Apakah kamu member?

PROFIL ORANGUTAN KANDIDAT RILIS NYARU MENTENG #7

Tak lama lagi, Program Reintroduksi Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng akan melepasliarkan 17 orangutan ke Hutan Lindung Bukit Batikap.

SHELLI
Dipelihara secara ilegal di Jakarta, Shelli disita oleh pihak berwenang setempat dan dipulangkan kembali ke Kalimantan Tengah pada 30 Mei 2001. Saat itu orangutan betina ini baru berusia 8 tahun. Karena dipelihara cukup lama oleh manusia, Shelli kehilangan hampir seluruh kemampuan alaminya dan sangat manja kepada para pengasuhnya di Nyaru Menteng.

Shelli bergabung di Sekolah Hutan bersama teman-teman orangutan sebayanya untuk mendapatkan kembali kemampuan bertahan hidupnya di alam liar. Ia lulus dari Sekolah Hutan pada 19 Mei 2003 kemudian ditempatkan di Pulau Kaja. Shelli gemar menjelajah pulau dan memiliki banyak teman di sana. Para teknisi sering melihatnya bermain di pepohonan bersama para orangutan jantan.

Kini orangutan  yang memiliki rambut merah gelap ini telah berusia 20 tahun dengan berat badan 30,6 kg. Shelli telah tumbuh menjadi orangutan dewasa yang mandiri. Ia telah 2 kali melahirkan anak dan merawat mereka di Pulau Kaja. Tak lama lagi Shelli dan anak bungsunya Forest akan segera menikmati kebebasan sejati mereka di Hutan Lindung Bukit Batikap.

FOREST (Anak Kedua Shelli)
Forest merupakan anak kedua Shelli yang lahir di Pulau Kaja pada 11 Juni 2010.

Lahir dan dibesarkan di pulau serta mendapatkan pengajaran langsung sepanjang hidupnya dari induknya, Forest tumbuh menjadi orangutan liar yang mandiri dan terampil bertahan hidup di hutan. Kini orangutan betina mungil ini berusia 3 tahun dengan berat badan 5,4 kg. Meski masih dalam pengasuhan induknya, Forest kecil mulai menunjukkan kelincahannya bermain di antara ranting-ranting pohon. Tak lama lagi, Forest akan tinggal bersama ibunya dan bermain di hutan yang sesungguhnya, Hutan Lindung Bukit Batikap.

INUNG
Inung disita oleh BKSDA Kalimantan Tengah di Kabupaten Kapuas. Orangutan betina ini tiba di Nyaru Menteng pada 3 April 2000. Ia masih berusia 2 tahun dengan berat badan 13 kg.

Inung memiliki paras cantik dengan rambut yang ikal panjang dan tebal serta memiliki pembawaan yang lembut. Pada November 2002, bersama beberapa orangutan remaja lainnya, Inung ditempatkan di Pulau Kaja untuk menjalani tahap akhir proses rehabilitasi. Inung cepat beradaptasi pada kehidupan barunya di pulau dan gemar menjelajah untuk mendapatkan pakan alami. Inung juga banyak memiliki teman di pulau. Ia dekat dengan orangutan jantan dominan di Pulau Kaja yaitu Didik dan Pedro.

Selama 13 tahun di Nyaru Menteng, Inung telah dua kali melahirkan anak yang semuanya betina. Kini di usianya yang 15 tahun dengan berat badan 31,2 kg, Inung dan dua putrinya Indah dan Ina akan segera menikmati rumah baru mereka selamanya di Hutan Lindung Bukit Batikap.

INA (Anak Kedua Inung)
Ina adalah anak kedua Inung yang lahir pada 13 Juli 2012 di Pulau Kaja. Anak orangutan betina yang baru berusia 1tahun ini masih erat dalam gendongan induknya dan aman di bawah pengasuhannya. Lahir dan besar di pulau, Ina menerima pengajaran langsung sepanjang hidupnya dari induknya, yang membuatnya hidup dan berperilaku layaknya anak orangutan liar.

Selain belajar dari induknya, Ina juga belajar dari sang kakak, Indah, yang kini berusia 6 tahun. Ina memiliki kemampuan beradaptasi yang cepat terhadap lingkungannya dan tidak menyukai kehadiran manusia.
Tak lama lagi Ina beserta ibu dan kakaknya akan menikmati hari-hari indah mereka di rumah sejati mereka, Hutan Lindung Bukit Batikap.

INDAH (Anak Pertama Inung)
Indah, kakak tertua Ina, lahir di Pulau Kaja pada 2 Juni 2007. Anak pertama Inung ini hidup dan berperilaku layaknya orangutan liar berkat bimbingan langsung dari induknya. Ia terampil bertahan hidup di hutan dengan kemampuannya yang baik dalam membuat sarang, memilih pakan alami, dan mengenali predatornya.

Setiap senja tiba, Indah membuat sarangnya sendiri dan tidur terpisah dari induknya. Indah juga tumbuh menjadi orangutan yang mandiri dan tidak menyukai kehadiran manusia.

Kini di usia 6 tahun dengan berat badan 11,6 kg, ia telah siap pulang ke hutan bersama ibu dan adik kecilnya untuk membuktikan kemampuannya sebagai orangutan liar sejati.

CINDY
Cindy tiba di Nyaru Menteng pada 6 Mei 2000, ketika usianya masih sekitar 5 tahun setelah disita dari seorang warga di Palangka Raya. Ia masih menunjukkan perilaku liarnya sehingga selepas masa karantina Cindy langsung ditempatkan di Pulau Kaja. Cindy adalah penjelajah pulau yang handal dan sangat terampil memilih pakan alaminya.

Selama 13 tahun di Nyaru Menteng, Cindy telah memiliki dua anak, Cilik dan Riwut, yang semua dilahirkannya di Pulau Kaja. Kini usianya 18 tahun dengan berat badan 42 kg. Tak lama lagi Cindy dan anak-anaknya akan menikmati saat-saat membahagiakan bagi mereka, ketika mereka akhirnya kembali ke rumah sejati mereka di Hutan Lindung Bukit Batikap.

RIWUT (Anak Kedua Cindy)
Riwut, anak kedua Cindy, lahir pada 12 November 2012 di Pulau Kaja. Saat ini orangutan betina mungil ini masih berada erat dalam gendongan induknya. Lahir dan dibesarkan di pulau serta mendapat bimbingan langsung dari induknya dan belajar dari kakaknya Cilik, kelak Riwut akan tumbuh menjadi orangutan liar yang mandiri.

Kini Riwut berusia 1 tahun dengan berat badan 2 kg. Dia tinggal menghitung hari bersama keluarga kecilnya untuk pulang ke rumah sejatinya di Hutan Lindung Bukit Batikap dan belajar lebih banyak lagi di sana.

CILIK (Anak Pertama Cindy)
Cilik, kakak tertua Riwut, lahir di Pulau Kaja pada 22 Januari 2007. Orangutan jantan muda ini telah mempelajari keterampilan untuk mengenal pakan alami dan membuat sarang. Cilik kini sudah mulai senang beraktivitas sendiri meski masih belum begitu jauh dari induknya. Dia sangat aktif dan ketangkasannya bermain di pepohonan sangat mengagumkan.

Di usia 6 tahun dengan berat badan 25,3 kg, Cilik yang berambut tipis dengan warna merah terang ini akan segera mendapatkan kebebasan sejatinya di Hutan Lindung Bukit Batikap bersama ibu dan adik perempuannya.

MANDRA
Mandra disita oleh BKSDA Kalimantan Tengah dari seorang warga di Kasongan, Kabupaten Katingan, yang memeliharanya secara ilegal. Pada tanggal 8 Maret 2000, Mandra tiba di Nyaru Menteng pada usia 2 tahun dengan berat badan 5 kg. Setelah melewati masa karantina, Mandra kecil bergabung dengan orangutan sebayanya di Nursery Group. Di sanalah, Mandra bertemu untuk pertama kalinya dengan sahabat baiknya Komo.

Lulus dari Sekolah Hutan, Mandra melanjutkan proses pembelajarannya di Pulau Palas. Meskipun bukan orangutan betina dominan, Mandra merupakan orangutan yang aktif, mandiri, dan memiliki rasa keingintahuan yang besar. Bersama Komo sahabatnya, Mandra gemar menjelajah Pulau Palas dan mencari makan.

Mandra kini sudah berusia 15 tahun dengan berat badan 41,7 kg dan telah tinggal di Nyaru Menteng selama 13 tahun. Tak lama lagi Mandra dan Komo akan menikmati hari-hari bersama mereka di Hutan Lindung Bukit Batikap, rumah sejati mereka.


Shelli

Forest

Inung

Ina

Indah

Cindy

Riwut

Cilik

Mandra

Nopi & Zona

Zona

Daisy

Bertha

Loli

Komo

Boy

NOPI
Nopi dipelihara secara ilegal oleh seorang warga di Jakarta. Ia disita oleh BKSDA dan tiba di Nyaru Menteng pada 30 Mei 2001. Saat itu usianya 8 tahun dengan berat badan 30 kg.

Selama tinggal di Pulau Kaja, Nopi adalah orangutan yang pendiam namun mudah bergaul dengan orangutan lainnya. Kemampuannya bertahan hidup di alam liar sudah sangat terasah setelah 12 tahun tinggal di Nyaru Menteng.
Kini usia Nopi sudah 20 tahun dengan berat badan 56,8 kg. Orangutan betina cantik yang berwajah oval dengan rambut berwarna merah gelap ini telah memiliki 2 anak, Zona dan Nicky. Tak lama lagi Nopi dan kedua anaknya akan segera pulang ke rumah sejati mereka, belantara Hutan Lindung Bukit Batikap.

NICKY (Anak Kedua Nopi)
Si jantan kecil Nicky adalah anak kedua Nopi yang lahir di Pulau Kaja pada bulan Maret 2010. Kini di usianya yang baru 3 tahun, Nicky masih berada di bawah pengasuhan induknya.

Lahir dan dibesarkan di pulau oleh induknya membuatnya tumbuh layaknya anak orangutan liar. Nicky juga banyak belajar dari kakak tertuanya, Zona, yang kini berusia 9 tahun dan telah hidup mandiri di pulau.

Nicky kecil sangat tangkas beraktivitas di pepohonan dan tidak suka akan kehadiran manusia. Kemandiriannya ini akan semakin tumbuh dan berkembang setelah dia memulai hidup barunya di rumah sejatinya, Hutan Lindung Bukit Batikap, bersama ibu dan kakak perempuannya.

ZONA (Anak Pertama Nopi)
Pada Oktober 2004, Zona lahir di Pulau Kaja. Nopi, ibunya, mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan membekalinya dengan keterampilan bertahan hidup di alam liar. Tak heran, orangutan betina ini tumbuh menjadi orangutan liar yang mandiri dan percaya diri menjelajah pulau. Zona sangat terampil membuat sarang dan memilih pakan alaminya. Ia juga tak suka didekati manusia dan akan melakukan kiss-squeak untuk menunjukkan ketidaksukaannya.

Kini, di usia 9 tahun dengan berat badan 22,4 kg, si cantik berambut tebal ini akan segera pulang ke rumah sejatinya, Hutan Lindung Bukit Batikap. Kami yakin dengan penuh percaya diri dia akan menembus kanopinya!

DAISY 
Si betina cantik berambut coklat muda nan tebal ini adalah bintang utama seri dokumenter Orangutan Island dari Animal Planet, bersama dengan Hamlet, Chacha, Cantik, Bonita, dan Komo. Dia disita oleh BKSDA Jawa Timur dari seorang warga di Surabaya yang menjadikannya sebagai binatang peliharaan. Tiba di Nyaru Menteng pada 27 November 2002, saat itu usia Daisy masih 1 tahun dan berat badannya 10,5 kg.

Pada 13 Desember 2006, Daisy mulai menjalani proses pra-pelepasliaran di Pulau Palas. Selain handal dalam menjelajah pulau, ia juga sangat ahli dalam mencari pakan alaminya. Daisy juga hebat dalam membuat sarang, di mana dia memiliki kebiasaan yang unik. Dia akan meninggalkan sarangnya dan membangun sarang baru jika dia terbangun di tengah malam karena merasa sarangnya kurang nyaman.

Kini Daisy berusia 14 tahun dengan berat badan 52,4 kg. Melihat kemampuan bertahan hidupnya yang mengagumkan, si cantik ini mendapat kesempatan untuk membuktikan kemandiriannya di rumah sejatinya, Hutan Lindung Bukit Batikap. Kami akan mengabarkan kepada Anda, khususnya para pemirsa Serial Animal Planet tentang perkembangan Daisy!

BERTHA
Bertha tiba di Nyaru Menteng pada 26 September 2002 saat usianya masih 5 tahun dan berat badannya 17 kg. Orangutan betina ini disita oleh BKSDA dari warga Kota Palangka Raya. Terdapat bekas luka di lehernya akibat rantai yang digunakan untuk menjeratnya dan dia juga kehilangan kuku pada kedua ibu jari kakinya.

Lulus dari Sekolah Hutan, orangutan betina berambut tebal dan panjang berwarna coklat terang ini lalu melanjutkan tahap pra-pelepasliaran di Pulau Palas. Bertha sangat aktif dan terampil mencari pakan alami di pulau seperti buah-buahan ataupun rayap. Ia sangat bersahabat terhadap orangutan lainnya, namun tidak menyukai kehadiran manusia. Ia akan melakukan kiss squeak dan melempar ranting-ranting dari atas pohon untuk menunjukkan ketidaksukaannya.

Melihat kemandiriannya, Bertha yang kini berusia 16 tahun dengan berat badan 48,5 kg sudah siap pulang ke rumah sejatinya di belantara Kalimantan Tengah, Hutan Lindung Bukit Batikap.

LOLIN
Orangutan betina ini disita oleh BKSDA dari Jakarta dan tiba di Nyaru Menteng pada 30 Mei 2001. Saat itu usianya baru 7 tahun. Terdapat luka melingkar di lehernya  bekas  ikatan  rantai  atau  tali  yang terpasang dalam waktu cukup lama. Ia juga menderita diare parah, tidak mau makan dan minum sehingga mengalami dehidrasi.

Lolin ditempatkan di Pulau Bangamat pada tahun 2004, kemudian pindah ke Pulau Hampapak. Pada tahun 2012, di Pulau Hampapak, Lolin pernah hanyut bersama gelondongan kayu besar di Sungai Rungan. Beruntung, dia bertemu dan diselamatkan oleh teknisi Azis dan Nabri yang saat itu kebetulan sedang mengantar buah-buahan untuk orangutan ke Pulau Hampapak dan tak sengaja melihatnya.

Di pulau, Lolin merupakan orangutan yang aktif dan mandiri. Ia terampil membuat sarang dan memilih pakan alaminya. Kini di usia 19 tahun dan berat badan 26 kg, Lolin siap pulang ke belantara Hutan Lindung Bukit Batikap.

KOMO
Komo tiba di Nyaru Menteng pada 3 April 2000, ketika usianya masih 2 tahun. Ia adalah orangutan jantan serahan warga dari wilayah Kabupaten Kapuas. Komo memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap manusia akibat dijadikan hewan peliharaan. Oleh karena itu ia mengikuti Sekolah Hutan untuk memperoleh kembali kemampuan alaminya. Sama seperti Daisiy, Komo adalah bintang utama serial dokumenter Orangutan Island.

Komo bersahabat dekat dengan Mandra sejak di Nursery Group dan Sekolah Hutan. Bahkan hingga tahap pra-pelepasliaran di Pulau Palas-pun, dua sahabat ini selalu bersama.

Komo bukan orangutan jantan yang dominan, namun dia termasuk orangutan yang pemberani. Komo tak ragu-ragu bersaing dengan orangutan lain untuk memperebutkan buah-buahan yang jatuh dan mengapung di tepi sungai.

Kini Komo sudah menjadi orangutan jantan yang mandiri. Dia tidak lagi suka jika didekati manusia. Usianya telah 15 tahun dengan berat 38,5 kg. Rambut pendeknya yang berwarna coklat gelap serta warna kulitnya yang hitam membuatnya tampak gagah. Tak lama lagi Komo akan merasakan serunya menjelajah Hutan Lindung Bukit Batikap bersama sahabatnya Mandra.

BOY
Boy disita oleh BKSDA Kalimantan Tengah dari seorang warga di Desa Pagatan, Kabupaten Katingan, yang memeliharanya secara ilegal. Ia tiba di Nyaru Menteng pada tanggal 31 Oktober 2002 saat usianya masih 6 tahun dengan berat badan 13 kg.
Lulus dari Sekolah Hutan, Boy melanjutkan proses rehabilitasinya di Pulau  Palas pada tahun 2004. Boy adalah penjelajah pulau yang handal dan sangat terampil menemukan pakan alaminya. Selain itu, Boy juga mudah berteman dengan orangutan lainnya. Ia berteman baik dengan dua orangutan jantan Mego dan Samba.

Kini, Boy sudah berusia 17 tahun dengan berat badan 55,2 kg. Bantalan pipinya yang baru tumbuh dan rambut panjangnya yang berwarna coklat gelap, membuatnya terlihat sangat tampan. Setelah 11 tahun di Nyaru Menteng dan mendapat kembali kemampuan alaminya, Boy siap menjelajah rimbunnya belantara Hutan Lindung Bukit Batikap.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup