TEMON & LAHEI MENGGEBRAK ATURAN HUTAN
Masih ingat dengan kisah Temon dan Lahei yang sempat menghilang dari sekolah hutan?
Di tengah-tengah kawasan daerah aliran sungai (DAS) Hiran, Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) di Kalimantan Tengah, sebuah pertemuan tak terduga dengan induk orangutan dan bayinya membangkitkan rasa penasaran sekaligus haru di antara tim Post-Release Monitoring (PRM) dari Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS). Awalnya, orangutan tersebut dikira adalah Hilda—orangutan betina lain yang juga telah dilepasliarkan. Namun, setelah diamati lebih lanjut dan dianalisis secara cermat, ternyata orangutan tersebut adalah Melisa.
Baca juga: LOKASI PELEPASLIARAN BARU UNTUK OPTIMALISASI
Melisa adalah orangutan hasil rehabilitasi yang telah dilepasliarkan ke TNBBBR pada Juni 2019. Sejak saat itu, ia berhasil beradaptasi dengan baik di alam liar, menyatu dengan kanopi hutan, dan hanya sesekali terlihat oleh tim pemantau kami. Pada pertengahan 2023, ia sempat terlihat kembali—kali ini dengan bayi kecil yang menempel erat di punggungnya.
Saat pertama kali terlihat kembali pasca pelepasliaran pada 2023, Melisa menunjukkan perilaku protektif yang sangat kuat. Bayi orangutan yang ia bawa masih sangat kecil, dan Melisa menjaga jarak dari tim pemantau kami. Ia segera menghilang ke dalam rimbunnya kanopi hutan, menyulitkan tim PRM kami untuk mendokumentasikan atau mengamati lebih lanjut. Dari pertemuan singkat itu, tim medis dan lapangan memperkirakan bayi tersebut lahir sekitar Juni 2023.
Baru-baru ini, tim kami akhirnya kembali melihat Melisa dan anaknya dengan lebih jelas. Meski kini diperkirakan berusia sekitar dua tahun, bayi tersebut masih terus menempel pada induknya. Hingga kini, tim kami belum bisa memastikan jenis kelaminnya karena kedekatan fisik yang masih sangat erat antara anak dan induk.
Kabar baiknya, baik Melisa maupun anaknya terlihat dalam kondisi sehat. Tim PRM kami mengamati keduanya dengan aktif mencari pakan alami dan berpindah-pindah dengan lincah di hutan. Ini menunjukkan bahwa Melisa telah berhasil beradaptasi dengan baik di alam liar dan mampu membesarkan anaknya tanpa bantuan manusia—sebuah pencapaian besar dalam upaya konservasi.
Baca juga: KEHIDUPAN BARU DI HUTAN BATIKAP
Kisah Melisa menjadi pengingat kuat akan pentingnya pemantauan jangka panjang dalam konservasi orangutan. Kemampuannya untuk bertahan hidup dan berkembang biak di hutan adalah buah dari proses rehabilitasi, pelepasliaran, dan pemantauan yang panjang dan penuh dedikasi. Kami akan terus mengikuti perkembangan Melisa dan anaknya, sambil berharap dapat mempelajari lebih lanjut tentang pertumbuhan si kecil ini.