Apakah kamu member?

PENYELAMATAN & PELEPASLIARAN ORANGUTAN DI MUARA WAHAU

Pada 4 September 2012 lalu, Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI) dan the Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) kembali berhasil melakukan operasi penyelamatan dan pelepasliaran satu individu orangutan liar dewasa yang kali ini ditemukan di perkebunan plasma kelapa sawit di desa Wana Sari, Kecamatan Muara Wahau, Kalimantan Timur.

Adalah Ibu Nuraini, seorang pekerja perkebunan tersebut yang pertama kali melihat orangutan tersebut, kemudian ia melaporkan penampakan orangutan ini pada Pak Sujar, seorang mandor di perkebunan ini. Langsung saja, Pak Sujar melaporkan pada Kapolsek Muara Wahau yang kemudian langsung menghubungi kantor perwakilan RHOI di kecamatan tersebut.

Sementara itu, di perkebunan kelapa sawit, karena masyarakat setempat khawatir orangutan akan membuat kerusakan di perkebunan itu, maka mereka berinisiatif menangkap lalu mengikat orangutan tersebut dengan tali nilon. Orangutan yang malang ini pasti sudah sangat kelelahan sehingga masyarakat setempat dapat dengan mudah meringkusnya seperti ini.
Mempertimbangkan situasi ini, tindakan yang cepat untuk segera memulai operasi penyelamatan dan pelepasliaran orangutan harus segera dilakukan untuk mencegah orangutan yang ditangkap itu menjadi semakin takut atau stress, yang kemudian dapat memicu kepanikan pada lingkungan sekitar.

Di tempat lain, setelah menerima laporan dari Kapolsek, RHOI berkoordinasi dengan BOSF dan BKSDA setempat, lalu kemudian menunjuk Musa dari RHOI dan Kapolsek untuk segera melakukan kegiatan penyelamatan dan pelepasliaran sesegera mungkin.

Tim lapangan kami kemudian menamakan orangutan liar dewasa tersebut "Kehje Out Siah", yang artinya "Orang tua yang dilepaskan dengan Sungai Out". lalu menyelesaikan misi penyelamatan yang dilanjutkan dengan pelepaliaran orangutan tersebut di hutan yang dekat dengan areal pelepasliaran milih RHOI - BOSF. Pada saat pelepasliaran, walaupun lelah, Kehje Out Siah dapat langsung memanjat pohon di hutan tersebut dan berada dalam kondisi yang lebih aman di sini.


Seluruh misi penyelamatan yang kami lakukan selalu dalam standar setinggi mungkin, namun dalam situasi seperti ini, kami terpaksa menjalankan keputusan dan tindakan darurat. Dalam hal ini, kami nyaris tidak punya peralatan dan tenaga pendukung untuk menjalankan operasi dalam situasi seperti ini (seperti yang terlihat di foto) dan kami harus memastikan jika terjadi hal seperti ini lagi, kami telah memilih perlengkapan yang memadai. Untuk itu kami mencari dukungan sehingga pembuatan kandang transportasi dan peralatan pendukung lainnya dapat segera terlaksana, sehingga di masa depan kami dapat mengadakan operasi penyelamatan dan pelepasliaran yang aman baik untuk orangutannya maupun untuk tim yang melakukan penyelamatan.

Jika tidak ada RHOI - BOSF pada saat kejadian ini, sangat besar kemungkinan kisah kita akan berakhir sedih, seperti kejadian terbakarnya orangutan beberapa waktu lalu. Untunglah kami segera dihubungi di Wahau, namun ini menjadi semakin menegaskan bahwa kerjasama dengan Perkebunan Kelapa Sawit untuk menjalankan Best Managemen Practices untuk orangutan harus dilakukan, sehingga para pekerja memahami bagaimana bertindak jika berada dekat orangutan dan tindakan apa yang aman yang bisa dilakukan.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup