Apakah kamu member?

PELEPASLIARAN ORANGUTAN: PERPISAHAN YANG INDAH

Pagi masih berkabut dan matahari belum juga muncul ketika tim pelepasliaran orangutan di Samboja Lestari sudah bersiap untuk pelepasliaran orangutan hari ini. Pukul 05.00 WITA, kami berkumpul di gudang buah untuk makan pagi bersama. Setelah itu, tim bersiap untuk berangkat ke kandang para kandidat rilis.

Hari ini, ada tiga orangutan yang akan dilepasliarkan: Emerson, Sarmi dan Mona. Enam kandidat lainnya: Acong, Agus, Noel, Mayang, Inge dan Siwie akan dilepasliarkan esok hari. Tim dokter hewan Samboja Lestari yang terdiri dari drh. Agus, drh. Agnes dan drh. Putra, segera menyiapkan alat dan obat bius. Teknisi, Imam Gozhali ditunjuk untuk menembak bius ketiga orangutan ini.

Tiga dari anggota tim rilis, Ahmat (Helicopter Landing Officer, yang diperbantukan dari Program Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng), Monica (Koordinator Adopsi yang juga merupakan Tim Komunikasi) dan drh. Anin, sudah dalam perjalanan ke Bandara Sepinggan, Balikpapan. Mereka akan terbang dari Balikpapan, transit di Bandara Uyang Lahai di Desa Miau Baru untuk pengisian bahan bakar kemudian meneruskan perjalanan ke Hutan Kehje Sewen. Mereka tiba di Hutan Kehje Sewen sekitar pukul 10.00 WITA.

Hari Terakhir di Pusat Reintroduksi
Di Samboja Lestari, ini adalah hari terakhir untuk Emerson, Mona dan Sarmi berada di Pusat Reintroduksi. Pembiusan pertama dilakukan terhadap Mona pada pukul 06.00 WITA. Mona memang dikenal paling susah dibius sehingga ia harus dibius lebih dahulu dari yang lain. Dibutuhkan waktu beberapa saat agar efek bius mulai bekerja pada tubuhnya. Percobaan pembiusan pertama tidak berhasil. Mona langsung menarik jarum yang mendarat di tubuhnya. Pembiusan baru berhasil dilakukan di percobaan kedua.

Selagi menunggu Mona tertidur, teknisi memulai proses pembiusan pada si jantan besar, Emerson. Seperti yang terjadi pada Mona, dibutuhkan dua kali percobaan sampai akhirnya berhasil membius Emerson. Sementara itu, Mona belum juga tertidur sehingga tim dokter memutuskan untuk memberinya dosis tambahan. Ketika akhirnya Mona berhasil dibius, ia kemudian segera dipindahkan ke kandang transport.

Pembiusan dilakukan kepada Sarmi. Walaupun sempat terlihat sedikit marah dengan mengeluarkan bunyi kiss-squeak karena merasa tidak nyaman dengan banyaknya orang di sekitarnya, ia akhirnya berhasil dibius pada pukul 06.30 WITA. Sementara itu, dibutuhkan 15 orang untuk memindahkan Emerson ke kandang transport karena Emerson sangat besar dan berat. Akhirnya, proses pembiusan telah selesai dan semua orangutan telah berada di kandang transport untuk kemudian diangkut ke dalam truk yang akan membawa mereka ke Bandara Sepinggan di Balikpapan.

Penerbangan Menuju Kebebasan
Pada pukul 07.30 WITA, tim dan ketiga orangutan berangkat menuju Bandara Sepinggan di mana pesawat Premiair Grand Caravan telah menunggu. Ketiga orangutan ini akan ditemani oleh drh. Agnes dan teknisi Ferdy untuk terbang menuju Bandara Uyang Lahai di Desa Miau Baru, sebuah desa yang terletak sekitar 15-20 menit dari Muara Wahau.
Tim tiba di Bandara Sepinggan pada pukul 08.30 WITA. Teknisi dari Premiair tengah melakukan persiapan akhir untuk penerbangan pagi itu. Penerbangan ini juga akan mengangkut persediaan logistik untuk tim di Camp 103, Hutan Kehje Sewen dan juga perlengkapan sling. Sling ini menjadi sangat penting karena ketiga orangutan ini akan diterbangkan dengan helikopter dari Miau ke Camp 103 dengan sling. Persiapan ini juga disaksikan oleh perwakilan dari Bank BCA, salah satu donor untuk pelepasliaran orangutan kali ini.

Ketika pesawat telah siap, Mona, Sarmi dan Emerson kemudian diturunkan dari truk untuk kemudian diangkut menuju pesawat. Tidak lama setelah itu, ketiga orangutan kita lepas landas menuju kebebasannya. Dengan rasa senang bercampur haru, kami yang masih berada di Bandara Sepinggan mengucapkan salam perpisahan untuk Emerson, Sarmi dan Mona. Sebuah perpisahan yang indah.


Menunggu Mona tertidur (Kredit foto: BOSF 2013)

Butuh 15 orang untuk memindahkan Emerson ke kandang transport-nya (Kredit foto: BOSF 2013)

Kandang transport Emerson terlihat pas sekali masuk ke pintu pesawat (Kredit foto: BOSF 2013)

Pesawat yang membawa Emerson, Sarmi dan Mona tiba di Bandara Uyang Lahai (Kredit foto: BOSF 2013)

Sarmi mengajak Mona bermain (Kredit foto: BOSF 2013)

Mona berpose sejenak di samping kandangnya sebelum memanjat pohon (Kredit foto: BOSF 2013)

Saat-saat kebebasan pertama bagi Emerson (Kredit foto: BOSF 2013)

Menuju Jantung Borneo
Sementara itu di Bandara Uyang Lahai, tim pelepasliaran juga telah siap sejak pagi tadi. Helikopter yang membawa Ahmat, Monica dan drh. Anin telah tiba di Uyang Lahai sekitar pukul 10.40 WITA. Duapuluh menit kemudian, pesawat Grand Caravan juga telah mendarat dengan selamat. Emerson, Sarmi dan Mona kemudian diturunkan dari pesawat.

Orangutan pertama yang akan diterbangkan ke Hutan Kehje Sewen adalah Emerson. Helikopter hanya dapat mengangkut Emerson saja di penerbangan pertama ini, dikarenakan berat dan ukuran Emerson yang besar. Sarmi dan Mona harus menunggu di Bandara Uyang Lahai untuk penerbangan selanjutnya. Setelah kandang Emerson terpasang dengan aman pada sling, helikopter langsung lepas landas ke tujuan akhir, Kehje Sewen.

45 menit kemudian, tim pelepasliaran di Kehje Sewen menyambut kedatangan Emerson dengan bahagia. Helikopter kemudian langsung kembali ke Bandara Uyang Lahai untuk menjemput dua orangutan betina yang telah dengan sabar menunggu giliran mereka.

Sambil menunggu Mona dan Sarmi, tim di Kehje Sewen membawa Emerson ke area peleasliaran yang telah direncanakan yaitu di Sungai Lembu, sekitar 3.75 Km dari Camp 103. Untuk menuju kesana, kandang transport Emerson harus diangkut dengan truk pickup dan diseberangkan melalui Sungai Lesik, sungai besar dan deras yang ada di belakang Camp 103.

Setelah diseberangkan, perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki. Tim harus mengangkut kandang transport Emerson sampai ke area pelepasliaran.

Ketika sampai di area pelepasliaran, kandang transport Emerson tidak langsung dibuka. Ditemani oleh beberapa teknisi dari Samboja Lestari, dia harus menunggu Sarmi dan Mona. Sarmi dan Mona akan dilepasliarkan terlebih dahulu, Emerson menyusul sesudahnya. Anggota tim yang lain kemudian kembali ke helipad di Camp 103 untuk menyambut dua orangutan betina itu.

Mona dan Sarmi akhirnya berangkat menuju Kehje Sewen dari Uyang Lahai sekitar pukul 13.30 WITA dan tiba di Kehje Sewen pada pukul 14.15 WITA. Seperti Emerson, mereka juga diseberangkan sungai dengan truk pickup dan diangkut dengan berjalan kaki sampai ke area pelepasliaran yang sama dengan Emerson. Tiga titik pelepasliaran telah disiapkan. Dan saat-saat kebebasan yang dinanti pun akhirnya tiba.

Home Sweet Home
Mona adalah orangutan yang pertama kali dilepasliarkan. Teknisi Yadi dari Samboja Lestari membuka kandang transportnya dan Mona, bukannya segera memanjat pohon yang ada di sekitarnya, Mona memilih untuk berpose terlebih dahulu di sebelah kandangnya. Mungkin dia tahu kalau kami memasang beberapa kamera di sekitar titik rilis untuk mendapatkan fotonya. Lucu sekali! Tak lama kemudian, dia mulai memanjat, lebih tinggi dan tinggi lagi. Mona telah bebas!

Selanjutnya adalah Sarmi. Koordinator PRM – RHOI, Wulan, membuka kandang transport Sarmi. Tidak seperti Mona, Sarmi tidak membuang-buang waktunya. Dia segera memanjat pohon pilihannya, kemudian dia berhenti sejenak di sebuah dahan yang kuat di antara kanopi dan baru berpose ke kamera!

Melihat Mona di pohon sebelahnya, Sarmi memutuskan untuk mendekati sahabatnya itu. Dia menyolek Mona seakan memintanya untuk bermain. Tetapi karena efek bius dan perjalanan panjang membuat Mona masih merasa capek, Mona terlihat sedikit terganggu dan menolak ajakan Sarmi. Drama baru saja dimulai!

Yang terakhir, kandang transport Emerson dibuka oleh teknisi Agus. Si jantan besar ini terlihat tidak begitu senang. Mungkin dia terlalu capek dan kesal karena harus menunggu Sarmi dan Mona. Emerson terlihat sedikit marah ketika Agus berjalan mendekati kandangnya. Mungkin dia berpikir bahwa dia akan melakukan perjalanan lagi. Dia menggoyang kandangnya dengan kuat dan berusaha merusak kunci kandangnya.

Teknisi yang lain, Sam, mencoba mengalihkan perhatiannya dengan melambaikan sebuah ranting berdaun kepadanya. Usahanya berhasil! Agus kemudian berhasil membuka kandang transportnya dan Emerson segera meluncur dengan cepat ke pohon terdekat dan segera memanjatnya. Dia akhirnya tenang dan beristirahat di sebuah dahan. Menatap kami dari atas dan sudah tidak terlihat marah. Dia terlihat sangat bahagia. Dari laporan terakhir yang diterima dari Tim PRM sore ini, Emerson telah melakukan long call pertamanya sebelum senja!

Emerson, Sarmi dan Mona telah mendapatkan kehidupannya yang baru di hutan. Sebuah kehidupan baru yang layak untuk mereka, kehidupan yang penuh kebebasan. Hutan Kehje Sewen adalah rumah mereka yang baru.

Hari pertama ini telah ditutup dengan keberhasilan. Emosi dari seluruh tim tidak dapat digambarkan. Kami sangat bersukacita untuk ketiga orangutan ini. Dan besok, enam orangutan yang lain juga akan menyatakan bahwa hutan ini adalah rumah milik mereka. Mari kita sama-sama berdoa agar cuaca baik dan perjalanan yang lancar untuk Acong, Agus, Noel, Mayang, Inge dan Siwie.

Salah satu dari keenam orangutan itu akan menjadi orangutan ke-100 yang akan dilepasliarkan oleh Yayasan BOS sejak 2012. Siapakah dia? Cari tahu jawabannya, besok!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup