SELFIE: BAYI ORANGUTAN YANG DISELAMATKAN DARI TUMBANG SAMBA
Selfie adalah bayi orangutan betina yang diselamatkan dari Desa Tumbang Samba oleh gabungan tim Wildlife Rescue BKSDA Kalimantan Tengah.
Pagi hari, saat cuaca masih berkabut, terdengar suara kokokan ayam jantan yang terus-menerus berasal dari depan kamp. Saat saya mencoba mencari asal suara, terlihat dua ekor ayam yang saling menatap satu sama lain, satu di antaranya adalah ayam jago yang kami pelihara di kamp dan satu lainnya adalah ayam hutan betina khas Kalimantan yang dikenal dengan nama lokal "ayam pegar" (Lophura Ignita).
Ayam pegar betina memiliki bulu utama kecoklatan, jambul yang pendek dan tebal, kulit wajah biru, dan tubuh bagian bawah berbintik-bintik hitam-putih. Adapun ayam pegar jantan memiliki jambul yang lebih panjang dengan bulu hitam kebiruan, ekor coklat kemerahan dengan iris mata berwarna merah, dan kulit mukanya berwarna biru. Burung ini masuk ke dalam kategori "Rentan" di daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Dalam pertemuan pagi itu, kedua ayam tampak ingin bersama tetapi perbedaan memisahkan mereka. Ayam jago kembali ke kandangnya, sementara ayam hutan kembali masuk ke dalam hutan.
Ayam pegar memiliki kebiasaan hidup dalam kelompok kecil dengan hanya satu ekor pejantan. Mereka tinggal di hutan yang gelap dan mencari makan di sekitar pohon yang tumbang atau di bawah pohon buah-buahan dengan cara mengais dari lantai hutan atau celah-celah pohon yang tumbang seperti ayam pada umumnya. Selain itu, ayam pegar juga termasuk pelari cepat dan kadang-kadang mampu terbang dan melompat untuk jangka waktu yang pendek.
Meskipun dahulu ayam pegar sering terlihat di lantai hutan, kini populasinya semakin jarang terlihat. Hal ini disebabkan oleh aktivitas perburuan dan kerusakan habitat yang semakin merajalela. Banyak habitat asli ayam pegar yang telah hilang akibat penebangan hutan, perkebunan, dan proyek pembangunan lainnya yang mengubah lingkungan hidupnya.
Berkurangnya jumlah populasi ayam pegar juga berdampak pada keseimbangan ekosistem hutan serta keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya konservasi dan perlindungan terhadap spesies ayam ini agar dapat mempertahankan keberadaannya di masa depan. Upaya-upaya tersebut dapat meliputi pengurangan perburuan liar, menjaga habitat aslinya, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan satwa liar.