Apakah kamu member?

BAYI ORANGUTAN YATIM PIATU TERUS BERDATANGAN

Dalam dua bulan terakhir, lima anak orangutan yatim piatu masuk ke pusat rehabilitasi Yayasan BOS di Nyaru Menteng. Kesemua anak orangutan yang kurang beruntung ini diselamatkan dari lahan kritis atau pemukiman warga dalam kondisi tanpa induk. Beberapa dari antara mereka bahkan sempat menjadi hewan peliharaan dan nyaris dijual di pasar gelap.

Kami dibayangi kondisi menyedihkan yang dialami oleh para induk mereka ketika mempertahankan anaknya dari ancaman dengan mempertaruhkan hidup mereka. Demikian juga para orangutan muda ini harus berjuang membangun kepercayaan diri dan hidup mereka kembali setelah menghadapi pengalaman yang traumatis. Yayasan BOS berkomitmen menyediakan perawatan dan rehabilitasi yang mereka butuhkan untuk kembali ke rumah sejati mereka ketika mereka telah cukup umur kelak.
 

Ruru

Ruru adalah orangutan betina berusia dua tahun, yang dijadikan hewan peliharaan oleh seorang warga di Sampit. Dia mengaku menemukan Ruru di tepi jalan dekat hutan kecil di wilayah Sampit –sebuah kesaksian yang sudah sering kami dengar. Meskipun dirawat dengan baik oleh keluarga ini dibandingkan dengan nasib orangutan lain yang dipelihara secara ilegal, Ruru telah kehilangan induk dan rumah sejatinya. Ruru kini dirawat oleh babysitter di Nyaru Menteng dan mendapatkan pembelajaran bertahan hidup di hutan agar ia kelak dapat kembali ke habitat alaminya.
 

Tundai

Tundai dipisahkan dari induknya dan dipelihara secara ilegal oleh seorang nelayan di Desa Danau Tundai selama 6 bulan. Selama itu pula, anak orangutan betina berusia dua tahun ini dikurung dalam kandang kayu sempit dan tidak pernah diberi kesempatan untuk bergerak bebas di luar. Ia juga diberi makan nasi dan hanya sesekali saja diberi makan buah. Kini Tundai dirawat oleh babysitter di Nursery Group Nyaru Menteng.
 

Lanting

Dipisahkan dari induknya, Lanting dipelihara manusia dan nyaris dijual. Beruntung ia berhasil disita melalui sebuah operasi penyelamatan yang digelar oleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantang Tengah dan kini tinggal di Nyaru Menteng. Saat tiba di Nyaru Menteng kondisinya sangat lemah dan ia mengalami malnutrisi dan anemia sehingga membutuhkan perawatan medis. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Lanting juga terindikasi cacingan.

Lanting kini dirawat oleh babysitter di Nyaru Menteng. Mereka mulai memperkenalkan Lanting dengan buah-buahan hutan agar dia dapat belajar mengenali pakan alaminya. Sedikit demi sedikit ia pun mencoba buah ehang yang diberikan oleh babysitter padanya.


Bayi Orangutan Yatim Piatu Terus Berdatangan (Kredit foto: Indrayana)

Bayi Orangutan Yatim Piatu Terus Berdatangan (Kredit foto: Hermansyah)

Bayi Orangutan Yatim Piatu Terus Berdatangan (Kredit foto: Indrayana)

Bayi Orangutan Yatim Piatu Terus Berdatangan (Kredit foto: Monterado Fridman)

Bayi Orangutan Yatim Piatu Terus Berdatangan (Kredit foto: Tekad Jakobalis)

Bayi Orangutan Yatim Piatu Terus Berdatangan (Kredit foto: BOSF 2014)

Katune

Di tengah hiruk pikuk Pemilihan Presiden Indonesia 9 Juli 2014 lalu, Tim Rescue Yayasan BOS Nyaru Menteng menuju ke Desa Katune untuk menyelamatkan satu individu anak orangutan. Katune, anak orangutan jantan berusia sekitar tiga tahun, terjebak sendirian di sebuah hutan kecil yang tersisa di belakang kebun warga tanpa induknya.

Hanya pemandangan menyedihkan yang tampak; tanah gersang dan sisa-sisa pembukaan hutan. Hutan kecil yang tersisa di belakang kebun saat ini juga tengah dibuka sebagai kebun baru. Meskipun Katune menunjukkan perilaku liarnya, Katune masih terlalu muda untuk hidup sendiri di alam liar sehingga ia kini dirawat oleh babysitter di Nyaru Menteng. Ia perlu belajar semua keterampilan yang ia butuhkan untuk bertahan hidup di hutan selama beberapa tahun.
 

Reren

Reren dijadikan hewan peliharaan oleh seorang warga Jabiren yang mengaku menemukannya di pinggiran Sungai Kahayan. Pemiliknya berkisah, anak orangutan betina yang baru berusia satu tahun ini terseok-seok merayap di pamatang tanggul lahan pembukaan sawah di tepi sungai. Lahan di mana Reren ditemukan telah dibuka seluas ± 100 ha untuk kepentingan pertanian dan rencananya lahan itu akan dibuka lebih luas lagi hingga 250 ha. Tak jauh dari lahan yang dibuka untuk sawah itu, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit sedang melakukan land clearing. Reren telah kehilangan induk, rumah, dan kebebasannya. Dengan kasih sayang dan perhatian tim kami di Nyaru Menteng, kami berharap dapat memberikan Reren kesempatan di masa depan untuk memperoleh hidupnya kembali sebagai orangutan liar.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup