Apakah kamu member?

PELEPASLIARAN ORANGUTAN SAMBOJA LESTARI (HARI KE-2 – FINAL)

Hari ini, Juminten dan Titin menyusul kawannya Leo pulang ke rumah sejati mereka, Hutan Kehje Sewen.

Berbeda dengan Leo yang diterbangkan ke Kehje Sewen dengan helikopter langsung dari Samboja Lestari, kedua orangutan betina ini harus jalan darat dulu, naik truk ke Sangatta, kira-kira 9 jam perjalanan dari Samboja Lestari. Didampingi drh. Agnes dan tujuh teknisi Samboja Lestari, Juminten dan Titin berangkat kemarin pukul 10.30 pagi dan tiba di Sangatta pada pukul 7 malam. Di sana, mereka menginap semalam di kandang transit PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan baru diterbangkan ke Kehje Sewen pada keesokan harinya, yaitu hari ini!

Persiapan bagi Juminten dan Titin

Hari ini, sejak pukul 6 pagi, drh. Agnes melakukan persiapan bagi pemberangkatan Juminten dan Titin ke Kehje Sewen. Dibantu para teknisi, drh. Agnes melakukan sedasi terhadap Juminten dan Titin agar bisa dipindahkan dari kandang transit ke kandang transportasi. Tak lupa, para teknisi menyiapkan bekal perjalanan berupa buah-buahan bagi Juminten dan Titin.
 
Dua kandang transportasi yang memuat Juminten dan Titin kemudian diangkut truk menuju bandara, sekitar 20 menit dari KPC. Helikopter Bell 412 milik National Utility Helicopter (NUH) telah menanti di sana, siap untuk mengantarkan Juminten dan Titin pulang ke rumah mereka.

Penerbangan Juminten dan Titin didampingi oleh drh. Agnes dan Ferdy, seorang teknisi dari Samboja Lestari. Tampak sesekali Ferdy menenangkan Juminten yang mulai gusar di dalam kandang transportnya dengan memberinya kacang.

Kabar Gembira dari Kehje Sewen

Meskipun semalam Kehje Sewen kembali dilanda hujan deras, pagi ini tim kami yang bertugas di Kehje Sewen memberi kabar gembira bahwa cuaca di sana cukup baik. Sungai Lesik yang kemarin banjir juga telah berangsur surut. Meskipun terlihat kabut di langit sebelah utara helipad Camp 103, tak berapa lama kemudian langit yang cerah menggantikannya.

Dari Sangatta, helikopter yang membawa Juminten dan Titin serta drh. Agnes dan Ferdy mulai mengudara pukul 9.10 pagi. Pada pukul 9.55 pagi, helikopter sukses mendarat di helipad Camp 103, Kehje Sewen. Penerbangan lancar tanpa hambatan.

Tim yang telah bersiap menyambut kedatangan helikopter menurunkan kandang Juminten dan Titin dari helikopter. Kandang Juminten yang pertama kali diturunkan dan dibawa ke sling penyeberangan Sungai Lesik, menyusul kemudian kandang Titin.

Proses penyeberangan kandang Juminten dan Titin tidak mengalami hambatan sama sekali. Setelah menyeberang Sungai Lesik, kandang transportasi mereka dibawa dengan mobil menuju sling penyeberangan kedua, yaitu di Sungai Lembu. Sukses menyeberang Sungai Lembu, kandang dua orangutan betina ini kemudian dibawa ke titik pelepasliaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Kandang Dibuka!

Titin dilepasliarkan 50 meter lebih jauh dari titik pelepasliaran Leo, sementara Juminten dilepasliarkan agak jauh dari Titin. Kedua kandang orangutan betina ini dibuka oleh Dr. Aldrianto Priadjati, Direktur Deputi Konservasi RHOI dibantu Eko Prasetyo, Koordinator Penyelamatan Orangutan RHOI. Kandang Juminten dibuka pada pukul 2.10 siang, sementara kandang Titin dibuka 10 menit kemudian. Begitu kandang dibuka keduanya sempat berjalan sebentar di lantai hutan sebelum akhirnya memilih pohon dan segera naik dengan gembira!

Selamat Menikmati Hutan, Juminten!

Baca juga: PELEPASLIARAN ORANGUTAN SAMBOJA LESTARI (HARI 1)


Kisah menyentuh di balik pelepasliaran ini dituturkan oleh Gozali (Jali), salah seorang teknisi Samboja Lestari yang ikut bertugas mengangkut kandang orangutan kandidat pelepasliaran ke titik pelepasliaran. Jali adalah saksi hidup Leo dan Juminten kecil, yang diselamatkan dari kebakaran hutan besar pada tahun 97-98 di Kalimantan Timur. Sebagai salah satu anggota tim penyelamat yang turut menyelamatkan Leo dan Juminten, Jali mengaku terharu menyaksikan mereka kini telah tumbuh dewasa dan akhirnya pulang ke hutan, rumah mereka yang sesungguhnya. Itu sebabnya Jali bersikeras untuk mengkuti kegiatan pelepasliaran ini, hanya untuk menyaksikan kedua sahabatnya itu menghirup kebebasan mereka. 

Selamat Datang di ‘Rumah’, Titin!

Perbedaan Kaltim dan Kalteng

Berbeda dengan kegiatan-kegiatan pelepasliaran dari Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah yang dapat melepasliarkan belasan bahkan puluhan orangutan sekaligus, Pusat Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari di Kalimantan Timur kali ini hanya bisa melepasliarkan tiga orangutan saja karena medan yang sangat berbeda dan jauh lebih sulit dari di Kalimantan Tengah.

Lanskap di Kalimantan Tengah umumnya datar dan jenis hutan rata-rata adalah hutan gambut yang juga datar. Sedangkan jenis hutan di Kalimantan Timur adalah hutan hujan yang tumbuh di areal yang berbukit-bukit, dibatasi sungai-sungai besar yang berarus deras dan rawan banjir. Karena itu, pelepasliaran di Kalimantan Timur terbilang memiliki kompleksitas yang sangat tinggi dan biayanya pun sangat besar.

Besar harapan kami agar upaya pelepasliaran ini terus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya dukungan finansial, transportasi dan logistik, supaya semakin banyak lagi orangutan Kalimantan Timur yang dapat menyusul Leo dan kawan-kawannya ke hutan.

Akhirnya Mereka Pulang

Akhirnya, kegiatan pelepasliaran Samboja Lestari telah selesai dilaksanakan. Leo, Juminten, dan Titin kini tinggal di rumah baru mereka di Hutan Kehje Sewen. Selamat menikmati kebebasan sejati di rimbunnya kanopi, Leo, Juminten dan Titin! Kami akan selalu mengawasimu.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup