Apakah kamu member?

KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-27 DARI SAMBOJA LESTARI

Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, dan Yayasan Borneo Orangutan Survival (Yayasan BOS) didukung oleh Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) akan segera melakukan pelepasliaran orangutan ke-27 dari Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari ke wilayah kerja PT. Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (PT. RHOI) di Hutan Kehje Sewen. Berikut adalah kandidat orangutan yang akan dilepasliarkan:

Sie-Sie (Jantan)

Sie-Sie adalah orangutan jantan dewasa yang berumur 31 tahun. Sie-Sie datang pada 27 Agustus 1996 di umurnya yang berkisar 1–2 tahun. Sie-Sie berasal dari Semarang sebelum akhirnya disita dan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari. Mulanya, Sie-Sie sempat dikira sebagai orangutan betina karena wajahnya yang cantik. Namun, seiring perkembangannya di pusat rehabilitasi, ibu asuh dan tim medis kami menyadari bahwa Sie-Sie bukanlah betina melainkan jantan. Belum lagi, ia menunjukkan kebiasaan agresif dan semakin dominan.

Selama menjalani rehabilitasi, Sie-Sie menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam kemampuan bertahan hidupnya terutama dalam hal membuat sarang. Ia juga perlahan-lahan menumbuhkan bantalan pipi yang mana ini hanya terjadi pada orangutan jantan dominan. Setelah kurang lebih menjalani 29 tahun di pusat rehabilitasi, Sie-Sie akhirnya siap untuk dilepasliarkan ke Hutan Kehje Sewen bersama dengan lima orangutan lainnya.

Siti (Betina)

Siti adalah orangutan betina yang berumur 35 tahun. Siti masuk lagi ke Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari pada tanggal 08 Desember 2022. Siti masuk lagi ke Pusat Samboja Lestari karena sebelumnya ia juga merupakan orangutan rehabilitan Yayasan BOS dan sudah pernah dilepasliarkan pada tahun 1997 di Hutan Lindung Sungai Wain. Ia juga pernah dipindahkan ke Hutan Lindung Gunung Beratus. 

Baca juga: PENYELAMATAN ORANGUTAN DARI MUARA TOYU

Siti kembali diselamatkan ketika pihak BKSDA SKW III Balikpapan menerima laporan dari karyawan PT. Balikpapan Wana Lestari bahwa ada orangutan yang mengunjungi kamp pekerja dan berinteraksi dengan para pekerja selama empat hari berturut-turut. Pihak BKSDA SKW III Balikpapan dan tim Yayasan BOS berangkat ke Muara Toyu, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser untuk menyelamatkannya. 
Siti benar-benar memiliki riwayat perjalanan yang panjang sebelum akhirnya dilepasliarkan kembali pada April mendatang di Hutan Kehje Sewen bersama lima orangutan lainnya.

Uli (Jantan)

Uli adalah orangutan jantan berumur 28 tahun. Uli juga merupakan orangutan yang masuk lagi ke Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari pada tanggal 11 Juni 2022 setelah diselamatkan dari Desa Loesan, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser. Sebelumnya, Uli masuk ke Wanariset, stasiun penelitian milik pemerintah yang digunakan oleh Yayasan BOS sebagai pusat rehabilitasi orangutan. Ia kemudian dilepasliarkan pada 09 September 1999 di Hutan Lindung Gunung Beratus di usia yang masih sangat muda.

Baca juga: WAJAH LAMA MUNCUL DI DESA LOESAN

Sebelum akhirnya dilakukan upaya penyelamatan, kabar mengenai Uli sempat tersebar luas di media sosial berupa video yang menunjukkan satu orangutan dewasa diberi makan oleh warga. Uli diberi makan buah pisang, nangka, dan susu kaleng. Setelah dua tahun menjalani rehabilitasi, Uli akhirnya siap untuk dilepasliarkan kembali ke Hutan Kehje Sewen bersama lima orangutan lainnya.


Sie-Sie

Siti

Uli

Mikhayla

Bugis

Mori

Mikhayla (Betina)

Mikhayla, orangutan betina berusia sepuluh tahun dan merupakan anggota termuda dari kelompok pelepasliaran ini. Ia diselamatkan di dekat jalan raya Sangatta-Bengalon di dalam areal konsesi pertambangan yang dioperasikan oleh PT Kaltim Prima Coal yang menghubungkan Bengalon dan Muara Wahau. Kondisinya dalam keadaan kekurangan gizi parah dan menunjukkan tanda-tanda stres berkepanjangan pada saat penyelamatan.

Penyelamatannya pada 12 Januari 2025 melalui upaya terkoordinasi yang melibatkan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur (BKSDA Kaltim), Yayasan BOS (BOSF), Pusat Perlindungan Orangutan (COP), dan Jaringan Aksi Konservasi (CAN). Setibanya di Samboja Lestari, Mikhayla segera menerima perawatan hewan, termasuk suplemen nutrisi dan pengobatan obat cacing.

Setelah hanya tiga bulan rehabilitasi intensif, dia telah membuat pemulihan yang luar biasa dan sekarang siap untuk memulai kehidupan barunya di Hutan Kehje Sewen.

Bugis (Jantan)

Bugis adalah orangutan jantan yang berumur 33 tahun. Bugis berasal dari Ujung Pandang dan tiba pada di Wanariset tanggal 03 Juli 2003 pada usia 10-11 tahun. Bugis pada saat datang termasuk orangutan yang agresif. Oleh karenanya, Bugis akhirnya ditempatkan di Kompleks Sosialisasi. Meskipun begitu, tim enrichment dan animal welfare kami tetap menyuplai pakan tambahan dan enrichment ke dalam enclosure Bugis.

Selain agresif, Bugis juga dikenal sebagai orangutan yang menunjukkan dominasinya pada orangutan lain. Satu waktu, ia juga melakukan “force copulation” pada orangutan betina yang ditempatkan di satu enclosure yang sama dengannya. Namun, perilaku dominasi ini hanya ia tunjukkan pada sesama orangutan, sedangkan pada teknisi kami, Bugis cenderung kalem dan penurut. Setelah menjalani masa rehabilitasi selama 22 tahun, Bugis akhirnya siap dilepasliarkan ke Hutan Kehje Sewen bersamaan dengan lima orangutan lainnya pada April mendatang.

Orangutan yang Dipulangkan Kembali Ke Kehje Sewen

Selain lima orangutan di atas, Kementerian Kehutanan dan Yayasan BOS juga melepasliarkan kembali orangutan betina yang sebelumnya juga pernah dilepasliarkan di Hutan Kehje Sewen pada 2019 lalu. 

Mori (Betina)

Mori ialah orangutan betina yang kini telah berusia 16 tahun. Mulanya, ia ditangkap dan diserahkan oleh warga Sangatta ke Taman Nasional Kutai. Karena baru berusia 2-3 tahun dan tanpa ibu, ia harus menjalani rehabilitasi. Kemudian, pada 24 Februari 2012 ia dipindahkan ke Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari milik Yayasan BOS. Terlepas dari masa lalunya yang tragis, Mori telah tumbuh menjadi orangutan mandiri yang tidak suka berada di sekitar manusia. 

Mori awalnya dilepasliarkan pada tahun 2019 ke Hutan Kehje Sewen. Namun, ketika kondisi fisiknya memburuk, tim tidak punya pilihan selain mengembalikannya ke Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari untuk pengobatan melioidosis yang dideritanya. Kini, orangutan muda ini siap dilepasliarkan kembali ke alam liar dan menikmati kebebasannya sekali lagi.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup