MEMBAWA PESAN LINGKUNGAN SAMPAI KE MASA DEPAN
Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) terus berkomitmen dalam upaya konservasi orangutan dengan melibatkan masyarakat lokal.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, dan Yayasan Borneo Orangutan Survival (Yayasan BOS) akan segera melakukan pelepasliaran orangutan ke-46 dari Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Berikut adalah kandidat orangutan yang akan dilepasliarkan:
Momot adalah orangutan jantan yang diselamatkan dari warga Desa Petak Bahandang, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Ia tiba di Nyaru Menteng pada 12 Februari 2015 saat usianya masih 1,5 tahun dengan berat badan 3,2 kg dan tanpa induk. Setelah menjalani masa karantina dan sekolah hutan dengan baik, Momot melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Pulau Salat pada 13 Juni 2023.
Momot dikenal sebagai orangutan yang gemar menjelajah terutama dalam hal makanan. Dia menunjukkan keterampilan yang baik dalam memperoleh berbagai jenis makanan, termasuk di alam liar. Momot juga menunjukkan keterampilan yang sangat baik dalam pengolahan berbagai jenis makanan, seperti mengupas, mengikis, memecahkan, menjatuhkan, mematahkan, dan menggigit yang sangat penting untuk beradaptasi di alam liar.
Saat ini, Momot berusia 12 tahun dengan berat badan 24 kg. Setelah 11 tahun menjalani rehabilitasi, Momot telah siap menjelajahi rumah barunya di TNBBBR.
Ficz adalah orangutan jantan yang diselamatkan dari sebuah perkebunan kelapa sawit, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Ia tiba di Nyaru Menteng pada 11 Maret 2007 saat masih bayi berusia sekitar 3 bulan dengan berat badan 1,7 kg & tanpa induk. Ficz menjalani masa rehabilitasi yang panjang dan kemudian dipindahkan ke Pulau Badak Besar pada 30 Juni 2022 untuk menyelesaikan tahapan pra-pelepasliaran.
Ficz dikenal sebagai orangutan yang mahir bergerak di pepohonan. Dia menunjukkan berbagai macam teknik pergerakan seperti irregular upright suspensory locomotion, horizontal suspensory locomotion, arm-swinging, dan quadrupedal scrambling ketika bergerak di pepohonan. Yang paling penting, Ficz memiliki kepercayaan diri dan kelincahan yang cukup untuk dapat berjelajah tanpa harus turun ke tanah selayaknya orangutan liar.
Saat ini, Ficz berusia 18 tahun dengan berat badan 45,2 kg. Setelah 18 tahun menjalani rehabilitasi, Ficz siap menapaki akhir dari masa rehabilitasinya untuk menuju TNBBBR.
Wibowo adalah orangutan jantan yang diserahkan oleh warga Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan diterima oleh BKSDA Kalteng. Ia tiba di Nyaru Menteng pada 3 Desember 2015 saat usianya diperkirakan 2 tahun dengan berat badan 5,4 kg. Setelah menjalani masa karantina dan sekolah hutan dengan baik, Wibowo melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Pulau Badak Besar, Gugusan Pulau Salat pada 21 Oktober 2022.
Wibowo dikenal memiliki kemampuan memanjat yang baik dan sering berada di pepohonan hingga 10 sampai 15 meter diatas tanah. Dia juga menghabiskan banyak waktu dalam mencari makanan di alam liar dan menunjukkan teknik mencari dan memproses makanan (seperti mengupas, mengikis, memecahkan, menjatuhkan, dan menggigit) yang beragam.
Saat ini, Wibowo berusia 12 tahun dengan berat badan 42 kg. Setelah 10 tahun menjalani rehabilitasi, Wibowo siap berpetualang bersama keenam orangutan lainnya di TNBBBR.
Otan tiba di Nyaru Menteng pada 7 Februari 2015 saat usianya sekitar 1,5 tahun dengan berat badan 5,2 kg. Ia adalah orangutan jantan yang diselamatkan oleh tim gabungan BKSDA Kalteng bersama Yayasan BOS di Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Setelah menjalani masa karantina dan sekolah hutan dengan baik, Otan melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Pulau Bangamat pada 19 Desember 2023.
Otan dikenal sebagai orangutan yang gemar menjelajah dan pandai mencari pakan alami. Eksplorasi dietnya cukup bervariasi, mulai dari buah matang dan mentah, daun muda, biji, dan kulit kayu. Ini menunjukkan kemampuannya yang berkembang untuk mengenali dan memanfaatkan berbagai sumber makanan di habitat semi-liar. Otan memiliki kemampuan membangun sarang yang luar biasa. Ini dibuktikan dengan adanya patahan batang hijau pada cabang yang baru digunakan, sebuah metode yang mirip dengan yang dilaporkan pada orangutan liar dalam menunjukkan kapasitas arboreal dan kognitif yang maju.
Saat ini, Otan berusia 12 tahun dengan berat badan 33,5 kg. Setelah 10 tahun menjalani rehabilitasi, Otan siap menuju hutan sesungguhnya di TNBBBR.
Putri adalah orangutan betina yang diselamatkan dari warga Tumbang Samba, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Ia tiba di Nyaru Menteng pada 3 Februari 2007 saat usianya sekitar 2-3 bulan dengan berat badan 2,3 kg. Putri berhasil melewati masa karantina dan sekolah hutan dengan baik, kemudian ia mengikuti tahapan pra-pelepasliaran di Pulau Salat pada 5 April 2017.
Putri dikenal sebagai orangutan yang pandai bergaul dan dapat membela diri saat dirinya merasa terancam. Ia menunjukkan kemampuan yang baik untuk membangun sarang yang stabil dan lengkap. Ia juga menunjukkan eksplorasi horizontal dan vertikal yang baik di pephonan dan mampu memanjat hingga ketinggian 10–15 m. Kemampuannya mencari makanan liar juga sangat baik dimana ia mampu mengonsumis hingga 18 spesies makanan liar.
Saat ini, Putri berusia 18 tahun dengan berat badan 30,6 kg. Setelah menjalani masa rehabilitasi yang panjang, Putri kini siap berpetualang di rumah barunya di rimba yang sesungguhnya.
Kapuan adalah orangutan betina hasil repatriasi dari negara Thailand bersama 47 orangutan lainnya. Ia tiba di Nyaru Menteng pada 22 November 2006 saat usianya sekitar 6,5 tahun dengan berat badan 22 kg. Setelah menjalani masa rehabilitasi yang panjang, Kapuan dipindahkan ke Pulau Badak Kecil, Gugusan Pulau Salat pada 17 Mei 2022.
Kapuan dikenal sebagai orangutan yang dapat beradaptasi dengan baik dan pandai mencari pakan alami. Teknik pengolahan makanannya beragam. Ini menunjukkan peningkatan kemahiran dalam menangani dan mengonsumsi berbagai sumber daya hutan. Ia juga menunjukkan perilaku eksplorasi makanan yang sangat bervariasi. Hal ini membuktikan kemampuan beradaptasinya dalam menemukan peluang makan baru. Pergerakan horizontal Kapuan juga beragam, sedangkan pergerakannya menggunakan empat kaki hanya teramati sedikit. Ini, sesuai dengan pola gerakan khas orangutan yang hidup di atas pohon.
Saat ini, Kapuan berusia 26 tahun dengan berat badan 31,7 kg. Setelah 19 tahun menjalani rehabilitasi, Kapuan siap pulang ke tempat di mana seharusnya ia berada yaitu hutan rimba yang sesungguhnya.
Berunay adalah orangutan betina yang diselamatkan dari warga Petuk Berunay, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Ia tiba di Nyaru Menteng pada 16 Desember 2004, saat itu diperkirakan berusia sekitar 2 tahun dengan berat badan 3,5 kg, tanpa induk. Setelah berhasil melewati masa rehabilitasi, Berunay kemudian menjalani tahap akhir rehabilitasi yaitu pra-pelepasliaran di Pulau Kaja pada 18 April 2017.
Di pulau ini, Ia dikenal sebagai orangutan yang gemar menjelajah dan terampil mencari pakan alami. Ia menunjukkan eksplorasi makanan yang cukup beragam, bersamaan dengan perilaku pergerakan horizontal dan penggunaan empat kaki sebagai alat jalannya yang minimal. Pergerakannya di darat jarang teramati, karena ia menghabiskan sebagian besar aktivitasnya di atas pohon dengan eksplorasi vertikal mencapai ketinggian 15–20 m. Hal ini menunjukkan kemampuan memanjat yang kuat dan percaya diri dalam bergerak di atas kanopi, yang sangat sesuai dengan pola pergerakan orangutan liar.
Saat ini, Berunay berusia 23 tahun dengan berat badan 45 kg. Setelah menjalani masa rehabilitasi selama 21 tahun, Berunay siap berpetualang bersama teman-temannya di TNBBBR.