TEMON & LAHEI MENGGEBRAK ATURAN HUTAN
Masih ingat dengan kisah Temon dan Lahei yang sempat menghilang dari sekolah hutan?
Upaya pemberdayaan masyarakat terus dilakukan oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) melalui berbagai inisiatif yang berkelanjutan. Salah satu program unggulan yang dijalankan oleh tim pemberdayaan masyarakat adalah budidaya lebah madu dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Program ini tidak hanya memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar, tetapi juga berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan di Samboja Lestari.
Pelatihan budidaya lebah madu sudah dimulai sejak 2023 lalu. Pelatihan ini menjadi awal dari pengembangan budidaya lebah madu di Samboja Lestari, yang kini memiliki demplot sekitar 11 boks. Jumlah ini juga masih memiliki potensi untuk terus berkembang seiring meningkatnya pengalaman dan pemahaman para peternak lebah. Budidaya ini telah menunjukkan hasil yang positif. Madu yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan selalu habis terjual setiap kali panen dengan harga Rp125.000 per botolnya. Kesuksesan ini menunjukkan tingginya permintaan pasar terhadap madu alami dari Samboja Lestari.
Baca juga: PEMBERDAYAAN BERKELANJUTAN MELALUI POHON AREN
Namun, tidak ada keberhasilan tanpa tantangan. Gangguan dari satwa liar seperti beruk (Macaca nemestrina) dan hama semut menjadi kendala dalam prosesnya. Untuk mengatasi hal ini, Yayasan BOS telah menerapkan langkah-langkah pencegahan, seperti pemasangan seling di boks lebah serta penggunaan grease untuk mencegah serangan semut. Selain itu, Yayasan BOS juga menjalin kerja sama dengan petani lebah madu di sekitar Samboja Lestari guna memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
Selain budidaya lebah madu, Yayasan BOS juga mengembangkan budidaya jamur tiram. Lokasi budidaya ini berada di area Samboja Lestari. Seperti halnya budidaya lebah madu, upaya ini juga menghadapi tantangan, salah satunya adalah gangguan hama tikus pada tahap awal pembuatan baglog.
Baca juga: PURUN: KOMODITAS LOKAL PENGGANTI PLASTIK
Meskipun masih dalam skala kecil, budidaya jamur tiram telah menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Jamur tiram yang dipanen dijual dengan harga Rp33.000 per kilonya, mengikuti harga pasaran yang berlaku. Tantangan utama dalam budidaya jamur tiram adalah keterbatasan kapasitas produksi, yang belum mampu memenuhi permintaan dalam skala besar. Namun, dengan komitmen dan pengelolaan yang lebih baik, peluang untuk memperluas skala produksi masih sangat terbuka.
Seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari pelatihan hingga pembuatan demplot untuk budidaya lebah madu dan jamur tiram, tidak lepas dari dukungan mitra dan masyarakat lokal. Program ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi yang baik dapat membantu menciptakan peluang ekonomi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi masyarakat sekitar Samboja Lestari.
Baca juga: PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT BERKELANJUTAN
Melalui budidaya lebah madu dan jamur tiram, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi tetapi juga semakin sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Program pemberdayaan ini adalah langkah nyata menuju kemandirian ekonomi yang selaras dengan upaya konservasi yang dilakukan Yayasan BOS. Dengan terus berkembangnya inisiatif ini, diharapkan lebih banyak Masyarakat sekitar Samboja Lestari yang dapat merasakan manfaatnya dan turut berperan dalam menjaga kelestarian alam.