Apakah kamu member?

MENJELANG AKHIR TAHUN, DELAPAN INDIVIDU ORANGUTAN HASIL REHABILITASI DILEPASLIARKAN DI TNBBR


Palangka Raya, Kalimantan Tengah

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bersama Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) dalam kerja samanya dengan mitra Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) serta sejumlah pihak lainnya pada hari ini kembali melepasliarkan orangutan hasil rehabilitasi ke hutan alami di kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Pelepasliaran orangutan hasil proses rehabilitasi ini adalah perwujudan upaya perlindungan dan pelestarian orangutan di Kalimantan.

Delapan individu orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, 4 jantan dan 4 betina, hari ini dilepasliarkan ke kawasan TNBBBR di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. Mereka akan diberangkatkan dalam dua perjalanan yang terpisah, satu dilaksanakan hari ini, dan satu lagi di hari Kamis, 16 Desember 2021.

NUR PATRIA KURNIAWAN, S.HUT., M.SC., Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah menyambut pelaksanaan kegiatan ini dengan menyatakan, "Hari ini delapan individu orangutan kembali dilepasliarkan. Rentang masa rehabilitasi mereka berkisar dari 5 sampai 15 tahun, yang membuktikan bahwa proses rehabilitasi itu bisa berlangsung cukup lama. Namun pemerintah berkomitmen untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia melalui upaya konservasi yang sistematis. Salah satu upaya pelestarian keanekaragaman hayati di antaranya melalui kegiatan seperti ini, pelepasliaran satwa khususnya orangutan hasil rehabilitasi ke habitat aslinya."

"Pelepasliaran orangutan adalah salah satu tahap dalam sebuah proses panjang yang mencakup penyelamatan satwa, dilanjutkan dengan rehabilitasi, pelepasliaran, dan pemantauan teratur untuk memastikan satwa dapat hidup dan berkembang biak di habitatnya."

AGUNG NUGROHO, S.Si, M.A., Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) menjelaskan, "Perjalanan orangutan menuju titik-titik pelepasliaran di DAS Hiran cukup panjang dan menantang. Kami melalui jalur darat dan jalur sungai yang memakan waktu kurang lebih 15-20 jam, termasuk istirahat. Pemantauan pasca pelepasliaran akan dilakukan secara intensif selama 2 bulan oleh tim khusus di taman nasional untuk memastikan para orangutan yang baru dilepasliarkan ini beradaptasi dengan baik di habitat barunya."

"Balai TNBBBR bersama BKSDA Kalimantan Tengah dan bekerja sama dengan mitra Yayasan BOS serta para pihak lainnya telah melepasliarkan 185 orangutan sejak tahun 2016, termasuk yang akan dilepasliarkan hari ini. Sementara total orangutan yang dilepasliarkan sejak tahun 2016 di seluruh kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat bersama mitra terkait lainnya adalah sebanyak 241 individu dan termonitor kelahiran baru di alam sebanyak 5 (lima) individu."

DR. IR. JAMARTIN SIHITE, Ketua Pengurus Yayasan BOS mengatakan, «Mengingat di bulan Desember ini kita merayakan Animal Rights Day, maka Yayasan BOS sangat senang bisa kembali melepasliarkan orangutan hasil proses panjang rehabilitasi. Semua orangutan ini telah melewati masa rehabilitasi panjang dan siap hidup di hutan. Kedelapan orangutan ini, bersama seluruh tim pelepasliaran, harus terlebih dulu menjalani tes usap PCR dan mencatat hasil negatif. Hari ini saya bisa nyatakan mereka telah siap untuk melakukan perjalanan ke habitat alaminya.»

"Saya juga ingin menegaskan bahwa sampai tahun ini, Yayasan BOS sudah 30 tahun bekerja di bidang penyelamatan dan perlindungan orangutan dan kami akan tetap bekerja untuk orangutan dan habitatnya di Kalimantan."


Keberhasilan pelepasliaran ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Yayasan BOS bersama BKSDA Kalimantan Tengah dan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten Katingan, dan masyarakat kabupaten tersebut atas dukungan dan kerja samanya.

Yayasan BOS juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan dan kontribusi organisasi mitra global kami yaitu BOS Australia, BOS Germany, BOS Switzerland, BOS UK, BOS USA, dan Save the Orangutan. Kami juga berterima kasih atas dukungan inisiatif “Bored in Borneo’ dari Orangutan Outreach, U.S. Fish and Wildlife Service, dan Orangutan SAFE; para pendukung dari dunia usaha seperti PT. BCA dan PT. SSMS, berbagai lembaga konservasi lain, serta donor perseorangan dari seluruh dunia, yang mendukung kerja konservasi kami dan pelestarian alam di Indonesia.

Editors Note :

Nunu Anugrah, S.Hut., M.Sc
Kepala Biro Humas, KLHK-RI 
Telepon: 081281331247

Agung Nugroho, S.Si.,M.A.
Kepala Balai TNBBBR
Call Center: 082158564609

Nur Patria Kurniawan, S.Hut., M.Sc
Kepala Balai KSDA Kalimantan Tengah
Call Center BKSDA:
HP: 08115218500    

Nico Hermanu
Media Relations Officer
BOS Foundation 
HP: 08112767957

Foto dapat akan tersedia di tautan Dropbox di sini.

Siaran Pers dapat diunduh di tautan dropbox berikut:



KAMI JUGA MENYARANKAN

PELEPASLIARAN LINTAS PROVINSI PERTAMA

Merupakan satu rangkaian kegiatan pelepasliaran orangutan yang dilakukan Yayasan BOS di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, Yayasan BOS melepasliarkan induk-anak orangutan dan satu individu orangutan betina di hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur.

PELEPASLIARAN PERTAMA DI TAHUN 2018 MEMPERINGATI HARI SEJUTA POHON SEDUNIA

Pelepasliaran ini akan menjadi yang ke-8 dilakukan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) oleh Yayasan BOS bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Balai TNBBBR, dan USAID Lestari. Dengan pelepasliara

LAHAN SAMBOJA LESTARI DISERANG PEMBALAKAN LIAR DAN API

Tidak hanya kebakaran, kini upaya pelestarian orangutan dan habitatnya kembali menghadapi ancaman baru: pembalakan liar. Yayasan BOS meminta dukungan berbagai pihak untuk membantu kami menghadapi hal ini.

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup