Apakah kamu member?

PEMANTAUAN YANG MENDEBARKAN KARENA PETTO

Masih ingat dengan Petto? Orangutan jantan ini kembali terlihat oleh tim Post Release Monitoring (PRM) kami di areal Pondok Monitoring Himba Pambelum, Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kalimantan Tengah sejak terakhir terlihat di bulan Agustus 2022.
 
Baca juga: PERESMIAN PONDOK MONITORING HIMBA PAMBELUM

Setahun kemudian, Petto terlihat saat berada dekat di Rangan Nongai atau gundukan bebatuan yang terlihat saat air sungai surut. Saat itu, ia tengah duduk di atas dahan pohon keruing (Dipterocarpus retusus) dengan ketinggian sekitar 11-15 meter dari permukaan tanah. Petto terlihat dalam keadaan yang sehat dan bergerak cukup aktif. Selama pengamatan oleh tim kami, Petto terlihat beberapa kali sedang memakan rebung, bambu, daun ketepeng (Senna alata), rotan, dan anggrek. Tidak hanya itu, ia juga terlihat menyantap semut dan rayap. Banyaknya aktivitas makan yang dilakukan oleh Petto menjadi bukti bahwa primata ini memiliki beragam preferensi makanan.

Selain terpantau makan, Petto juga terlihat membuat sarang singgah, mengeluarkan vokalisasi dan tampak menyadari keberadaan tim PRM kami. Petto telah berubah menjadi lebih liar dari sebelumnya. Ia mengejutkan tim PRM kami dengan menunjukkan sifat agresifnya dan menggoyang-goyangkan pohon. Beruntungnya, tim berhasil menghalau sehingga Petto berjalan kembali ke hutan dan berakhir tim kami kehilangan jejaknya. 


Petto (Kredit foto: Tim PRM 2023)

Baca juga: PELEPASLIARAN ORANGUTAN MENUTUP TAHUN 2021

Sebelum dilepasliarkan, Petto merupakan orangutan yang tenang dan tidak agresif. Ia cenderung bersikap acuh tak acuh terhadap kehadiran manusia di sekitarnya. Namun, pertemuan ini telah menunjukkan kepada kami bahwa setelah dilepasliarkan, Petto adalah orangutan yang telah mengembangkan sifat soliternya dan tidak lagi menginginkan kontak dengan manusia. Orangutan yang telah kembali liar akan membangun batas wilayah yang mereka coba lindungi dan Petto adalah salah satu contoh dari keberhasilan proses rehabilitasi yang kini telah sepenuhnya menjadi liar.

Pengalaman ini menjadi pengingat bahwa meskipun pernah mengalami interaksi dengan manusia selama periode rehabilitasi, orangutan tetaplah makhluk dengan naluri alami untuk melindungi diri dan menghadapi ancaman. Kehidupan di alam liar sedikit banyak membentuk kemampuan bertahan hidup mereka. Perilaku inilah yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dengan baik di alam luar, melahirkan generasi berikutnya dan mendukung fungsi sehat dari ekosistem tropis yang mengalami penurunan ini.

Selain Petto, masih ada sekitar 400 individu orangutan yang kini menunggu masa kebebasan mereka di pusat rehabilitasi kami baik di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Anda dapat turut mendukung dan mengikuti setiap perkembangan tahapan rehabilitasi mereka dengan melakukan Adopsi pada tautan berikut!




ADOPSI DI SINI

Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup