Apakah kamu member?

PROFIL ORANGUTAN KANDIDAT RILIS SAMBOJA LESTARI #4

Tidak lama lagi, populasi orangutan di Kehje Sewen akan bertambah. Pada tanggal 13-14 Oktober 2013 mendatang, sembilan orangutan dari Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur di Samboja Lestari akan segera dilepasliarkan ke hutan Kehje Sewen. Mereka adalah Emerson, Sarmi, Mona, Noel, Siwie, Inge, Mayang, Agus, dan Acong. Berikut profil mereka.

Emerson
Emerson adalah orangutan dewasa muda berusia sekitar 15 tahun yang diselamatkan di Sangatta dan dibawa ke Samboja Lestari pada tanggal 11 Februari 2001. Karena ukuran tubuhnya serta kapasitas di Samboja Lestari yang ketika itu telah mencapai maksimum, Emerson ditempatkan di sebuah kandang individu.

Meskipun secara wajar ia menunjukkan ketidaksukaan terhadap manusia, selama tinggal di Samboja Lestari, Emerson telah berubah menjadi sangat lembut terhadap orangutan betina. Dia juga baik terhadap orangutan lain pada umumnya dan maka dia dipindahkan ke sebuah pulau pra-pelepasliaran.

Pulau ini telah diduduki oleh Leo dan ‘geng-nya’ (Leo telah dilepasliarkan ke Hutan Kehje Sewen pada bulan April 2013 lalu), jadi kami mengamati dengan ketat kelompok ini untuk beberapa waktu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi ternyata Leo menyambut Emerson dan bahkan terlihat sedikit mengagumi pejantan raksasa baru dengan bantalan pipi besar yang mencolok itu. Emerson menanggapi dengan dingin tapi jelas senang bahwa kehadirannya tidak mendapatkan tantangan dari Leo.

Meskipun keduanya tidak pernah menjadi teman dekat, mereka tidak pernah agresif terhadap satu sama lain. Sementara Leo berhubungan dengan Juminten, Emerson telah menjalin hubungan dekat dengan Sarmi. Hidup yang indah di pulau. Sekarang, di usianya yang ke-26 tahun Emerson sedang mempersiapkan perjalanan terakhirnya. Emerson akhirnya kembali ke rumahnya yang sejati!

Sarmi
Orangutan betina muda berusia 4-5 tahun diselamatkan di dekat sebuah tambang batubara di Sangatta. Ketika itu, 1998, banyak perusahaan tambang batubara secara agresif memperluas wilayah operasi mereka yang mengakibatkan hilangnya banyak habitat satwa liar, termasuk orangutan. Meskipun ada juga catatan positif, yakni beberapa perusahaan mengambil sikap bertanggungjawab atas tindakan mereka dengan melakukan pendanaan dan memfasilitasi kegiatan penyelamatan orangutan. Mereka juga terlibat aktif dalam berbagai program penyadartahuan di daerah.

Dinamakan Sarmi, orangutan betina muda ini dibawa ke Samboja Lestari pada tanggal 6 Oktober 1998. Dengan Mona dan orangutan lain yang diselamatkan selama periode itu, Sarmi tinggal di kandang sosialisasi sampai 2010, kemudian dipindahkan ke Pulau 6, sebuah pulau pra-pelepasliaran di Samboja Lestari, bersama dengan empat betina lain yang terdiri dari dua pasang ibu-anak dan bayi orangutan jantan yatim piatu bernama Saprol. Saat itu, Sarmi sudah memiliki anak perempuan, Sani, yang lahir pada tahun 2005. Tanpa diduga, Sarmi mengadopsi Saprol! Dia mengangkat dan merawat Saprol sebagai anaknya sendiri dan sebagai adiknya Sani. Awal tahun ini, kami memperkenalkan Sarmi ke Emerson, orangutan jantan besar dan tampan yang juga menjadi salah satu kandidat pelepasliaran kali ini. Keduanya langsung tertarik dan sejak saat itu membangun hubungan yang indah. Kami sudah tidak sabar untuk melihat dua orangutan ini membawa hubungan mereka lebih jauh lagi setelah mereka kembali ke rumahnya di hutan!

Mona
Mona kecil masih berusia 4-5 tahun ketika ia pertama kali datang ke Samboja Lestari pada 28 September 1997. Diselamatkan di Tenggarong, Mona adalah orangutan cantik dengan wajah bulat dan rambut merah gelap khas orangutan Kalimantan Timur (Pongo pygmaeus morio). Tumbuh bersama teman-teman seusianya di kandang sosialisasi, Mona akhirnya mendapatkan tempat di sebuah pulau pra-pelepasliaran pada tahun 2010, di mana dia cepat belajar keterampilan hutan dari Leo maupun dari orangutan lainnya. Dia selalu memperhatikan Leo terutama ketika ia membuat sarang seperti mencatat dalam pikirannya jenis cabang dan daun apa saja yang digunakan Leo untuk membuat sarang. Tak lama kemudian, Mona pun bisa membangun sarang yang kokoh dan nyaman seperti sarang Leo!

Mona jelas orangutan yang sangat cerdas. Dia juga terus menunjukkan kemampuannya memanjat, berayun dan mengidentifikasi makanan hutan. Meski dalam struktur hirarki di pulau Mona berada di posisi terbawah, Leo berperan besar sebagai kakak yang menyayanginya dan bahkan sering membiarkannya membangun sarang di pohon yang sama. Para betina lain juga sangat toleran dengan Mona dan senang mengajaknya bermain. Hanya Juminten yang menjaga jarak dari Mona untuk mempertahankan posisi dominannya. Meski demikian, Juminten juga tidak pernah agresif terhadap Mona, menunjukkan bahwa Mona adalah orangutan ramah dan menyenangkan. Mona cantik telah menjadi orangutan dewasa yang mandiri dan sekarang di usia 20 tahun, Mona telah siap untuk kembali ke rumahnya yang sesungguhnya.

Noel
Noel adalah orangutan jantan yang berasal dari Sanggata. Saat tiba di Samboja Lestari pada tanggal 4 Oktober 2002, usianya masih sekitar 1 – 2 tahun.

Selama di Sekolah Hutan Samboja Lestari, Noel termasuk orangutan yang cepat belajar. Noel pintar mengenali dan mencari pakan alaminya serta terampil membuat sarang. Dia juga gemar menjelajah hutan di Sekolah Hutan dan punya kemampuan yang luar biasa untuk melarikan diri dari pengawasan babysitternya kapanpun dia punya kesempatan.

Kini di usianya 13 tahun dengan berat badan 35 kg, Noel siap menjelajah Hutan Kehje Sewen, rumah baru yang telah dipersiapkan baginya.


Emerson

Sarmi

Mona

Nowel

Siwie

Inge

Mayang

Agus

Acong

Siwie
Siwie diserahkan oleh KRUS (Kebun Raya UNMUL Samarinda) ke Samboja Lestari pada tanggal 16 maret 2006. Siwie adalah kawan lama Abbie di KRUS. Sahabatnya ini telah dilepasliarkan ke Hutan Kehje Sewen pada bulan Mei 2012 lalu dan Siwie akan segera bergabung dengannya!

Siwie adalah orangutan betina yang sangat mandiri dan terampil mengenali pakan alaminya. Tak heran, dia menyelesaikan proses rehabilitasi dalam waktu yang relatif singkat. Siwie masih memiliki sifat-sifat orangutan liarnya. Meski demikian, dia tidak pernah bersikap agresif terhadap teman-temannya. Saat ini teman dekat Siwie adalah Noel dan Inge yang sama-sama dirawat di Samboja Lestari.

Kini Siwie berusia 13 tahun, dengan berat badan 30 kg. Tak lama lagi, Siwie akan pulang ke habitat alaminya bersama para sahabatnya. Mungkin saat menjelajah Hutan Kehje Sewen nanti, dia akan bertemu kawan lamanya Abbie.

Inge
Inge telah dipelihara warga Bontang selama 3,5 tahun. Dia dibeli dari pedagang satwa ilegal seharga 30.000 rupiah saat usianya masih 6 bulan. Inge kemudian diserahkan ke Samboja Lestari pada tanggal 3 Maret 2002, saat usianya sekitar 3 – 4 tahun.

Inge lulus dari Sekolah Hutan dengan perkembangan yang menggembirakan. Inge pintar dalam memilih pakan alaminya dan terampil membuat sarang. Selama tinggal di kandang sosialisasi dan dipersiapkan sebagai kandidat pelepasliaran, Inge termasuk orangutan betina yang dominan. Ia juga digelari orangutan tercantik di kandang sosialisasi karena wajahnya yang cantik dan rambutnya yang indah.

Kini usia Inge sudah 15 tahun, dengan berat badan 37 kg. Tak lama lagi dia akan menikmati kebebasannya menjelajah hutan Kehje Sewen yang indah.

Mayang
Mayang tiba di Samboja Lestari pada tanggal 20 Maret 2007, hasil penyerahan dari BKSDA Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Saat itu orangutan betina ini berusia  sekitar 9-10 tahun.

Saat baru tiba di Samboja Lestari, Mayang sangat stress dan terus meronta-ronta. Pada perutnya terdapat luka-luka melingkar akibat dirantai oleh orang yang memeliharanya.

Kini Mayang telah berusia 16 tahun dan berat badannya 46 kg. Setelah 6 tahun belajar di Samboja Lestari, Mayang telah mampu mengembangkan kemampuannya seperti membuat sarang dan memilih pakan alami. Dia Samboja Lestari, dia bersahabat dekat dengan Cici yang menemaninya menghabiskan waktu di pepohonan. Tak lama lagi dua sahabat baik ini akan menembus rimbunnya Hutan Kehje Sewen, rumah mereka yang baru.

Agus
Agus tiba di Samboja Lestari pada tanggal 3 Februari 2003, saat usianya masih 3 – 4 tahun. Dia diserahkan oleh orang yang memeliharanya, yaitu seorang warga dari Tenggarong.

Lulus dari Sekolah Hutan dengan hasil yang memuaskan, kemampuan bertahan hidup di hutan yang dimiliki Agus sudah tak diragukan lagi. Agus pernah melarikan diri dari kompleks rehabilitasi dan tinggal di hutan Samboja Lestari selama berbulan-bulan lamanya. Sejak saat itu Agus ditempatkan di kandang sosialisasi dan dipersiapkan sebagai kandidat pelepasliaran.
Kini orangutan jantan ini telah berusia 14 tahun dengan berat badan 56 kg. Dia sudah tidak sabar menjelajah dan menyibakkan kanopi rimba Kehje Sewen.

Acong
Acong tiba di Samboja Lestari pada tanggal 1 November 1998, ketika usianya masih 8 – 9 bulan. Saat ini orangutan betina ini berusia 15 tahun dengan berat badan 41 kg, dan telah lulus dari Sekolah Hutan maupun pulau pra-pelepasliaran. Di Sekolah Hutan, Acong sangat dekat dengan babysitternya. Meskipun demikian Acong adalah orangutan yang terampil memanjat. Bersama dua sahabat dekatnya Cici dan Mayang, Acong lebih banyak menghabiskan waktunya di pepohonan.

Kini Acong tinggal di kandang karantina pre-release, dipersiapkan untuk pulang ke hutan. Dia adalah orangutan betina dominan kedua setelah Cici. Tak lama lagi bersama dua sahabatnya, Acong akan tinggal dan bermain bersama di hutan yang sesungguhnya, Hutan Kehje Sewen.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup