Apakah kamu member?

HUTAN RAWA GAMBUT: RUMAH PENTING BAGI ORANGUTAN LIAR

Di Kalimantan Tengah, terbentang kawasan Mawas yang luas dan basah, rumah bagi salah satu populasi orangutan liar terbesar di dunia. Kawasan ini adalah bagian dari ekosistem hutan rawa gambut yang tidak hanya menyimpan keanekaragaman hayati luar biasa, tetapi juga memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim dan kelestarian lingkungan.

Apa Itu Hutan Rawa Gambut?

Hutan rawa gambut adalah jenis ekosistem lahan basah tropis yang terbentuk dari akumulasi bahan organik, seperti sisa-sisa tumbuhan mati yang tidak terurai sempurna karena kondisi yang jenuh air. Lapisan gambut ini bisa mencapai ketebalan beberapa meter dan menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar.

Baca juga: REHABILITASI LAHAN GAMBUT DI MAWAS

Ciri utama hutan rawa gambut adalah tingginya muka air tanah, tanah yang asam dan miskin hara. Struktur vegetasinya padat dan kompleks, merupakan habitat yang ideal bagi berbagai spesies satwa liar. Tanah gambut yang berpori juga berfungsi seperti spons alami yang menyerap air hujan dan mencegah banjir.

Indonesia sendiri memiliki wilayah gambut tropis terluas di dunia, lebih dari 13,4 juta hektare, tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Ekosistem ini berfungsi sebagai penyimpan karbon alami, pengatur tata air, dan penyaring alami bagi lingkungan sekitarnya.

Sebaran dan Peran Ekologis

Hutan rawa gambut tersebar luas di Asia Tenggara, dengan konsentrasi tertinggi di Indonesia. Luas lahan gambut di Kalimantan Tengah, kawasan Mawas atau bekas proyek lahan gambut mencakup hutan rawa gambut. Wilayah ini diperkirakan memuat 2.500–3.000 populasi orangutan liar. Ini menjadikan wilayah Mawas sebagai salah satu area dengan kepadatan populasi orangutan tertinggi di Kalimantan. Struktur hutan yang kompleks memungkinkan orangutan hidup dengan sedikit gangguan manusia dan menjadikan kawasan ini benteng terakhir bagi populasi liar.

Baca juga: MAWAS: KISAH RESTORASI HUTAN

Ekosistem rawa gambut menyimpan sekitar 57 gigaton karbon di Asia Tenggara saja. Jika dikeringkan atau dibakar, lahan gambut bisa melepaskan emisi karbon dalam jumlah besar, menjadikannya salah satu sumber emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.


Di Indonesia, kerusakan gambut menyumbang hingga 1,1 miliar ton CO2 per tahun. Selain menyimpan karbon, hutan ini juga berfungsi mengatur keseimbangan air sekaligus sebagai penyaring air tanah. Hutan rawa gambut juga merupakan penyedia habitat unik bagi beberapa biodiversitas dan telah menjadi sumber dari mata pencaharian masyarakat lokal.

Ancaman terhadap Hutan Rawa Gambut

Sayangnya, hutan rawa gambut adalah salah satu ekosistem yang paling terancam. Penyebab utamanya di antaranya adalah alih fungsi lahan sebagai perkebunan. Belum lagi masalah pembalakan liar dan fragmentasi habitat yang tidak jarang justru menjadi bencana seperti kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga: TABAT MEMULIHKAN HARAPAN UNTUK LAHAN GAMBUT

Antara tahun 2000 hingga 2020, Indonesia kehilangan lebih dari 2,6 juta hektare hutan rawa gambut. Hal ini berdampak besar pada penurunan populasi satwa liar, termasuk orangutan, serta memperparah krisis iklim. Di Mawas sendiri, upaya konservasi yang telah dilakukan meliputi rewetting atau penutupan kanal agar kondisi air pada lahan tersebut tetap basah. Upaya ini juga dibarengi dengan patroli kawasan yang melibatkan masyarakat lokal dalam program pemberdayaan masyarakat. Program-program ini tidak hanya melindungi hutan, tetapi juga memastikan orangutan liar tetap memiliki ruang hidup yang aman.

Gambut Adalah Penyelamat Kita

Hutan rawa gambut, dengan segala kerentanannya dan kekuatannya, adalah salah satu ekosistem paling berharga di bumi. Sebagai habitat penting bagi orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan penyimpan karbon global, kelestariannya sangat menentukan masa depan planet kita.

Melindungi kawasan seperti Mawas berarti menjaga keseimbangan iklim, konservasi keanekaragaman hayati, dan keberlanjutan hidup manusia dan alam. Kita semua punya peran untuk menjaganya.


Referensi:




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup