Apakah kamu member?

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE 38

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE 38 DARI PUSAT PENYELAMATAN DAN REHABILITASI NYARU MENTENG

1. PICKLE

Pickle diselamatkan dari Kota Pangkalan Bun di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Jantan ini tiba di Pusat rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng pada 29 September 2007 saat masih berusia 5 bulan. Ia berbobot 2,2 kilogram dan ditemukan sendirian tanpa induk. 

Setelah menyelesaikan masa karantina, Pickle bergabung di Sekolah Hutan dan berhasil menyelesaikan dengan baik, sebelum dipindahkan ke Pulau Badak Besar untuk menjalani tahap pra-pelepasliaran pada 30 Maret 2019. Berkat keterampilan yang baik, orangutan yang gemar menjelajah sendirian ini mampu menuntaskan semua tahapan rehabilitasi dan membuktikan diri siap kembali ke hutan. 

Pickle kini berusia 14 tahun dan beratnya 40 kilogram. Setelah 13 tahun menjalani rehabilitasi di Nyaru Menteng, Pickle kini siap menjalani petualangan baru di Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kalimantan Tengah.


2. MIKO

Miko diselamatkan di Desa Kereng Bangkirai, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah pada 10 Februari 2010. Saat diselamatkan, jantan ini masih berusia 3 bulan dengan bobot 2,5 kilogram.

Selepas masa karantina, Miko mengikuti Sekolah Hutan untuk mengasah keterampilan dan kemampuan. Ia pun lulus dengan baik dan berhak melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Pulau Badak Besar sejak 14 November 2019. Di pulau, Miko dikenal memilliki rasa ingin tahu yang tinggi. Meski bukan sosok yang dominan, namun Miko mampu membela diri saat diperlukan.

Saat ini Miko berumur 11 tahun dengan bobot 30,7 Kilogram. Setelah menjalani proses rehabilitasi selama 10 tahun di Nyaru Menteng, ia siap menjelajah Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya sebagai orangutan liar sejati.


3. SUCI

Suci diselamatkan di Kasongan, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, pada 8 Agustus 2016. Saat diselamatkan, betina ini baru berusia setahun dengan bobot 5,5 kilogram. 

Setelah melewati masa karantina, Suci memulai rehabilitasi di Sekolah Hutan. Setelah beberapa tahun, ia menuntaskannya dan dipindahkan ke Pulau Pra-pelepasliaran Badak Besar pada 7 November 2019. Di pulau, Ia dikenal sebagai penjelajah yang suka menyendiri. Observasi menunjukkan bahwa Suci telah menguasai keterampilan untuk menyintas alam liar dengan baik. 

Saat ini Suci berumur 6 tahun dengan berat badan 26,3 Kilogram. Setelah menjalani proses rehabilitasi selama 5 tahun, ia siap menjelajah Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya bersama teman-temannya.


4. LIDO

Lido diselamatkan dari sebuah perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada 10 Januari 2007 melalui upaya gabungan dari tim wildlife rescue BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation. Saat diselamatkan, betina ini dalam kondisi fisik memprihatinkan tanpa induk. Saat itu ia masih berusia sebulan dengan berat badan 1,3 kilogram. 

Setelah menyelesaikan semua tahap Sekolah Hutan di Nyaru Menteng, Lido melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Pulau Badak Besar pada 4 November 2016. Ia dikenal waspada, namun tak terlalu mempedulikan manusia.

Saat ini Lido berumur 15 tahun dengan bobot 33,3 kilogram. Setelah menjalani proses rehabilitasi selama 15 tahun, ia siap hidup liar dan bebas di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.


5. SEMBARA

Sembara diselamatkan oleh tim gabungan wildlife rescue BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation dari seorang warga di Palangka Raya, Kalimantan Tengah pada 10 Agustus 2011. Jantan ini tiba di Nyaru Menteng saat berusia 2,5 tahun dengan berat 3 kilogram. 

Setelah melewati masa karantina, Sembara mengikuti Sekolah Hutan dan berhasil menyelesaikannya dengan baik, sebelum dipindahkan ke Pulau Badak Besar pada 7 November 2019 untuk menjalani tahap pra-pelepasliaran. Sembara dikenal mudah terganggu dengan kehadiran manusia dan ia pandai menanggapi situasi di sekitarnya. 

Sembara kini telah berusia 13 tahun dengan berat badan 36,6 kilogram. Setelah menjalani 10 tahun masa rehabilitasi, tidak lama lagi ia akan menikmati kebebasan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.  


6. ATING

Sebelum diselamatkan, Ating sempat dipelihara selama sepekan oleh seorang karyawan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Orang tersebut mengaku perkebunan membelinya dari pemburu. Ating akhirnya tiba di Nyaru Menteng pada 16 November 2006, saat berusia 2 tahun dengan berat 3,5 kilogram. 

Selepas karantina, Ating bergabung di Sekolah Hutan dan pada 5 April 2017, ia memulai tahap pra-pelepasliaran di Pulau Badak Besar. Ating biasanya mengabaikan manusia dan cenderung menyendiri, ia lebih menyukai menjelajah hutan tanpa teman. 

Kini Ating telah berusia 17 tahun dengan berat badan 47,6 kilogram. Setelah melewati proses rehabilitasi panjang selama 15 tahun, tak lama lagi ia akan hidup sebagai orangutan liar sejati di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. 


7. PETTO

Petto diselamatkan dari Desa Henda, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah dan tiba di Nyaru Menteng pada 29 Maret 2008 saat berusia 2.5 tahun dengan berat 2,5 kilogram. Jantan ini tiba di Nyaru Menteng dalam kondisi fisik memprihatinkan, dengan satu luka sayat di perut memanjang hingga dada, dan di lengan kiri atas, sehingga memerlukan jahitan dan perawatan intensif. 

Selepas lukanya sembuh dan lulus karantina, Petto mengikuti Sekolah Hutan untuk mempelajari keterampilan alami. Pada tanggal 23 November 2017, Petto akhirnya dipindahkan ke Pulau Badak Besar untuk menjalani pra pelepasliaran. Di pulau, Petto bukanlah orangutan yang agresif dan biasanya tak memedulikan manusia. Ia juga pandai menjelajah dan mudah bergaul dengan orangutan lain.

Kini Petto telah berusia 16 tahun dengan berat badan 54,2 kilogram. Setelah 13 tahun rehabilitasi, Petto akan segera menikmati kebebasannya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.


8. MONY

Mony diselamatkan di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dan tiba di Nyaru Menteng pada 23 Desember 2008 saat masih berusia 18 bulan. 

Setelah menyelesaikan Sekolah Hutan, betina ini dipindahkan ke Pulau Badak Besar pada 30 Maret 2019. Mony dikenal sebagai orangutan yang pandai membaca situasi dan mampu membela diri saat diperlukan. Di pulau, Mony teramati melahirkan anak jantan pada tanggal 31 Juli 2021. Sayangnya, ia gagal menjadi induk orangutan, karena setelah beberapa bulan, anaknya tak bisa kami temukan. 

Kini Mony telah berusia 15 tahun dengan berat badan 28 kilogram. Setelah melewati proses rehabilitasi panjang selama 14 tahun, Mony kini siap menjelajah rumah sejatinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup