat pelepasliaran.

Kini Monmon berusia 13 tahun dengan berat 30,3 kg. Betina cantik ini siap untuk pulang ke rumah sejatinya, di rimba Bukit Batikap.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup