Apakah kamu member?

TIGA ORANGUTAN DATANG LAGI KE PERAWATAN BOS FOUNDATION

Pada tahun ini IUCN meningkatkan status konservasi orangutan Kalimantan dari Terancam Punah menjadi Sangat Terancam Punah. Perubahan klasifikasi ini disebabkan oleh berkurangnya habitat alami mereka, dari hutan hujan Kalimantan diubah menjadi perkebunan kelapa sawit, karet, dan kertas. Selain itu, orangutan Kalimantan masih menjadi korban perburuan dan perdagangan hewan, dan kini mereka tinggal selangkah menuju kepunahan. Pusat Reintroduksi BOS Foundation baru-baru ini menerima tiga orangutan untuk menjalani proses panjang rehabilitasi.

Tanggal 9 September lalu BKSDA Kalimantan Tengah dan tim rescue BOS Foundation Nyaru Menteng bekerja sama untuk menyelamatkan bayi betina berusia 8 bulan dari penduduk lokal di Desa Bawan, Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Informasi ini tim dapatkan dari Drs. Sem Irawan Bodoi, Camat Banama Tingang, yang sebelumnya telah melakukan peneguran terhadap warga terkait mengenai aspek hukum memelihara satwa dilindungi, namun tidak ditanggapi. Sang pemilik mengaku menemukan orangutan yang kemudian kami beri nama Bawan itu di lahan bekas hutan di desa dekat rumahnya.

Dari pemeriksaan X-ray yang dilakukan terhadap Bawan, ditemukan satu butir peluru senapan angin berkaliber 4mm di lutut kirinya.

Pada 19 September, tim penyelamat gabungan yang sama menerima laporan dari Camat Tasik Payawan, Kalimantan Tengah, Bapak Ciing, SPd, bahwa ia telah berhasil mengamankan bayi orangutan betina seusia Bawan. Bayi itu dipelihara oleh penduduk lokal di Desa Petak Bahandang. Warga yang merupakan pekerja kelapa sawit, mengaku menemukan bayi orangutan itu tanpa induk dan sendirian dalam perjalanan menuju tempat kerja. Kami belum memberi nama bayi tersebut. Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh drh. Maryos Tandang di Nyaru Menteng, orangutan tersebut mengalami demam.

Kedua bayi kini sedang menjalani karantina di Baby House BOS Foundation Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.

Jeje, orangutan jantan berusia 6 tahun, tiba di Samboja Lestari pada 8 September setelah diselamatkan oleh BKSDA Kutai Barat dan Centre for Orangutan Protection (COP) dari penduduk lokal di Begung, Kutai Barat, yang menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Menurut warga, Jeje ditemukan sendirian di sebuah lahan bekas hutan di dekat desa. Saat tiba di Samboja Lestari, Jeje masih menunjukkan rasa takut terhadap manusia.

Sambil menunggu hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh, Jeje ditempatkan di komplek karantina di Klinik BOS Foundation Samboja Lestari.


Tiga Orangutan datang Lagi ke Perawatan BOS Foundation (Kredit foto: BOSF 2016)

Tiga Orangutan datang Lagi ke Perawatan BOS Foundation (Kredit foto: BOSF 2016)

Tiga Orangutan datang Lagi ke Perawatan BOS Foundation (Kredit foto: BOSF 2016)

Tiga Orangutan datang Lagi ke Perawatan BOS Foundation (Kredit foto: BOSF 2016)

Bawan, bayi yang belum memiliki nama, dan Jeje, merupakan korban dari lemahnya penegakan hukum di Indonesia dalam hal perdagangan dan kepemilikan satwa liar yang dilindungi, dan pembukaan lahan hutan menjadi perkebunan. Bila kita tidak menghentikan perusakan hutan Kalimantan, orangutan dan satwa liar lainnya niscaya akan punah.

Sebagai spesies payung, orangutan berperan penting dalam melindungi hutan. Menyelamatkan orangutan sama dengan menyelamatkan hutan. Manusia mengandalkan hutan sebagai sumber oksigen dan air bersih, penyerap CO2, mencegah banjir dan erosi, dan menyediakan berbagai sumberdaya non-kayu. Jika manusia membutuhkan hutan, dan hutan perlu orangutan, maka kita wajib menjaga orangutan untuk memastikan, bukan hanya kelangsungan hidup mereka, tapi juga kita sendiri!

HOPE (Help Orangutan, Protect Earth)




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup