Apakah kamu member?

MASA DEPAN BAGI ORANGUTAN YANG TIDAK BISA DILEPASLIARKAN

Sayangnya, tidak semua orangutan yang tidak dapat dilepasliarkan (unreleseable) seberuntung Kopral, yang bisa kembali ke pulau setelah perawatan untuk menjalani kehidupan semi-bebasnya. Orangutan lain seperti Pongi, mau tidak mau harus menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam kandang. 

Pongi adalah orangutan jantan dewasa yang diserahkan oleh warga Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. Menurut teknisi yang merawatnya, Pongi dikenal sebagai orangutan yang penurut sekaligus tidak sabar. Jika tidak segera mendapatkan perhatian, ia akan berusaha menarik perhatian dengan membuat kegaduhan di kandangnya.

Baca juga: KOPRAL DALAM MASA PEMULIHAN KESEHATANNYA

Pongi tinggal di kompleks kandang individu dan mendapatkan perawatan intensif karena penyakit orangutan respiratory disease syndrome (ORDS). Ia didiagnosis menderita radang kantung udara (airsacculitis) dan gejala awalnya pertama kali muncul pada April 2013. Selama ini, Pongi selalu mendapatkan perawatan nebulisasi sebanyak dua kali sehari. Selain itu, ia juga harus diberikan obat anti radang selama hidupnya. Beruntung kondisi Pongi tidak bertambah parah. Pongi dapat menerima proses nebulisasi dengan baik. 


Pongi biasanya akan merajuk jika tidak diberi daun terlebih dahulu selama proses nebulisasi. Jadi, sebelum mulai nebulisasi, tim medis kami akan memberinya beberapa lembar daun. Dia sangat menyukai daun-daunan yang diberikan. Selain dimakan, biasanya dia akan menggunakan daun-daunan tersebut untuk bermain, seperti mengalungkannya pada leher atau diletakkan di atas kepala. Ia juga sangat pandai dalam membuat sarang menggunakan daun-daunan tersebut.

Baca juga: KECEKATAN KHEAL YANG TIADA HABISNYA

Baru-baru ini, kandang Pongi mengalami kerusakan dan ia harus dipindahkan ke kandang baru di blok lain. Ia terlihat senang dengan kandang barunya, terbukti ia suka memanjat dan bersantai di hammock yang disediakan di dalam kandang. Tidak banyak yang bisa dilakukan Pongi di dalam kandang, karena wilayah geraknya yang terbatas. Namun, jangan remehkan sikap agresifnya jika merasa terganggu. Suatu hari ketika teknisi kami membersihkan sisa dedaunan dari dalam kandangnya, ia menujukkan kemarahannya dan mencoba untuk mempertahankannya dengan gigih, meski dengan ruang yang terbatas.

Tenang, Pongi. Tidak ada yang mau mengambil mainanmu!

Ingin tahu lebih lanjut mengenai cerita Pongi dan orangutan unreleaseable lainnya? Anda dapat turut mendukung dan mengikuti setiap perkembangan tahapan rehabilitasi mereka dengan melakukan adopsi pada tautan berikut! 




ADOPSI DI SINI

Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup