KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-27 DARI SAMBOJA LESTARI
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan Yayasan BOS akan segera melakukan pelepasliaran orangutan ke-27 dari Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen.
Masih ingat kah kalian dengan Mardianto yaitu orangutan jantan yang dilepasliarkan di Hutan Lindung Bukit Batikap? Ia adalah satu dari ratusan orangutan yang terpantau oleh tim Post-Release Monitoring (PRM). Sekali setiap tahun kami dapat bertemu dengan Mardianto. Saat awal pelepasliaran Mardianto belum memiliki bantalan pipi (cheek-pad) atau flange yang tumbuh sepenuhnya karena usianya yang belum matang.
Lambat laun, kami bertemu dengan Mardianto di hutan, kami mengamati bahwa bentuk dan morfologi wajahnya berubah. Terlihat wajahnya mengalami perubahan karena pertumbuhan flange yang merupakan tonjolan lemak pada bagian pipi. Pertumbuhan flange menandakan bahwa orangutan jantan seperti Mardianto telah memasuki usia matang. Sebagian besar flange pada individu orangutan jantan akan muncul saat mereka mencapai umur 10 tahun ke atas. Namun, tidak semua orangutan jantan dengan umur yang terbilang matang langsung dapat mengalami pertumbuhan flange, pertumbuhan flange hanya terjadi pada orangutan jantan yang dominan.
Baca juga: #15YEARSCHALLENGE MARDIANTO
Orangutan jantan dapat menjadi dominan disebabkan oleh beberapa mekanisme seperti interaksi sosial. Orangutan jantan dengan flange yang lebih kecil atau masih berkembang memiliki tingkat sosial yang lebih tinggi dibanding jantan dengan flange yang lebih besar. Orangutan jantan dengan flange besar yang sudah tumbuh sempurna biasanya lebih memilih hidup soliter dan menguasai wilayahnya, sedangkan orangutan jantan dengan flange yang masih bertumbuh lebih menghabiskan waktunya untuk berinteraksi dan menarik betina. Pertumbuhan flange pada orangutan jantan dapat mendorong pembesaran tenggorokannya sehingga mereka bisa melakukan panggilan panjang (long call) yang berfungsi menarik betina.
Terdapat perubahan ciri-ciri morfologi wajah lainnya seiring pertumbuhan flange yang mencapai bentuk sempurna pada orangutan jantan, seperti kulit terlihat lebih gelap menghitam di sekitar mata, kelopak mata, dan mulut, kemudian janggut dan kumisnya tumbuh lebih lebat. Pertumbuhan flange pada orangutan jantan dapat tertunda atau berhenti ketika terdapat kehadiran pejantan dominan lainnya yang memicu kompetisi intraseksual. Orangutan jantan yang berhasil menumbuhkan flange di alam liar dianggap mampu memenangkan persaingan intraseksual dan menunjukkan keberhasilan reproduksi dalam menarik betina, seperti Mardianto.
Baca juga: ORANGUTAN HIDUP SEJAHTERA DI HUTAN LINDUNG BUKIT BATIKAP
Tim PRM sempat mengabdikan beberapa foto Mardianto dari tahun 2019, saat tahun tersebut Mardianto ditemukan sedang berada di atas pohon dekat tepi sungai, terlihat wajah Mardianto mulai menunjukkan sedikit perubahan, wajahnya lebih menghitam, janggutnya melebat, dan pelebaran kecil dibagian ujung pipi, ini menandakan wajah Mardianto sedang ditahap awal pertumbuhan flange-nya. Tahun berikutnya yaitu 2020, kami bertemu kembali dengan Mardianto sedang bersantai di atas pohon yang rimbun, kami sangat terkejut melihat pertumbuhan flange atau bantalan pipi Mardianto yang semakin lebar seperti mangkuk, begitu juga dengan tahun berikutnya yaitu 2021, terlihat bantalan pipi Mardianto semakin besar dan memipih lebar, sangat terlihat jelas saat kami mengamatinya yang sedang bergerak memanjat pohon.
Pada tahun 2022 hingga sekarang tim PRM masih berkesempatan bertemu Mardianto di hutan, ntah ia sedang beraktivitas di sekitar sungai dan meminum air, duduk di batang pohon yang sudah tumbang sambil mengamati sekitar layaknya raja hutan yang menguasai tempat, hingga berjalan-jalan santai di sekitar sungai. Sangat menakjubkan melihat perubahan morfologi wajah Mardianto, tidak hanya wajahnya, tubuhnya juga semakin besar dan rambutnya semakin lebat.
Baca juga: PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-11 NYARU MENTENG
Setelah mengalami perubahan pada wajahnya, beberapa orang akan sulit mengenali wajah orangutan Mardianto, namun tidaklah sulit bagi tim PRM. Sekilas memang terlihat seperti individu orangutan yang berbeda. Tetapi setiap orangutan memiliki ciri khas masing-masing. Seperti pada Mardianto yang memiiki ciri khas khusus pada bagian punggungnya membuat tim PRM mudah mengenali Mardianto walaupun mengalami perubahan.
Terima kasih untuk para rekan tim dari tahun ke tahun serta donatur yang mendukung tim pengamatan untuk orangutan yang sudah dilepasliarkan di alam liar. Kami sangat bangga dengan melihat kesejahteraan Mardianto yang kembali ke alam liar kemudian beradaptasi menjadi orangutan jantan seutuhnya!